Anggota Pusat Islam Abubakar As-Saddique berlutut saat shalat Ashar pada Kamis (12/5/2022), di Minneapolis. | AP/Jessie Wardarski

Internasional

Misteri Terbakarnya Masjid-Masjid di Minneapolis

Tiga masjid di Minneapolis terbakar setahun belakangan.

Pada Ahad (23/4/2023), seorang pria bermasker terekam kamera pengawas memasuki Masjid Omar Islamic Center, yang terletak di lantai dua Mal 24 di selatan Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat. Ia terlihat membawa kantong kertas coklat. Pria yang tertangkap kamera ini terlihat mengenakan hoodie hitam dan celana jeans biru muda.

Kamera keamanan juga menunjukkan tersangka laki-laki ini memasuki masjid pada pukul 18.55 waktu setempat. Ia melepas sepatunya sebelum langsung menuju ke kamar mandi.

Tak lama, api menyala dari bagian kamar mandi tersebut. Pria mencurigakan itu kemudian terlihat kehabisan tenaga pada pukul 19.04 waktu setempat dan berlari keluar gedung tanpa alas kaki dan tas.

Jamaah masjid tak sempat mengejar karena sibuk dalam upaya memadamkan api sebelum menyebar. Tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan.

Satu hari setelah kejadian, Anggota Dewan Ward 6 Jamal Osman, Kepala Polisi Minneapolis Brian O'Hara dan staf MPD lainnya lantas berkeliling masjid. Mereka juga mendengarkan keprihatinan dari para pemimpin masjid.

Dalam kesempatan itu, O'Hara menyebut dirinya menanggapi insiden yang terjadi di masjid ini dengan serius. Di hari yang sama, pengawas polisi juga disebut akan menanggapi panggilan layanan yang berasal dari tempat ibadah.

"Kejadian ini berpotensi merupakan kejahatan pembakaran yang terjadi di rumah ibadah, jadi sekarang ada potensi pelanggaran federal," kata Brian O'Hara dilansir media lokal Mineapolis twincities.com.

Tak lama setelah membuat pernyataan ini dan sekitar 24 jam setelah kebakaran pertama, kebakaran lain dilaporkan terjadi di masjid lain yang berjarak hanya beberapa menit. Kejadian ini dilaporkan tepat sebelum pukul 19.00 malam waktu setempat.

photo
Seorang imam memimpin shalat Jumat di masjid Dar Al-Hijrah di Minneapolis pada Kamis (13/5/2022). - (AP/Jessie Wardarski)

Petugas pemadam kebakaran Minneapolis menanggapi laporan kebakaran yang terjadi di Masjid dan Pusat Komunitas Al Rahma di 27th Street dan Bloomington Avenue.

Dari bangunan tiga lantai itu terlihat asap yang keluar dari atap, tetapi tidak ada api. Kebakaran yang terjadi di lantai tiga ini untungnya tidak menimbulkan korban.

“Ini jelas kebakaran yang baru saja terjadi, penyelidikan masih dalam tahap awal, tapi ini terlalu kebetulan. Kami sedang menyelidiki ini seolah-olah ini adalah pembakaran, seolah-olah ini terhubung, sampai terbukti sebaliknya," kata O'Hara di tempat kejadian, Senin (24/4/2023) malam.

Petugas pemadam kebakaran menemukan api di lantai tiga Masjid Al Rahma dan mengevakuasi beberapa orang termasuk anak-anak. Tidak ada yang terluka, dan penyelidik masih bekerja untuk menentukan penyebabnya.

photo
Polisi Minneapolis telah meminta bantuan masyarakat dalam mengidentifikasi kemungkinan tersangka terkait dengan insiden terpisah di masjid daerah pada Ahad (23/4/2023) dan Senin (24/4/2023). - (Minneapolis Police Department)

Departemen Kepolisian Minneapolis bermitra dengan FBI menyelidiki kemungkinan motif bias di balik upaya pembakaran di dua masjid di Minneapolis tersebut. Kedua masjid jaraknya kurang dari 1,6 kilometer.

Komunitas Muslim Minnesota mengatakan, kebakaran-kebakaran ini merupakan salah satu contoh meningkatnya serangan terhadap tempat ibadah mereka. Direktur Eksekutif CAIR-Minnesota Jaylani Hussein menyebut, insiden yang terjadi akhir pekan itu menandai serangan ketiga yang diketahui terjadi di sebuah masjid di Minnesota tahun ini. 

Ia pun menyebut pihaknya tidak ingin akibat kejadian ini komunitas Muslim setempat menjadi takut dan tidak datang ke masjid, atau berperilaku sangat berbeda. 

"Apa yang kami ingin mereka lakukan adalah lebih waspada,  kami ingin mereka meningkatkan keamanan. Dan kami ingin mereka menyadari bahwa kita berada di bawah ancaman," kata dia dikutip di twincities.com, Kamis (27/4/2023).

photo
Seorang wanita dan seorang anak berpegangan tangan saat mereka berjalan menyusuri jalan di lingkungan Cedar-Riverside yang didominasi etnis Somalia di Minneapolis pada Kamis, 12 Mei 2022. - (AP/Jessie Wardarski)

Anggota Dewan Jamal Osman menyebut kebebasan beragama memberi setiap pihak kebebasan untuk menjalankan ibadahnya. Ia pun mengimbau agar tidak ada pihak yang merasa ketakutan akibat hal ini.

