
Tuntunan
Hidup Sukses Berkat Shalat Tahajud
Orang yang rajin melaksanakan ibadah malam wajahnya bersinar cerah.
Tidak sedikit pelaku shalat Tahajud merasakan kehebatan ibadah yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW ini. Hal ini karena di dalamnya ada sebuah rahasia tersembunyi yang bisa membuat kita mudah dalam meraih kesuksesan hidup. Dengan bangun pada sepertiga malam terakhir, semua doa yang terlantun akan dikabulkan oleh Allah SWT dan kedudukan kita dapat diangkat oleh Allah ke tempat yang terpuji.
Seorang Muslim pasti menginginkan kedudukan yang mulia dan terpuji. Karena itu, salah satu cara untuk menggapainya adalah dengan istiqamah melakukan shalat Tahajud. Allah berfirman dalam Alquran, "Dan pada sebagian malam laksanakanlah shalat Tahajud (sebagai suatu ibadah) sebagai tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji," (QS al-Isra [17]: 79).
Ustaz H Hendra Zainuddin dalam Hebatnya Shalat Tahajjud: Dilengkapi Amalan dan Ijazah Setelah Shalat Tahajjud menjelaskan, berdasarkan sumber ayat suci Alquran dan hadis Nabi SAW, shalat Tahajud telah terbukti memiliki banyak manfaat dalam kehidupan kita.
Salah satunya adalah dapat mempercepat tercapainya cita-cita, dapat memudahkan rezeki, dan dapat meningkatkan produktivitas kerja yang berbasis spiritualitas. Demikian kehebatan-kehebatan shalat Tahajud tersebut.
Apalagi, Rasulullah SAW sendiri tidak pernah absen dalam melakukan shalat Tahajud meski dalam keadaan sakit. Bahkan, jika tidak sempat mengerjakan pada malam hari, Rasulullah akan menggantinya pada siang hari. Nabi SAW bersabda, "Laksanakanlah shalat Tahajud karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit," (HR Tirmidzi).
Salah satu kisah khalifah yang mempraktikkan shalat Tahajud ini adalah Umar bin Abdul Aziz. Pemimpin yang dikenal adil ini setiap malam selalu bangun dari tidurnya di kala semua orang terlelap, lalu dia cari masjid yang ditinggalkan orang. Di situ dia melaksanakan shalat Tahajud sebanyak yang dia mampu. Selain kisah Umar bin Abdul Aziz, ada pula kisah seorang sufi Imam al-Junaid. Dia juga selalu mengisi malam-malamnya dengan shalat Tahajud.
Suatu ketika, sufi abad ketujuh Masehi, Hasan Bashri, ditanya oleh seseorang, mengapa orang yang rajin melaksanakan ibadah malam atau qiyamullail, wajahnya bersinar cerah. Sufi tersebut menjawab, karena mereka telah meluangkan waktu untuk Allah sehingga mereka mendapatkan cahaya Sang Pencipta.

Keutamaan ibadah malam
Imam Besar Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan, ibadah pada umumnya memang disyariatkan pada malam hari, khususnya shalat. Hanya ada dua shalat pada siang hari, yakni Zhuhur dan Ashar. Shalat ketika mentari tenggelam lebih banyak dari itu. Ada shalat Maghrib, Isya, dan Subuh. Belum lagi shalat-shalat sunah, seperti Witir dan Tahajud. Khusus pada bulan Ramadhan, terdapat shalat Tarawih. Semuanya dilaksanakan saat mentari terbenam.
Di dalam Alquran, Allah berfirman: "Dirikanlah shalat setelah matahari terbenam hingga gelap malam. Dan dirikanlah shalat Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan malaikat," (QS al-Isra' (17):78). Dalam ayat yang lebih spesifik lagi, Allah menegaskan dirikanlah shalat Tahajud pada sebagian malam sebagai ibadah tambahan.
Nasaruddin mengatakan, pada ayat terakhir terdapat kata ’asa ayyab'atsaka. Itu kata-kata yang digunakan Allah untuk melantik Muhammad sebagai nabi. Kata itu bukanlah kata sembarangan. Allah mengatakan: Buitstu liutammima makamal akhlak. Menurut dia, Allah menggunakan kata-kata itu untuk menghargai mereka yang bersujud pada malam hari.
Pada ayat itu, Allah menggunakan kata wa minallaili, yaitu pada sebagian malam, bukan wa minannahari atau pada sebagian siang. Di ayat lain, Allah menyebut kata-kata lailatul qadr, yaitu malam qadar, bukan naharul qadr atau siang qadar.

Nasaruddin mengungkapkan, malam merupakan waktu yang tepat untuk beribadah. Secara harfiah, malam adalah kegelapan setelah tenggelamnya mentari. Secara majazi, malam adalah kerinduan, kehangatan, kepasrahan, keindahan, dan kekhusyukan. Dalam arti lain, malam adalah tawakal, dingin, dan sejuk. Malam kerap menggambarkan ketenangan, kepasrahan, juga kedamaian.
Laksanakanlah shalat Tahajud karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah.HR TIRMIDZI
Pada malam hari, kecerdasan spiritual lebih dominan ketimbang rasional. Rasa lebih dominan pada malam hari. Sebaliknya, pada siang hari akal menguasai alam pikiran. Ketegasan menjadi dominan ketimbang kelembutan.
Jika membuat surat pada malam hari, pasti terlalu panjang untuk dibaca pada siang hari. Bahkan, bisa dirobek. Sebaliknya, jika membuat surat pada siang hari untuk dibaca pada malam hari, akan terlalu pendek.
Pada siang hari, rasio menjadi penguasa. Manusia akan memerankan dirinya sebagai khalifah, wakil tuhan di muka bumi. Pada malam hari, manusia akan bermanja, akan menjadi hamba yang memohon belas kasih dan menjadi hamba yang mengadu kepada Allah.
Allah lebih dekat kepada hamba-Nya pada malam hari. Ibadah pada malam hari juga lebih khusyuk sehingga sering tak terasa air mata tumpah pada malam hari ketimbang siang.
Rasulullah meminta umatnya beribadah malam karena mengetahui ada gudang rahasia yang tidak boleh disia-siakan. Di antara rahasia itu adalah kitab suci lebih sering turun pada malam hari ketimbang siang.
Ibadah pada malam hari lebih mudah diterima Allah. Hubungan spiritual, dijelaskan Nasaruddin, membuat segala yang berhubungan dengan rasa cepat sampai. Ia mengatakan, Allah tidak akan mengecewakan hamba-Nya. Justru kita yang selama ini banyak mengecewakan-Nya.
Ragam Trik Jadi Kaya dengan ChatGPT
Banyak pihak yang menggadang-gadang ChatGPT mampu menghasilkan keuntungan signifikan.
SELENGKAPNYABerburu Takjil di Masjid Jogokariyan
Masakan yang disiapkan untuk berbuka puasa di masjid ini bahkan disiapkan dari pagi.
SELENGKAPNYANabi Musa Ingin Jadi Umat Rasulullah SAW
Nabi Musa mendapatkan informasi tentang keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW.
SELENGKAPNYA