Seorang ustaz mengajarkan kepada peserta cara membaca Alquran yang benar pada Pesantren Kilat Ramadhan di Al Muslimun Nurul Islam, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Ahad (26/3/2023). Kegiatan keagamaan disebut bisa mengurangi kekerasan jalanan. | ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Nasional

Daerah Geber Pencegahan Kekerasan Remaja

Kekerasan jalanan anak dan remaja meningkat di bulan Ramadhan.

SUKABUMI -- Tingkat kekerasan remaja pada malam-malam bulan Ramadhan kian mengkhawatirkan masyarakat. Daerah-daerah mulai merancang cara mencegah kegiatan-kegiatan berbahaya tersebut. 

Di Sukabumi, pemerintah kota setempat mengumpulkan para kepala sekolah SMP, SD, dan guru pendidikan agama serta pembina siswa agar dapat sama-sama bergerak mencegah kasus kekerasan pelajar. ''Beberapa hari ini mendapatkan informasi kurang menyenangkan terkait kekerasan pelajar dan harus segera diantisipasi,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Senin (27/3). 

Kenakalan pelajar ini, kata Fahmi, harus sama-sama diantisipasi dan dibina walaupun sebelumnya sudah dilakukan. Para pemangku kepentingan di dunia pendidikan perlu melakukan perbaikan dan pembenahan.

Fahmi menerangkan, ada dua delinkuensi atau kenakalan. Pertama ialah situasional, yaitu anak melakukan kenakalan pelajar karena harus melakukannya. Kedua, delikuensi sistematik, yaitu anak tergabung dalam komunitas yang memang mengarahkan mereka untuk melakukan kekerasan, dan ini harus dicegah.

photo
Tim patroli perintis presisi Polres Metro Bekasi Kota menghadang 40 remaja pelaku balapan liar dan sahur on the road (SOTR) di Jalan Mayor Madmuin Hasibuan, Bekasi Selatan. Para remaja itu diadang tim patroli pada Kamis (23/3/2023), pukul 00.31 WIB. - (Republika/Ali Yusuf)

Fahmi mengatakan, ada beberapa kasus kenakalan pelajar yang perlu segera diantisipasi. Bahkan, yang terbaru, kekerasan pelajar disiarkan langsung atau live lewat media sosial dan muncul di berbagai pemberitaan.

“Oleh karenanya, sebagai tenaga pendidik, harus peduli dan semoga jadi catatan terakhir. Para pembina siswa dan guru, minta tolong, mari sama-sama lakukan antisipasi. Meskipun yakin sudah dilakukan guru, mari perkuat lagi,” kata Wali Kota Sukabumi.

Ia menyarankan kegiatan keagamaan di lembaga pendidikan diperbanyak. “Guru PAI tolong anak-anak pastikan memahami benar nilai agama.”

Kedua, melakukan kolaborasi antara guru dan orang tua. Ketiga, penguatan komunikasi dengan siswa agar terjalin hubungan emosional guru dengan siswa.

photo
Tim patroli perintis presisi Polres Metro Bekasi Kota menghadang 40 remaja pelaku balapan liar dan sahur on the road (SOTR) di Jalan Mayor Madmuin Hasibuan, Bekasi Selatan. Para remaja tersebut diadang tim patroli pada Kamis (23/3/2023) Pukul 00.31 WIB. - (Republika/Ali Yusuf)

Keempat, memahami lingkungan sekitar sekolah. Kelima, pembina siswa wali kelas harus memantau media sosial anak-anak muridnya. “Terutama percakapan atau status di media sosial, menjadi antisipasi,” kata dia.

Keenam, aktifkan forum komite sekolah sebagai wadah perwakilan orang tua siswa. Sebab, pembinaan tidak hanya dilakukan di sekolah tanpa melibatkan yang lain. Kemudian, pastikan anak didik sampai ke rumah setelah pulang sekolah.

Fahmi menyampaikan hadis, seseorang sangat bergantung pada teman karibnya. Maka dari itu, perhatikan siapa teman karibnya. Kalau berteman dengan yang baik maka anak tersebut akan menjadi baik. Kalau berteman dengan orang yang tidak baik maka dikhawatirkan anak tersebut akan turut menjadi nakal. ''Mari lakukan penguatan dan kolaborasi, mari tata anak didik. Kita bisa melakukan tuntas ikhlas maka pendidikan akan tumbuh dan berkembang,'' ujar Fahmi dia.

Kasat Binmas Polres Sukabumi Kota AKP Enita Dwicahyawati menambahkan, aparat kepolisian berupaya mengedukasi untuk mencegah kekerasan pelajar. Salah satunya dengan mendorong anak-anak mengisi waktu dengan kegiatan yang positif.

