Presiden Cina Xi Jinping (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum pembicaraan mereka di Kremlin, Moskow, pada Senin (20/3/2023). | AP Photo/Shen Hong/Xinhua via AP

Internasional

Rusia Ancam Perangi Penangkap Putin

Mahkamah Internasional meminta dilindungi dari Rusia.

MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin telah divonis Mahkamah Internasional (ICC) atas tudingan kejahatan perang di Ukraina. Pihak Rusia mengancam akan memerangi siapa pun yang berani menjalankan keputusan ICCC tersebut dengan menangkap Putin. 

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, jika Presiden Rusia Vladimir Putin ditangkap di luar negeri karena adanya surat perintah penangkapan dari ICC, Moskow akan menganggap hal itu sebagai deklarasi perang. Rusia tak segan mengerahkan serangan ke negara terkait tempat Putin ditahan.

"Bayangkan saja, jelas bahwa situasi seperti ini tidak akan pernah terjadi, tapi tetap saja, mari kita bayangkan itu telah terjadi. Pejawat kepala negara pemilik nuklir tiba di, katakanlah, Jerman, dan ditangkap. Apa artinya? Sebuah deklarasi perang melawan Rusia. Dalam kasus seperti itu, semua senjata kami akan menargetkan Bundestag (gedung parlemen federal Jerman, Red), kantor kanselir, dan sebagainya," kata Medvedev kepada awak media, Rabu (22/3), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Dia juga mengomentari pernyataan Menteri Kehakiman Federal Jerman Marco Buschmann yang mengatakan bahwa Berlin harus menerapkan keputusan ICC dan menangkap Presiden Rusia jika yang bersangkutan menginjakkan kaki di negara tersebut.

“Apakah dia menyadari bahwa hal itu akan menjadi casus belli (aksi atau situasi yang memprovokasi atau membenarkan perang, Red), deklarasi perang? Atau apakah dia mahasiswa hukum yang buruk?” ucap Medvedev. 

photo
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dalam kunjungan ke Mariupol di wilayah Donetsk yang dikuasai Rusia, Sabtu (18/3/2023). Kunjungan itu hanya sehari berselang dari putusan Mahkamah Internasional. - (Russian Presidential Press Office via AP)

Medvedev menekankan, keputusan ICC menerbitkan surat penangkapan terhadap Putin dapat berdampak besar nan negatif terhadap hubungan Rusia dengan Barat. "Hubungan kami dengan dunia Barat sudah buruk; mereka mungkin berada dalam kondisi terburuknya. Bahkan, ketika Churchill (mantan perdana menteri Inggris Winston Churchill, Red) menyampaikan pidato Tirai Besinya, hubungan kami menjadi lebih baik. Dan tiba-tiba, mereka melakukan tindakan yang menentang kepala negara kami,” kata Medvedev.

Medvedev menjabat sebagai presiden Rusia dari 2008 hingga 2012. Medvedev menempatkan dirinya sebagai seorang reformis pro Barat. Namun, sejak invasi Moskow ke Ukraina, Medvedev telah berubah menjadi salah satu pejabat Rusia yang paling vokal di depan umum. 

Dia menghina para pemimpin Barat dan menyampaikan serangkaian peringatan nuklir. “Pengiriman senjata asing ke Ukraina setiap hari semakin mendekatkan kiamat nuklir,” kata Medvedev.

Medvedev mengatakan, setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991, Barat menganggap dirinya sebagai bos Rusia. Namun, Putin telah mengakhiri dominasi Barat tersebut. "Mereka sangat tersinggung," kata Medvedev, yang menambahkan bahwa Barat tidak menyukai kemerdekaan Rusia dan Cina. Medvedev mengatakan, Barat sekarang ingin memecah belah Rusia menjadi sejumlah negara yang lebih lemah dan mencuri sumber daya alamnya yang besar. 

photo
Boneka matryoshka Rusia dengan potret Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijual di toko suvenir jalanan di pusat Kota Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. - (EPA-EFE/YURI KOCHETKOV)

Sementara itu, ICC telah menyatakan keprihatinan atas adanya ancaman dari Medvedev menyusul keputusannya menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Putin. Pada Senin (20/3) lalu, Medvedev membuat komentar yang menyinggung tentang menyerang gedung ICC dengan rudal. “Sangat mungkin membayangkan rudal hipersonik ditembakkan dari Laut Utara dari kapal Rusia ke gedung pengadilan Den Haag,” ujarnya merujuk pada gedung ICC.

Kepresidenan Majelis Negara Pihak ICC menyesalkan ancaman tersebut karena dianggap menghalangi upaya internasional untuk memastikan akuntabilitas atas tindakan yang melanggar hukum internasional umum. Majelis Negara Pihak ICC menegaskan dukungan tak tergoyahkan kepada ICC.

“ICC mewujudkan komitmen bersama kita untuk melawan impunitas atas kejahatan internasional yang paling parah. Sebagai institusi terakhir, ICC melengkapi yurisdiksi nasional. Kami meminta semua negara untuk menghormati independensi peradilan dan penuntutannya,” kata Kepresidenan Majelis Negara Pihak ICC dalam sebuah pernyataan, Rabu (22/3), dikutip laman Aljazirah.

Pada 17 Maret, ICC mengumumkan bahwa mereka telah menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Vladimir Putin. Putin dituduh melakukan kejahatan perang karena diduga terlibat dalam penculikan anak-anak di Ukraina. “(Putin) diduga bertanggung jawab atas kejahatan perang berupa deportasi penduduk (anak-anak) yang tidak sah dan pemindahan penduduk (anak-anak) yang tidak sah dari wilayah pendudukan Ukraina ke Federasi Rusia,” kata ICC dalam sebuah pernyataan.

photo
Korban wanita tertimpa di bawah reruntuhan setelah roket Rusia menghantam sebuah gedung bertingkat di Kota Dnipro, Ukraina, Ahad, (15/1/2023). - (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

ICC juga menerbitkan surat penangkapan untuk Komisaris Hak Anak di Kantor Kepresidenan Rusia, Alekseyevna Lvova-Belova. Dia dituduh melakukan kejahatan yang serupa dengan Putin. ICC mengatakan, majelis pra-sidangnya menemukan ada alasan logis untuk percaya bahwa setiap tersangka memikul tanggung jawab atas kejahatan perang berupa deportasi penduduk dan pemindahan penduduk yang tidak sah dari wilayah pendudukan Ukraina ke Federasi Rusia, dengan prasangka anak-anak Ukraina.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat