Salah satu tank Leopard 2A4 Spanyol yang akan dikirim ke Ukraina disiapkan selama pelatihan dengan tentara Ukraina di pangkalan militer San Gregorio di Zaragoza, Spanyol, 13 Maret 2023. | EPA-EFE/Javier Cebollada

Internasional

Ukraina Terdesak, Bantuan Tank AS Disegerakan

Eropa juga menyetujui bantuan sejuta amunisi untuk Ukraina.

WASHINGTON -- Ukraina kian terdesak oleh serangan-serangan Rusia belakangan. Tentara bayaran dari Wagner Group menyatakan mereka sudah menguasai 70 persen wilayah Bakhmut di timur Ukraina, yang saat ini merupakan medan perang utama.

The New York Times melaporkan, penguasaan Bakhmut hampir sepenuhnya meski korban jiwa di sisi Rusia menumpuk dengan lekas. Meski begitu, gelombang perang bisa jadi bakal berbalik dengan lekas.

Pemilik Wagner Group  memperingatkan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu bahwa tentara Ukraina sedang merencanakan serangan dalam waktu dekat yang bertujuan untuk memotong pasukannya dari badan utama pasukan Rusia di Ukraina timur.

Yevgeny Prigozhin mengatakan, "serangan skala besar" itu direncanakan pada akhir Maret atau awal April dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh layanan persnya pada Senin (21/3). Kekhawatiran itu agaknya bukan isapan jempol.

photo
Tentara Ukraina berlindung dari tembakan pasukan Rusia di dekat Bakhmut, lokasi pertempuran terberat, wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (5/3/2023). - (AP Photo/Libkos)

Pentagon telah mempercepat pengiriman tank Abrams ke Ukraina. Amerika Serikat (AS) memilih untuk mengirim model lama yang telah diperbarui yang dapat siap lebih cepat.

Pentagon mengatakan Selasa (21/3), keputusan tersebut bertujuan membawa pembangkit tenaga tempur seberat 70 ton ke zona perang pada musim gugur. Rencana awalnya adalah mengirim 31 unit M1A2 Abrams yang lebih baru ke Ukraina.

Tapi, pengiriman unit terbaru ini bisa memakan waktu satu atau dua tahun untuk dirakit dan dikirim. Untuk mengatasi masalah ini, para pejabat mengatakan, dibuat keputusan mengirim versi M1A1 yang lebih tua yang dapat diambil dari stok Angkatan Darat.

Para pejabat AS mengatakan, M1A1 juga akan lebih mudah bagi pasukan Ukraina untuk belajar menggunakan dan memelihara saat  melawan pasukan Rusia. “Ini tentang mendapatkan kemampuan tempur yang penting ini ke tangan Ukraina lebih cepat daripada nanti,” kata Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder.

photo
Prajurit Angkatan Darat AS dari Pasukan Badger, Batalyon ke-3, Resimen Kavaleri ke-116, melakukan latihan menggunakan tank M1 Abrams selama Latihan Eager Lion di Yordania, 08 September 2022. - (EPA-EFE/Sgt. Anthony Prater/DVIDS / HANDOUT )

Ryder mengatakan, tank-tank itu akan diperbarui dan dipasang kembali agar siap tempur untuk Ukraina. Dia menolak mengatakan lokasi pekerjaan itu akan dilakukan.

Pemerintahan Joe Biden mengumumkan pada Januari, akan mengirim tank ke Ukraina. Keputusan tersebut merupakan bagian dari manuver politik yang lebih luas agar Jerman mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina dan memungkinkan Polandia dan sekutu lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Masih belum jelas seberapa cepat AS akan mulai melatih pasukan Ukraina tentang cara menggunakan, memelihara, dan memperbaiki tank. Menurut pejabat AS, niatnya adalah agar pelatihan pasukan bertepatan dengan perbaikan tank, sehingga keduanya siap bertempur pada waktu yang sama akhir tahun ini.