Aksi Bacok Remaja - (Repubika)  ​

Di DI Yogyakarta, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Yogyakarta Sylvi Dewayani mengatakan, Kota Yogyakarta terus menggiatkan Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 49 Tahun 2021 tentang Jam Malam Anak. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan kejahatan jalanan yang melibatkan anak. 

"Di Kota Yogya sendiri yang menjadi ranah kerja kita, kita sudah dan tengah menggiatkan perwali jam malam anak. Penerapannya sudah berlangsung, kemudian kan satpol PP yang menjadi ujung tombak bekerja sama dengan kepolisian," kata Sylvi kepada wartawan di Mapolresta Kota Yogyakarta, Ahad (26/3/) malam. 

Ia menyebut penerapan peraturan wali kota (perwali) tersebut dinilai cukup berhasil menurunkan tindakan kejahatan anak. Namun, pada bulan Ramadhan, kejahatan justru meningkat karena adanya kebiasaan tarung sarung di kalangan anak dan remaja. "Ini yang kemudian perlu kita semua waspada," ujarnya.

Menurut dia, peran orang tua menjadi penting untuk mengawasi putra-putrinya agar tidak keluar pada malam hari. Karena itu, penerapan perwali jam malam anak selain memberikan sanksi kepada anak juga memberikan sanksi kepada orang tua.

photo
Petugas Satreskrim Polres Salatiga melakukan pembinaan kepada sekelompok remaja di Jalur Lingkar Salatiga (JLS), Kota Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (24/3) dini hari. Pembinaan diberikan agar mereka tidak menggelar "perang sarung" yang dapat berujung pada aksi tawuran antarkelompok remaja. - (dok. Humas Res.Salatiga)

"Di dalam perwali jam malam anak ini, kalau dia tertangkap sampai dua kali, sanksinya itu tidak hanya anak, tapi orang tua. Jadi, nanti yang direhabilitasi tidak hanya anak, tapi orang tuanya, dan ini serius karena berarti ada sesuatu di dalam pola asuh. Itu sudah kita terapkan di Yogya," ujarnya.

Selain itu, Sylvi menilai kejahatan jalanan di kalangan anak dan remaja terjadi karena para remaja kurang memperoleh ruang publik. Ia mendorong pemerintah daerah untuk memperbanyak ruang publik sehingga anak bisa mengekspresikan energinya.

"Jadi, bagaimana dia mengekspresikan energinya itu kan enggak banyak. Kalau anak-anak yang SD itu udah banyak, ya, tapi kegiatan-kegiatan yang ada di remaja-remaja itu yang kurang. Salah satu yang bisa tadi itu bagaimana seseorang kok tega itu, hanya seni, budaya, dan olahraga yang bisa membuat lebih lentur, lebih luwes. Kalau enggak kan mereka game-nya aja game kekerasan. Itu harus dinetralisir dengan aktivitas," ungkapnya.

Polda Jawa Barat juga meminta orang tua mengawasi aktivitas anak-anaknya untuk mencegah perang sarung pada bulan Ramadhan. Pencegahan dini akan terus dilakukan oleh petugas kepolisian di level Polrestabes hingga polresta dan polres serta polsek di Jawa Barat. "Para orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya agar tidak keluar malam," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo, Senin (27/3).

photo
Dua pelaku pembacokan terhadap seorang pelajar di Kota Bandung digiring aparat Polsek Gedebage di Mapolrestabes Bandung, Jumat (3/3/2023). - ( Dok Republika)

Ibrahim mengatakan, Polsek Cikijing, Majalengka, berhasil mengamankan sembilan orang yang diduga akan melakukan perang sarung pada Ahad (26/3) dini hari. "Saat patroli jajaran menemukan sekelompok orang anak remaja yang sedang nongkrong di pinggir jalan, ketika dihampiri petugas, mereka melarikan diri," ujarnya.

Ibrahim mengatakan, petugas curiga dan berhasil mengamankan sebagian remaja tersebut. Petugas menemukan beberapa sarung yang dimodifikasi atau sudah diikat. "Setelah mengamankan sebagian remaja, polisi menemukan beberapa sarung yang sudah dimodifikasi atau sudah diikat," katanya.

Ia mengatakan, petugas melakukan pembinaan dan memanggil perangkat desa, orang tua para remaja. Mereka membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi kejadian terulang.

Kaum Perempuan Lebih Baik Shalat Tarawih di Rumah, Benarkah?

Hukum shalat fardhu berjamaah di masjid bagi perempuan tidaklah wajib.

SELENGKAPNYA

Umrah Ramadhan Dibatasi Hanya Satu Kali

Kementerian Haji menekankan pentingnya mendapatkan izin dari aplikasi Nusuk.

SELENGKAPNYA

Bagi-Bagi Amplop Berlogo PDIP Saat Tarawih Berdalih Zakat

Amplop berisi uang itu merupakan zakat para kader PDIP se-Madura.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya