
Kisah
Aswad bin Abdul Yaghuts, Lisan Si Anti-Islam
Aswad bin Abdul Yaghuts dengan lisannya memusuhi Islam dan Rasulullah SAW.
Dalam melaksanakan dakwah, Nabi Muhammad SAW menghadapai banyak penentang. Di antaranya mereka adalah orang-orang kafir yang terang-terangan memusuhi beliau. Kaum musyrik tersebut berupaya menjauhkan masyarakat dari risalah Islam.
Salah seorang pembenci Islam pada masa itu adalah Aswad bin Abdul Yaghuts. Lelaki dari kabilah Bani Zuhrah itu memang tidak tergolong pemuka Quraisy atau kalangan elite. Namun, ia menjadi yang terdepan dalam menebar fitnah mengenai Rasulullah SAW.
Kepada para peziarah dari luar Makkah, lelaki ini selalu menyampaikan berita-berita bohong dan mendiskreditkan Nabi SAW. Padahal, secara nasab dirinya termasuk salah satu sepupu beliau.
Kebenciannya terhadap Alquran dan Sunnah membutakan mata hatinya.
Kebenciannya terhadap Alquran dan Sunnah membutakan mata hatinya. Alih-alih tampil sebagai pembela Islam, kekerabatannya dengan Rasul SAW justru tidak menghalangi langkahnya untuk memfitnah beliau. Dengan terbuka, dirinya berkomplot dengan para penentang dakwah.
Mungkin, catatan sejarah mengenai perilaku Aswad bin Abdul Yaghuts tidak sebanyak riwayat permusuhan para pembesar Quraisy, semisal Abu Lahab atau Abu Jahal. Bagaimanapun, ia turut serta menyiksa orang-orang lemah yang masuk Islam.
Salah seorang yang pernah merasakan kekejiannya adalah Ummu Unais, perempuan malang yang ketika itu menjadi budak keluarga Bani Zuhrah. Penyiksaan terhadap Muslimah tersebut baru berhenti setelah Abu Bakar ash-Shiddiq membelinya dari Aswad, dan lalu memerdekakannya.
Menurut sejarawan Islam Ibnu Ishaq, Aswad termasuk kelompok tukang olok-olok (al-mustahzi’un) Nabi SAW. Rekan-rekannya, antara lain, adalah Walid bin Ughiraha, Ash bin Wail al-Sahmi, dan Harits bin Thulathilah. Kelakuan mereka disinggung dalam beberapa ayat Alquran.
Aksi para pengolok itu tidak bisa diremehkan. Mereka melakukan pembunuhan karakter terhadap Rasulullah SAW. Itu dilaksanakannya saat bertemu dengan rombongan peziarah yang berdatangan ke Makkah.
Saat musim haji, orang-orang zalim ini bertebaran di lorong-lorong kota, menyapa setiap jamaah, dan menjelek-jelekkan nama Nabi SAW di hadapan mereka.
Saat musim haji, orang-orang zalim ini bertebaran di lorong-lorong kota, menyapa setiap jamaah, dan menjelek-jelekkan nama Nabi SAW di hadapan mereka. Di antara tuduhan-tuduhan yang dialamatkan pada beliau dari lisan mereka ialah bahwa Rasul SAW adalah tukang sihir, orang gila, dan penyair.
Pada suatu hari, beberapa Muslimin melewati kerumunan sejumlah jamaah haji. Saat itu, Aswad langsung meledek mereka dengan kata-kata mencibir. “Hai semua, lihatlah mereka! Raja-raja dunia sudah datang! Para pengikut Muhammad ini mau mengalahkan kaisar Romawi dan Kisra Persia!” ujarnya.
Ledekan itu mengundang gelak tawa sebagian orang-orang di sekitarnya. Aswad mengucapkan itu lantaran pernah mendengar beberapa sahabat Nabi SAW berkata, Rasulullah SAW meramalkan bahwa Muslimin kelak menaklukkan Konstantinopel dan beliau pun menubuatkan hancurnya Imperium Persia.
“Bagaimana mungkin orang-orang Islam yang kebanyakan miskin dan lemah ini melawan dua negeri adidaya?” pikir musyrik tersebut.
Cemooh pun beberapa kali diucapkan langsung Aswad kepada Nabi SAW. Saat Rasulullah SAW sedang berada di tengah orang-orang Quraisy, ia meneriakkan kata-kata bernada ejekan.
“Ya Muhammad!” serunya, “apakah hari ini kamu sudah mengobrol dengan Tuhan di langit?” ujarnya. Kontan saja perkataan itu memantik gelak tawa musyrikin yang menyaksikannya.
Di lain kesempatan, Aswad pun bermulut kotor kepada Rasulullah SAW. Tepat ketika Nabi SAW sedang berdakwah kepada orang-orang Quraisy, ia langsung berteriak, “Wahai Muhammad! Mengapa kamu tidak suruh saja malaikat yang menyampaikan ajaranmu ini sehingga kami bisa melihat malaikat?” Sontak saja hadirin tertawa mendengarnya.
Rasul SAW diam, tidak merespons balik perkataan itu. Kemudian, turunlah wahyu dari Allah SWT, yakni surah al-An’am ayat kedelapan dan kesembilan.
وَقَالُوۡا لَوۡلَاۤ اُنۡزِلَ عَلَيۡهِ مَلَكٌ ؕ وَلَوۡ اَنۡزَلۡـنَا مَلَـكًا لَّـقُضِىَ الۡاَمۡرُ ثُمَّ لَا يُنۡظَرُوۡنَ
وَلَوۡ جَعَلۡنٰهُ مَلَـكًا لَّـجَـعَلۡنٰهُ رَجُلًا وَّلَـلَبَسۡنَا عَلَيۡهِمۡ مَّا يَلۡبِسُوۡنَ
“Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya (Muhammad)?" Jika Kami turunkan malaikat (kepadanya), tentu selesailah urusan itu, tetapi mereka tidak diberi penangguhan (sedikit pun). Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan (dari) malaikat, pastilah Kami jadikan dia (berwujud) laki-laki, dan (dengan demikian) pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu.”
Amat gencar Aswad mengintimidasi, mencerca, memfitnah, dan merendahkan Nabi Muhammad SAW dengan lisannya. Bahkan, pernah suatu ketika Rasulullah SAW tersinggung dan marah. Namun, Allah Ta’ala menghibur beliau dengan menurunkan firman-Nya.
وَلَـقَدِ اسۡتُهۡزِئَ بِرُسُلٍ مِّنۡ قَبۡلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيۡنَ سَخِرُوۡا مِنۡهُمۡ مَّا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ
“Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olokkan, sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka.” (QS al-An’am: 10).
Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Pepatah itu kiranya sesuai untuk menggambarkan usainya nasib si penghina Nabi SAW. Aswad mengalami akhir hayat yang sangat kelam. Allah SWT menimpakan kehinaan padanya di dunia maupun akhirat.
Aswad mengalami akhir hayat yang sangat kelam. Allah SWT menimpakan kehinaan padanya di dunia maupun akhirat.
Berbagai riwayat menuturkan kematian Aswad yang menyakitkan. Qatadah menceritakan, orang itu mati karena matanya tertusuk duri. Dalam keadaan sakit itu, lisannya tetap saja mengumbar fitnah. “Ini sebab Muhammad mendoakan keburukan atasku. Maka aku doakan supaya Muhammad ditimpa keburukan,” katanya.
Adapun riwayat lain menyebutkan, Aswad mati usai secara tidak sengaja mengonsumsi racun. Sebelum ajal menjemput, wajahnya menjadi hitam legam. Rupanya tidak dikenali lagi, bahkan oleh sanak familinya sendiri.
Kemudian, ia pun kabur dari rumah dan berjalan seorang diri ke luar Makkah. Di tengah gurun, bekalnya habis sehingga ia kehausan. Dalam keadaan dahaga, makhluk ini pun mati. Jasadnya dikubur di daerah Jahun.
Gembira Menyambut Ramadhan
Kita mesti menyambut gembira karena di setiap hari Ramadhan mengandung keberkahan.
SELENGKAPNYAMutiara Ramadhan Hari Ini
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.. QS AlBaqarah 183
SELENGKAPNYARamadhan Tiket Menuju Takwa
Orang yang berpuasa Ramadhan akan dimudahkan Allah SWT menjadi orang yang bertakwa.
SELENGKAPNYA