
Nusantara
Penembakan saat Shalat Tarawih terkait Penyanderaan Pilot?
Polres Puncak Jaya mengimbau umat Islam tak shalat tarawih di masjid.
PUNCAK JAYA - Pembunuhan terhadap aparat keamanan yang dilakukan pasukan separatis pekan lalu meningkatkan kerawanan di wilayah pegunungan Papua. Ramadhan tak lagi bisa dijalani warga setempat dengan khusuk.
Polres Puncak Jaya mengimbau umat Islam di Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, agar melaksanakan shalat tarawih di rumah masing-masing. Hal ini menyusul adanya insiden penembakan yang menyebabkan dua anggota TNI-Polri meninggal dunia, Sabtu (23/3).
"Memang benar Kapolres Puncak Jaya mengimbau agar warga Distrik Ilu melaksanakan shalat tarawih di rumah masing-masing guna menghindari terjadinya gangguan keamanan," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo di Jayapura, Ahad (26/3).
Ia mengatakan berdasarkan laporan yang diterima oleh pihaknya terungkap bahwa penembakan terjadi saat anggota TNI-Polri berteduh di kios yang berada di dekat mesjid Al Alamiah karena saat itu hujan deras. Tiba-tiba ada yang menembak ke arah anggota petugas keamanan tersebut.
Peristiwa penembakan secara tiba-tiba itu, kata dia, mengenai tiga orang anggota petugas, dua orang di antaranya meninggal yaitu anggota Koramil Ilu Serda Risawar dan anggota Polsek Ilu Bripda Mesar Indey.
Menurut dia, penembakan itu terjadi di luar masjid yang dijaga anggota TNI-Polri dan tidak ada jamaah yang terluka karena setelah melakukan penembakan tersebut, pelaku yang diperkirakan berjumlah empat orang langsung melarikan diri.

"Dari empat orang itu, dilaporkan dua orang yang melakukan penembakan," katanya.
Benny mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan terkait kelompok pelaku yang melakukan penembakan itu karena di wilayah tersebut terdapat ada beberapa kelompok kriminal bersenjata. Ia juga menyampaikan anggota Reskrim Polres Puncak Jaya, Ahad (26/3) telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Sebelumnya, Kombes Benny menerangkan, dari laporan Polres Puncak Jaya, kejadian tembak-menembak antara anggota TNI-Polri dengan OTK terjadi persisnya pada pukul 20.00 WIT. Tembak-menembak itu terjadi ketiga ketiga personel gabungan TNI-Polri itu sedang melakukan pengamanan ibadah shalat tarawih di Masjid Al-Amaliah.
“Tiba-tiba personel gabungan TNI-Polri tersebut mendapatkan serangan tembakan dari arah depan salah satu kios yang berada di dekat masjid tersebut,” begitu terang Kombes Benny.
Personil gabungan tersebut sempat melakukan perlawanan dengan memberikan tembakan balasan. Akan tetapi ketidaksiapan para personel yang mendapatkan serangan tiba-tiba, membuat ketiganya gugur ditempat.
“Saat ini ketiga korban masih berada di Makoramil 1714-02 untuk sementara waktu. Dan pihak keamanan sedang berusaha untuk menghubungi keluarga para korban,” ujar Kombes Benny menambahkan.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Sebby Sambom mengeklaim bertanggung jawab atas penembakan di Puncak Jaya tersebut. Hal itu mereka lakukan sebagai balasan serangan sebelumnya pada Kamis (23/3) dini hari di Nduga, Papua Pegunungan.
Sambom menuturkan, kelompok yang dipimpin Egianus Kogeya pada Kamis itu mendapat serangan mendadak dari aparat Indonesia di Markas Esa, Distrik Mam, Kabupaten Nduga. "Anggota TNI/Polri telah membunuh satu Anggota TPNPB dan yang satunya lagi mengalami luka tembak," ujar Sambom dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Ia menerangkan, korban meninggal bernama Wisul Gwijangge yang tewas ditempat. Sedangkan korban luka adalah Ebarowak Gwijangge. Penyerangan tersebut, menurut Sambom, terkait upaya pembebasan pilot asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens yang disandera kelompok separatis di Nduga sejak awal Februari lalu.

Artinya, menurut Sambom, serangan itu melanggar pernyataan pihak TNI-Polri yang selama ini berdalih masih mengedepankan negosiasi. "Sebab itu sama saja NKRI melalui TNI-Polri memprovokasi pihak Pasukan TPNPB-OPM KODAP 3 Ndugama untuk melakukan pembalasan. TNI-Polri sudah diimbau oleh pemerintah Selandia baru untuk menggunakan jalur negosiasi. Tetapi kami menilai Serangan ini melanggar Permintaan Pemerintah Selandia Baru," kata Sambom.
Terkait serangan itu, kelompok separatis kemudian membalas dengan menyerang TNI-Polri di Puncak Jaya. "Dan berhasil tembak mati satu Anggota TNI dan satu anggota Polisi dan juga dua orang Anggota TNI menderita luka tembak," kata Sambom.
Ia juga mendesak TNI-Polri menghentikan operasi militer di Papua serta beralih ke meja perundingan bersama Bangsa Papua.
BUMN Pangan Siapkan Paket Pangan Murah
Harga sejumlah komoditas hingga saat ini terus berfluktuasi.
SELENGKAPNYAKrisis Politik Israel Kian Parah
Netanyahu memecat Menteri Pertahanan yang menolak perombakan peradilan.
SELENGKAPNYARiwayat Kerajaan Saba
Punahnya Kerajaan Saba menjadi awal babak atau pendahulu bagi terbentuknya Makkah.
SELENGKAPNYA