Ditanya tentang waktu kedatangan tank, Ryder mengatakan, Abrams adalah bagian dari dukungan militer jangka menengah dan jangka panjang yang diberikan AS ke Ukraina. Dia mengatakan, saat pasukan Ukraina mengambil atau merebut kembali wilayah, mereka juga perlu mempertahankan perolehan itu dan mencegah Rusia mendapatkan kembali.

photo
Penguasaan wilayah di Timur Ukraina per Ahad (5/2/2023) - (Institute for the Study of War)

Para pemimpin Ukraina terus mendesak pengiriman tank yang pertama kali dikerahkan untuk berperang pada 1991 dan memiliki lapis baja tebal, meriam utama 120 mm, kemampuan menembus lapis baja, dan sistem penargetan canggih. Armada ini berjalan di atas roda yang dilacak tebal dan memiliki mesin turbin 1.500 tenaga kuda dengan kecepatan tertinggi sekitar 68 kilometer per jam. 

Negara-negara Uni Eropa juga telah menyetujui rencana bantuan 2 miliar euro untuk mengirim 1 juta peluru artileri ke Ukraina selama setahun kedepan, Senin (20/3). Negara Uni Eropa bahkan bersedia mengurangi bekalan pasokan artileri dalam negeri mereka sendiri demi mengirim lebih banyak pasokan artileri ke Ukraina.

"Kami telah mencapai konsensus politik untuk mengirimkan satu juta peluru kaliber 155 mm ke Ukraina," kata Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur kepada wartawan di sela-sela pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan Uni Eropa di Brussels.

"Ada banyak, banyak detail yang masih harus (diselesaikan) tetapi bagi saya, yang paling penting adalah kita menyelesaikan negosiasi ini dan itu menunjukkan satu hal kepada saya, Jika ada kemauan, pasti ada jalan," kata Pevkur, yang negaranya telah memperjuangkan gerakan itu.

photo
Seorang perwira Jerman (kiri) berbicara dengan tentara Ukraina di area pelatihan pasukan Jerman Bundeswehr di Munster, Jerman, Senin, 20 Februari 2023. - (AP Photo/Gregor Fischer)

Rencana yang disetujui oleh para menteri Uni Eropa ini didasarkan pada proposal dari kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borell untuk membelanjakan 1 miliar euro atau 1,07 miliar dolar AS (Rp 16 triliun) demi keperluan pertahanan dari ketersediaan yang ada, untuk mendapatkan lebih banyak pasokan ke Kiev segera. Dan 1 miliar euro lainnya lebih untuk pengadaan bersama.

Pengadaan bersama akan terbatas pada perusahaan dari Uni Eropa dan Norwegia, yang memiliki ikatan ekonomi yang erat dengan blok tersebut. Beberapa pemerintahan negara Uni Eropa menginginkan inisiatif terbuka untuk pasar yang lebih luas, dengan alasan ini akan membantu pengiriman amunisi lebih cepat ke Ukraina. Tetapi yang lain mengatakan uang Uni Eropa harus masuk ke perusahaan Uni Eropa dan bersikeras bahwa mereka akan memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan.

Sebagai bagian dari prakarsa tersebut, sebuah kelompok yang terdiri dari 17 anggota Uni Eropa ditambah Norwegia menandatangani sebuah dokumen yang dikenal sebagai pengaturan proyek. Dokumen itu menetapkan syarat-syarat upaya bersama untuk segera membeli amunisi 155 mm dan program jangka panjang untuk membeli amunisi lainnya.

Langkah seperti itu menandai langkah signifikan dalam integrasi Uni Eropa. Karena pengadaan pertahanan di Uni Eropa sebagian besar berada di tangan masing-masing negara anggota sampai sekarang.