“Banyak orang ketakutan saat ini dan masyarakat sangat prihatin. Saya sangat berharap kita bisa berbuat lebih banyak dan bisa menjadi lebih baik. Saya berharap mereka (pihak berwajib) menangkap orang yang menciptakan semua ketakutan ini," ucap dia.

Pada pertemuan Senin sore, Kepolisian Minneapolis memberi laporan bahwa mereka melakukan penyelidikan dan bekerja sama dengan FBI. Namun, hingga saat ini belum ada penangkapan dan mereka masih dalam penyelidikan aktif.

Tidak jelas apakah kedua kebakaran itu terkait, tetapi kebakaran yang terjadi di akhir pekan itu terkait dengan kebakaran di masjid yang sama tahun lalu. 

Polisi Minneapolis mengkonfirmasi pria yang sama berada di balik upaya pembakaran di masjid Masjid Omar Islamic Center tahun lalu. Rekaman video yang ada juga menunjukkan dia menyemprot tulisan "500" di gedung-gedung terdekat yang menjadi tempat bisnis Somalia.  

photo
Muadzin mengumandangkan adzan, pada Kamis (12/5/2022), di Pusat Islam Abubakar As-Saddique di selatan Minneapolis. - (AP/Jessie Wardarski)

Adzan pertama

Insiden di masjid-masjid itu juga terjadi tak lama setelah kemajuan yang diupayakan Muslim di Minneapolis. Pada 14 April lalu, Pemerintah Kota Minneapolis menjadi kota besar Amerika pertama yang mengizinkan siaran adzan tanpa batas. Kebijakan baru ini memungkinkan adzan disuarakan melalui pengeras suara lima kali sehari, sepanjang tahun.

Dewan Kota Minneapolis, dengan suara bulat, memilih untuk mengubah peraturan kebisingan kota. Aturan tersebut sebelumnya telah mencegah suara adzan pagi dan malam pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, karena terjadi di saat pembatasan kebisingan yang lebih ketat diberlakukan.

"Konstitusi tidak tidur di malam hari. Minneapolis harus menunjukkan kepada dunia bahwa negara yang didirikan berdasarkan kebebasan beragama menepati janjinya," kata Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Minnesota, Jaylani Hussein, dikutip di Charlotte Observer, Jumat (14/4/2023).

Pemungutan suara yang dilakukan Kamis (14/4/2023) itu seolah menandai puncak dari upaya selama bertahun-tahun, untuk memungkinkan lebih banyak seruan shalat disiarkan di Minneapolis. Di kota ini, populasi imigran Afrika Timur yang berkembang pesat menyebabkan masjid menghiasi lanskap.

Tiga anggota dewan, Aisha Chughtai, Jeremiah Ellison dan Jamal Osman, adalah Muslim. "Dewan Kota berisi 13 orang, jadi itu kaukus nyata," kata Ellison sebelum pemungutan suara dengan hasil 12-0 karena satu anggota tak hadir.

Tidak hanya menghasilkan suara bulat, keputusan tersebut juga tidak menimbulkan tentangan komunitas yang terorganisir. Walikota Jacob Frey diperkirakan akan menandatangani tindakan tersebut dalam waktu sepekan.

"Minneapolis telah menjadi kota untuk semua agama. Suara adzan 'Allahu Akbar' membawa pesan di luar keyakinan spesifik Islam," kata Imam Mohammed Dukuly dari masjid Masjid An-Nur di Minneapolis. Ia termasuk di antara beberapa pemimpin Muslim yang menyaksikan pemungutan suara di ruang dewan.

Tiga tahun lalu, pejabat kota bekerja sama dengan masjid Dar Al-Hijrah di lingkungan Cedar-Riverside mengizinkan adzan disiarkan di luar ruangan lima kali sehari, selama Ramadhan.

photo
Jamaah mengikuti shalat Jumat di masjid Dar Al-Hijrah di Minneapolis pada Kamis (13/5/2022). - (AP/Jessie Wardarski)

Sepanjang tahun lalu kota ini mengizinkan siaran adzan, tetapi hanya antara pukul 07.00 pagi dan 22.00 malam. Adanya aturan pembatasan suara membuat adzan Subuh, Maghrib dan Isya menjadi dikecualikan.

Selama audiensi publik baru-baru ini di Balai Kota, para pemimpin Kristen dan Yahudi telah menyatakan dukungan untuk memperpanjang waktu adzan.

Anggota Dewan Lisa Goodman, mencatat bahwa panggilan ibadah Yahudi tidak menghadapi batasan hukum. Pengamat juga menyebut lonceng gereja secara teratur berdentang bagi orang Kristen. Namun, mengumandangkan adzan lebih dari sekadar masalah hukum abstrak bagi umat Islam. “Saya merasa senang mendengar adzan dari masjid setempat," ucap Osman.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat