ILUSTRASI Abu Darda memiliki dua istri yang dinikahinya beda rentang waktu. Masing-masing merupakan wanita salehah. | Pixabay

Kisah

Kisah Dua Istri Abu Darda

Abu Darda memiliki dua istri, al-Kubra dan ash-Shugra, yang masing-masing bersifat salehah dan penyabar.

Begitu banyak nilai kebaikan yang dapat diambil dari kisah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, termasuk para tabiin. Salah satunya adalah nilai-nilai kesetiaan yang dipegang teguh seorang istri kepada suaminya.

Nilai kesetiaan inilah yang ditunjukan oleh Ummu Darda ash-Shugra kepada sang suami, Abu Darda Uwaimir al-Anshari. Lelaki itu merupakan salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang dikenal memiliki kekayaan ilmu dan kezuhudan.

Nama asli Ummu Darda ash-Shugra adalah Hujaimah binti Huyay al-Awshabiyah. Muslimah ini berasal dari Bani Washshab, sebuah kabilah yang bertempat tinggal di Himyar. Ia telah menjadi yatim sejak masih kecil, hingga akhirnya diasuh oleh Abu Darda.

Semasa diasuh Abu Darda, Hujaimah selalu diikutsertakan dalam majelis-majelis ilmu dan shalat berjamaah bersama kaum laki-laki. Namun, saat menginjak usia akil baligh, Hujaimah akhirnya bergabung dengan majelis ilmu kaum perempuan.

Sejak kecil kerap mengikuti majelis-majelis ilmu, Hujaimah pun tumbuh menjadi perempuan yang cerdas dan pintar, terutama dalam ilmu hadis. Hujaimah mendapatkan kesempatan untuk mempelajari Alquran langsung kepada para ahli.

Tidak hanya memiliki bacaan Alquran yang bagus, ia juga mempunyai pemahaman yang baik terhadap ayat-ayat Alquran. Selain itu, sang Muslimah disebut-sebut sebagai salah satu murid kesayangan Ummul Mukminin ‘Aisyah binti Abu Bakar, khususnya dalam mempelajari hadis-hadis.

Tidak hanya itu, Hujaimah juga dikenal sebagai penghafal Alquran. Berbagai keutamaan yang dimiliki sang hafizah pun membuat Abu Darda akhirnya meminangnya. Hal ini dilakukan Abu Darda usai ditinggal wafat istrinya yang pertama, Khairah binti Hadrad.

Untuk membedakannya dengan Khairah, Hujaimah dipanggil dengan sebutan Ummu Darda ash-Shugra (yang lebih kecil). Khairah alias Ummu Darda al-Kubra berperan dalam periwayatan hadis mengenai sikap proporsional terhadap dunia.

Ummu Darda begitu menghormati dan mencintai suaminya. Ia pun tidak melepaskan kesempatan untuk bisa menimba ilmu dari sang suami. Bahkan, Ummu Darda pernah meminta kepada Allah SWT untuk bisa dikumpulkan lagi dengan suaminya di surga kelak.

"Ya Allah, Abu Darda telah meminangku dan menikahiku di dunia ini. Oleh karena itu, Ya Allah, saat ini aku memintanya kepada-Mu, agar kelak ia menjadi suamiku ketika di surga kelak."

Ternyata, doa ini didengar oleh Abu Darda. Sahabat yang pernah dipercaya Khalifah Umar bin Khattab memimpin Negeri Syam itu kemudian berkata, "Kalau begitu, jangan engkau menikah lagi sepeninggalku."

 

Perkataan Abu Darda ini pun dipegang teguh oleh Ummu Darda ash-Shugra sepanjang hidupnya.

Perkataan Abu Darda ini pun dipegang teguh oleh Ummu Darda ash-Shugra sepanjang hidupnya. Ummu Darda tidak pernah menikah lagi, meskipun sempat datang lamaran dari pendiri Dinasti Umayyah, Muawiyah bin Abi Sufyan.

Dengan tegas, Ummu Darda menolak pinangan dari Muawiyah dengan berkata, "Tidak, demi Allah, aku tidak akan menikah lagi di dunia ini, sehingga kelah Allah menikahkanku dengan Abu Darda di surga-Nya."

Inilah bukti kesetiaan dan ketaatan Ummu Darda kepada suami sekaligus janjinya untuk tetap menjanda sepanjang hidupnya.

