
Wawasan
Penambahan Petugas Perempuan Jawab Kebutuhan Jamaah Wanita
Masih ada pemahaman fiqih yang menyulitkan perempuan.
Kementerian Agama sudah melansir jika petugas perempuan pada musim haji 2023 akan bertambah. Kebutuhan petugas perempuan memang tidak bisa dielakkan mengingat banyaknya lansia yang menjadi jamaah haji. Tak hanya itu, 52 persen dari jamaah adalah perempuan.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana melihat dan meningkatkan pelayanan haji dalam perspektif perempuan bagi jamaahnya, wartawati Republika Imas Damayanti mewawancarai Komisioner Komnas Perempuan Prof Alimatul Qibtiyah melalui sambungan telepon, Kamis (11/5/2023). Berikut kutipannya.

Bagaimana tanggapan Anda mengenai kebijakan penambahan petugas haji perempuan?
Penambahan (petugas haji perempuan) itu sangat bagus karena memang ada kebutuhan-kebutuhan praktis jamaah perempuan itu yang kadang-kadang harus diperhatikan oleh pembimbing perempuan itu sendiri. Sehingga menurut saya ini kebijakan yang baik, bagaimana meningkatkan keterlibatan perempuan di area-area yang bersifat ibadah, yang mana selama ini dianggap sesuatu yang tabu, yang berhubungan dengan persoalan-persoalan ibadah.
Urgensi penambahan petugas haji ini seperti apa?
Karena saya datanya tidak ada di tangan ya, tapi yang saya tahu yang saya alami bahwa pembimbing haji, ketua regu haji, ketua rombongan, yang perempuan itu masih minim sekali. Padahal kita tahu, yang namanya pembimbing itu kan mengarahkan hal-hal yang sifatnya praktis yang itu menjadi kebutuhan perempuan, entah itu karena kebutuhan reproduksinya yang tidak dialami oleh laki-laki, juga karena persoalan lansianya--kalau ini, laki-laki dan perempuan juga lansia, ya. Sehingga kadang-kadang isu-isu yang terkait dengan perempuan banyak yang jamaah haji itu nyaman bercerita dengan perempuan. Sehingga menjadi penting sekali penambahan petugas haji perempuan ini.
Apa itu kebutuhan-kebutuhan praktis perempuan?
Kebutuhan praktis itu seperti perempuan dengan kebutuhan reproduksinya dan kebutuhan perempuan dengan toilet dan penafsiran yang lebih ramah terhadap perempuan. Pengalaman saya saat berangkat haji tahun 2014 bersama suami, itu yang saya lihat ada beberapa kebijakan-kebijakan haji itu masih belum memenuhi kebutuhan-kebutuhan praktis perempuan. Contohnya ya, saat itu kami sedang berada di Mina, antrean kamar mandi lebih panjang perempuan di banding laki-laki--saat itu ya, tidak tahu kalau saat ini karena sudah tujuh tahun lalu.
Misalnya, jumlah toilet di Mina, apalagi ada pemahaman-pemahaman fikih yang mana harus menutup aurat keseluruhannya dari kepala sampai harus kaki itu ditutup kaus kaki. Nah, itu kan justru membuat antrean (toilet) makin lama. Itu yang kadang-kadang yang bikin saking lamanya. Nah, itu kan jadi menyulitkan perempuan, coba ada pembimbing perempuan mungkin akan bisa dibicarakan, bagaimana sebetulnya persoalan-persoalan yang berbeda terkait dengan aurat ketika melakukan ibadah haji itu bisa dicarikan solusi.
Apakah kebijakan penambahan petugas haji perempuan ini cukup akomodatif?
Ini kebijakan yang bagus dan sangat penting untuk segera dilakukan. Kami dari Komnas Perempuan sangat mendukung keterwakilan perempuan sebagai pemimpin jamaah haji.
Apa saja posisi dominan untuk pembimbing perempuan?
Di area-area yang tepatnya, di isu-isu kebutuhan praktis perempuan, yang selama ini kurang cukup terpenuhi. Soalnya di mana-mana penafsiran itu harus menutup dengan kaus kaki, di mana-mana. Nah itu kan juga kadang-kadang, ya oke berpemahaman seperti itu, tapi jika diimplementasikan maka akan menambah antrean toilet.
Tahun 2014, pas (berangkat) haji, saya lakukan advokasi, saya pergi ke perpustakaan itu di lantai dua Masjidil Haram. Bayangkan, perempuan cuma dikasih akses (ke perpustakaan) di hari Kamis dari Ashar sampai Maghrib. Nah, kalau mau ke perpustakaan lagi, ya seminggu lagi.
Maka saya beranikan diri menghadap ketua perpustakaan, saya ucapkan 'Assalamualaikum, tholabul ilmi faridhotun ala kulli muslimin wal-muslimat', saya sampaikan aspirasi saya mengenai akses ke perpustakaan yang minim bagi perempuan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Umpan Beckham, Gol Messi, dan Nelangsa Buruh
Para pekerja rantai pasokan Adidas mengeklaim disalahi.
SELENGKAPNYABidan, Bagaimana Menunaikan Zakatnya?
Profesinya sebagai bidan, maka berlaku seluruh ketentuan zakat profesional.
SELENGKAPNYA‘Nak, Temanmu Mati Syahid’
Menjelaskan kematian anak-anak akibat serangan Israel jadi tantangan.
SELENGKAPNYA