Kendaraan menerobos banjir di Kawasan Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/1/2023). | Republika/Wihdan Hidayat

Nasional

Waspadai Cuaca Ekstrem Saat Arus Mudik

Hujan lebat berpotensi terjadi di enam wilayah pada 15-21 April.

JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik untuk meningkatkan kewaspadaan selama arus mudik dan balik. BMKG memprakirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah sepanjang masa mudik Lebaran 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di enam wilayah selama periode 15-21 April. Wilayah tersebut adalah Aceh, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Papua.

Sementara itu, daerah lain yang juga perlu disikapi dengan meningkatkan kewaspadaan yaitu Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jabodetabek, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Barat.

photo
Pengendara menggunakan ponco saat hujan di kawasan Ngabean, Yogyakarta, Rabu (28/12/2022). - (Republika/Wihdan Hidayat)

"Untuk periode 22-28 April, daerah merah (potensi hujan lebat) masih relatif sama, yaitu di Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Kemudian, daerah merah untuk arus balik 29 April-5 Mei yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua," kata Dwikorita dalam keterangannya pada Senin (10/4/2023).

Dwikorita menjelaskan, Indonesia saat ini memasuki masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi. Beberapa waktu yang lalu, BMKG telah memprediksi musim kemarau akan lebih awal terjadi pada bulan April meliputi wilayah Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Jawa Timur.

Sedangkan, wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatra bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

"Saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, arah angin bertiup sangat bervariasi sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya. Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam," ujar Dwikorita.

 
Menjelang sore hari, awan kumulonimbus ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.
DWIKORITA KARNAWATI, Kepala BMKG
 

Dwikorita menjelaskan, awan kumulonimbus (CB) cenderung tumbuh pada saat pagi menjelang siang. Ciri bentuknya seperti bunga kol, warnanya keabu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari, awan kumulonimbus ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.

"Kondisi ini yang menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor," ucap Dwikorita.

Oleh karena itu, Dwikorita menekankan, aspek keselamatan wajib diperhitungkan matang oleh para pemudik. "Maka dari itu, kami mengimbau kepada seluruh pemudik, penyedia jasa transportasi, dan operator transportasi untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem selama arus mudik," ucap Dwikorita.

photo
Anggota TNI mengevakuasi sejumlah warga dari rumahnya yang terendam banjir di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (27/1/2023). - ( ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)

Imbauan juga disampaikan PT Trans Marga Jateng selaku operator Jalan Tol ruas Semarang- Solo. PT TMJ mengimbau para pemudik maupun pengguna jalan untuk mewaspadai genangan air di permukaan badan jalan tol.

Curah hujan yang masih tinggi di sejumlah wilayah di ruas jalan Tol Semarang-Solo, seperti Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan sebagian Kabupaten Boyolali, menyebabkan adanya potensi genangan pada permukaan aspal maupun rigit badan jalan tol.

Pada kondisi tertentu, ban mobil dapat kehilangan daya cengkeram akibat menerjang genangan air di permukaan jalan (aquaplaning). Tak jarang, aquaplaning menjadi pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas karena mobil tiba-tiba kehilangan kendali pada kecepatan yang tinggi.

Direktur Utama (Dirut) PT TMJ Prajudi menyampaikan, berdasarkan koordinasi dengan BMKG Semarang, pihaknya mendapatkan informasi bahwa pada masa arus mudik/balik Idul Fitri 1444 Hijriyah 2023 masih berpotensi turun hujan. Oleh karena itu, hal yang penting untuk diwaspadai oleh para pemudik di jalan tol adalah faktor cuaca. Terlebih BMKG memprakirakan awal musim kemarau di Jawa Tengah akan berlangsung pada Mei 2023.

“Artinya, sepanjang April 2023 ini hujan masih berpotensi terjadi pada saat masyarakat melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman,” ungkapnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (10/4).

Dalam kondisi intensitas yang tinggi, hujan juga bisa mengganggu jarak pandang pengemudi dan jamak mengakibatkan terjadinya genangan air di badan jalan. “Untuk itu, para pengemudi wajib mewaspadai genangan air ini,” ujarnya.

photo
Foto udara sejumlah kendaraan roda empat melaju di Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022). \- (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Untuk mengantisipasi genangan air di badan jalan, PT TMJ juga melakukan antisipasi dengan melakukan pemantauan potensi genangan di sepanjang ruas Tol Semarang-Solo. Ini merupakan salah satu kiat untuk mengetahui dan mendeteksi apakah ada genangan air di permukaan jalan atau tidak saat kondisi hujan.

“Setelah kami cek, alhamdulillah, untuk ruas Tol Semarang-Solo (baik jalur A maupun jalur B) tidak terpantau ada genangan air,” lanjutnya.

Meskipun tidak ditemukan adanya genangan air, kata Prajudi, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih tetap berpotensi menimbulkan adanya air yang mengalir di permukaan jalan. Ia juga mengimbau kepada para pengguna jalan tol untuk menghindari kecelakaan lalu lintas yang mungkin disebabkan oleh aquaplaning.

“Misalnya dengan menjaga kecepatan maksimal tidak lebih dari 70-80 kilometer per jam karena air mengalir di permukaan jalan tetap ada,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Sandiaga Sudah Pamit ke Prabowo?

Peluang Sandiaga kembali ikut Pilpres 2024 akan terbuka bila keluar dari Gerindra.

SELENGKAPNYA

Kala Lansia Belajar Huruf Hijaiyah

Di tengah segala keterbatasan dalam usia senja, para lansia tetap bersemangat untuk bisa membaca Alquran.

SELENGKAPNYA

Olahraga Tetap Penting, Terlepas Angka di Timbangan

Olahraga mengurangi tingkat stres, dan mendorong penurunan gejala depresi.

SELENGKAPNYA