 

Selain setia, Ummu Darda juga dikenal sebagai sosok yang memiliki kedalaman ilmu.

Selain setia, Ummu Darda juga dikenal sebagai sosok yang memiliki kedalaman ilmu agama, ahli ibadah, dan zuhud. Selain belajar dengan sang suami, Ummu Darda juga memiliki kesempatan belajar kepada Salman al-Farisi, Abu Hurairah, Abu Malik al-Anshari, Fadhalah bin Ubaid, serta Ummul Mukminin Aisyah.

Namun, Ummu Darda juga tidak segan untuk membagi ilmunya. Utsman bin Hayyan, maula Ummud Darda mengisahkan, "Aku pernah mendengar Ummu Darda berkata, 'Bagaimana kiranya keadaan salah seorang di antara kalian yang mengatakan: Ya Allah, berilah aku rezeki, sementara dia tahu bahwa Allah SWT tidak menurunkan hujan dinar ataupun hujan dirham dari langit.

Namun, Allah berikan rezeki sebagian dari sebagian yang lain. Karena itu, barang siapa diberi, hendaknya menerima pemberian itu. Barangsiapa berkecukupan, hendaknya memberi saudaranya yang memiliki kebutuhan. Dan jika dia fakir, hendaknya meminta tolong kepadanya untuk memenuhi kebutuhannya, dan janganlah dia menolak rezeki yang telah Allah berikan kepadanya'."

Jangan abaikan dunia

Ada sebuah hadis yang muncul karena kisah Abu Darda dan istri pertamanya, Khairah alias Ummu Darda al-Kubra. Pada masa-masa awal di Madinah, Rasulullah SAW mempersaudarakan Abu Darda dengan Salman al-Farisi.

Pada suatu hari, orang muhajirin itu mengunjungi rumah sahabat Ansharnya tersebut. Sesampainya di sana, Salman melihat bahwa Ummu Darda al-Kubra tampil kusut. “Bagaimana kondisimu, wahai Ummu Darda?” tanyanya.

“Saudaramu, Abu Darda, tak lagi membutuhkan dunia,” kata wanita ini. Jawaban tersebut mengisyaratkan bahwa kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Sebab, sang kepala keluarga cenderung berfokus pada ibadah, alih-alih mengurus keluarga di rumah.

Tak lama kemudian, datanglah Abu Darda. Ia lalu menghidangkan makanan untuk sahabat Nabi SAW berdarah Persia itu. “Mari makan bersama,” kata Salman.

“Tidak, aku sedang berpuasa (sunah),” jawab Abu Darda.

“Aku tak akan makan sampai kau ikut makan,” kilah Salman.

Maka, Abu Darda pun membatalkan puasanya dan ikut makan.

Saat memasuki malam hari, Abu Darda memulai malamnya dengan hendak mengerjakan shalat. Salman berkata padanya, “Tidurlah.”

Abu Darda pun tidur. Namun, memasuki waktu tengah malam, Abu Darda hendak shalat lagi.

Salman bangun dan berkata kepadanya, “Tidurlah.”

Saat akhir malam, barulah Salman membangunkannya seraya berkata, “Sekarang, shalatlah.”

Keduanya pun mengerjakan shalat malam. Usai itu, Salman berpesan pada sahabatnya ini, “Sesungguhnya, Tuhanmu punya hak atas dirimu. Dirimu sendiri punya hak juga. Keluargamu juga punya hak atas dirimu. Karena itu, tunaikanlah masing-masing hak tersebut."

 

Sesungguhnya, Tuhanmu punya hak atas dirimu. Dirimu sendiri punya hak juga. Keluargamu juga punya hak atas dirimu. Karena itu, tunaikanlah masing-masing hak tersebut.

Keesokan harinya, Abu Darda menceritakan perihal pesan Salman itu kepada Rasulullah SAW. “Salman benar,” sabda beliau.

Sifat Warak Sahabat Nabi, Abu Dujanah

Abu Dujanah khawatir bila anaknya memakan buah kurma yang bukan haknya.

SELENGKAPNYA

Keberhasilan Misi Abdullah bin Unais

Abdullah bin Unais sukses menjalankan sebuah misi penting yang diinstruksikan Rasulullah SAW.

SELENGKAPNYA

Abdurrahman bin Abu Bakar, Mujahid Hingga Ujung Usia

Putra Abu Bakar ash-Shiddiq ini semula memusuhi Islam, baik di kancah Badar hingga Uhud.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya