
Internasional
Provokasi Israel di Al-Aqsha Menjadi-jadi pada Ramadhan
Israel menghancurkan 953 bangunan Palestina sepanjang tahun lalu.
RAMALAH — Aksi-aksi kaum ekstremis Yahudi dari Israel kian menjadi-jadi selama Ramadhan ini. Selain penyerangan-penyerangan oleh pemukim ilegal yang terus terjadi, gangguan dan provokasi di Masjid al-Aqsha juga terus dilakukan.
Sebuah kelompok pemukim Israel telah meminta pendukung untuk membawa hewan hidup ke kompleks Masjid Al-Aqsa minggu depan. Hewan tersebut akan disembelih dan dikorbankan pada kesempatan Paskah.
Gerakan ekstremis Temple Mount meminta para pengikutnya, pada Selasa (4/4) malam untuk berkumpul di pintu masuk kompleks Masjid al-Aqsha pada malam hari raya Paskah Yahudi, yang akan berlangsung pada 5 April.
Para pendukung diminta untuk membawa hewan untuk disembelih di dalam kompleks al-Aqsha, situs tersuci ketiga dalam Islam dan area di mana doa dan ritual non-Muslim dilarang berdasarkan kesepakatan lama.
Watch: Israeli occupation forces storm the courtyards of Al-Aqsa Mosque in the occupied city of #Jerusalem.#الاقصى_يستغيث #القدس #رمضان6 #رمضان_الخير_2023 pic.twitter.com/Ejw02vgtkx — Wafa News Agency - English (WAFANewsEnglish) March 28, 2023
Direktur Masjid al-Aqsa, Sheikh Omar Al Kiswani, mengatakan bahwa pengumuman itu sangat berbahaya. Dia bersumpah bahwa otoritas masjid akan menghentikan rencana pemukim untuk melakukan kurban.
"Inilah yang kami sampaikan kepada pendudukan, dan kami menuntut agar mereka mengendalikan pemukim ekstremisnya," katanya, dilansir dari New Arab, Kamis (30/3).
Analis politik Rasem Obeidat memperingatkan bahwa pengorbanan ini akan menyebabkan "ledakan" ketegangan di gerbang kompleks al-Aqsa.
“Jika mereka mengeluarkan ancaman mereka dengan dukungan dari pemerintah ekstremis mereka, masalah mungkin meledak di seluruh wilayah Palestina, seperti pertempuran Saif Al-Quds ("Pedang Yerusalem") yang terjadi pada Mei 2021," kata Obeidat, yang merujuk pada konflik 10 hari antara Hamas dan Israel pada tahun 2021 yang dipicu oleh serangan polisi Israel terhadap jamaah di al-Aqsha.
Puluhan pemukim Israel menyerbu kompleks Masjid al-Aqsha pada Rabu dini hari, yang telah menjadi kejadian biasa di situs suci Islam tersebut. Mereka sering masuk dengan perlindungan ketat polisi untuk memprovokasi jamaah Muslim dan melakukan ritual di kompleks yang berada di bawah pengawasan Yordania.
Hal itu terjadi di tengah peningkatan kekerasan di Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat setelah pembentukan pemerintahan sayap kanan di Israel. Setidaknya 90 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel pada tahun 2023.
Penghancuran
Sementara, Uni Eropa mengatakan Israel menghancurkan 953 bangunan Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, sepanjang tahun lalu. Menurut Uni Eropa, itu merupakan jumlah tertinggi yang tercatat sejak 2016.
Watch: Israeli occupation forces suppress a Palestinian family while demolishing its industrial structure in the village of Deir Ballout, west of the occupied West Bank city of Salfit. pic.twitter.com/9tEGiwFsxk — Wafa News Agency - English (WAFANewsEnglish) March 28, 2023
“Pada 2022, total 953 bangunan dihancurkan atau disita di seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem,” kata Kantor Perwakilan Uni Eropa untuk Palestina dalam sebuah pernyataan, Selasa (28/3), dikutip laman Middle East Monitor.
Menurut keterangan Uni Eropa, dari total bangunan yang dihancurkan, sebanyak 781 di antaranya berlokasi di Area C Tepi Barat yang berada di bawah kendali penuh militer Israel. Akibat penghancuran itu, sekitar 1.031 warga Palestina tergusur.
Uni Eropa sangat menyesalkan aksi penghancuran tersebut. "Dari bangunan yang ditargetkan dalam periode pelaporan dua belas bulan (tahun 2022), 101 bangunan didanai oleh Uni Eropa atau negara anggota Uni Eropa (senilai 366.960 dolar AS), mewakili kerugian finansial tertinggi ketiga sejak 2016," ungkap Kantor Perwakilan Uni Eropa untuk Palestina.
Tak ada komentar dari otoritas Israel atas pernyataan Uni Eropa tersebut. Pekan lalu organisasi hak asasi manusia (HAM) Amnesty International mengkritik masih berlanjutnya aksi penggusuran dan penghancuran rumah warga Palestina oleh Israel. Menurut mereka, hal itu merupakan bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Kebijakan perencanaan diskriminatif Israel dan penghancuran sistematis rumah-rumah warga Palestina menunjukkan rasialisme di jantung sistem apartheid yang kejam. Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran berat HAM,” kata Amnesty International lewat akun Twitter-nya, Selasa (21/3) pekan lalu.
Amnesty mengatakan, kantor Amnesty International di seluruh dunia akan mengirimkan petisi yang ditandatangani lebih dari 200 ribu orang kepada otoritas Israel. Petisi itu menyerukan Israel agar mereka menghentikan penghancuran rumah warga Palestina sebagai langkah pertama menuju penghapusan apartheid.
“Solidaritas ini menjadi pengingat bahwa paduan suara yang berbicara menentang apartheid Israel semakin keras. Kami tidak akan diam sampai apartheid dibongkar, dan otoritas Israel dimintai pertanggungjawaban,” kata Amnesty International.
Mengenal Sang Mufasir, Imam Jalaluddin al-Mahalli
Imam Jalaluddin al-Mahalli masyhur sebagai mufasir penulis Tafsir Jalalain.
SELENGKAPNYARamadhan dan Stabilitas Harga Pangan
Kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok lekat dengan bulan Ramadhan.
SELENGKAPNYAMenyesal ‘Telat’ Masuk Islam
Hakim bin Hazam masuk Islam baru belakangan, yakni saat Fath Makkah.
SELENGKAPNYA