Dukungan Senjata untuk Ukraina - (Republika)  ​

Upaya pengadaan bersama yang baru akan dipimpin oleh Badan Pertahanan Eropa milik UE, yang mengatakan bahwa pendekatan bersama adalah "pilihan terbaik untuk mencapai pengurangan biaya dari skala ekonomi".

Gerakan bersejarah

Borrell memuji persetujuan para menteri UE atas rencana tersebut sebagai "keputusan bersejarah". Ukraina telah mengidentifikasi pasokan peluru 155 mm sebagai kebutuhan kritis karena terlibat dalam perang yang sengit dengan pasukan Rusia yang menyerang. Kedua belah pihak menembakkan ribuan peluru artileri setiap hari.

Para pemimpin Ukraina dan Barat telah memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa Kiev menembakkan peluru lebih cepat daripada yang dapat diberikan sekutunya. Apa yang dilakukan pasukan Kiev itu mengarah pada dorongan baru untuk mengirim lebih banyak pasokan tanpa menemukan cara untuk meningkatkan produksi.

Dana 2 miliar euro untuk rencana tersebut akan berasal dari Fasilitas Perdamaian Eropa, dana yang dikelola UE yang sebagian mengganti negara anggota UE untuk bantuan militer. Sejauh ini UE telah membayar sekitar 3,6 miliar euro untuk amunisi dan barang-barang lainnya untuk Ukraina.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, yang negaranya mengambil bagian dalam inisiatif pengadaan bersama, menggambarkannya sebagai "wilayah baru" untuk UE. Dia mengatakan Jerman juga akan membuka kontrak kerangka kerja nasionalnya dengan industri pertahanan kepada mitra lain karena kecepatan adalah yang terpenting.

photo
Negara yang Berkubu ke Ukraina dan Rusia - (Republika)

"Tujuan kami adalah mengirimkan sejumlah besar amunisi ke Ukraina sebelum akhir tahun ini," katanya. 

Polandia mengatakan berencana memberikan sekitar satu lusin pesawat tempur MiG-29 ke Ukraina. Dengan rencana ini Warsawa negara anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pertama yang mengirimkan pesawat tempur ke Kiev untuk membela diri dari invasi Rusia.

Sedangkan Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan negaranya akan menyerahkan empat pesawat tempur era Uni Soviet dalam "beberapa hari ke depan." Sisanya membutuhkan perawatan tapi akan dikirimkan kemudian.

Kata-kata Polandia yang Duda gunakan menggambarkan Warsawa dapat mengirimkan 11 sampai 19 pesawat. "Pesawat-pesawat ini di tahun-tahun terakhirnya berfungsi, tapi masih dalam kondisi yang bagus," kata Duda, Kamis (16/3).

photo
Jet Mikoyan MiG-31K Angkatan Udara Rusia yang membawa rudal balistik berkemampuan nuklir Kh-47M2 Kinzhal terbang di atas Lapangan Merah saat latihan parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia, 7 Mei 2021. - (AP/AP)

Ia tidak mengungkapkan apakah ada negara lain yang akan mengikuti langkah Polandia. Meski Slovakia mengatakan akan mengirimkan MiG yang tidak mereka gunakan ke Ukraina. Polandia juga negara NATO pertama yang mengirimkan tank Leopard 2 dari Jerman ke Kiev.

Pada Rabu (15/3) lalu juru bicara pemerintah Polandia Piotr Mueller mengatakan beberapa negara juga menjanjikan MiG ke Ukraina tapi ia tidak mengungkapkan negara mana saja. Polandia dan Slovakia sudah pernah mengindikasi akan mengirimkan pesawat mereka sendiri tapi hanya bagian dari koalisi internasional untuk melakukan hal yang sama.

Jerman yang juga merupakan anggota NATO tampaknya terkejut dengan pengumuman Duda. "Sejauh ini semua orang sepakat untuk tidak mengirimkan pesawat tempur, saya belum mendapatkan konfirmasi dari Polandia mengenai ini," kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius.

Gedung Putih mengatakan langkah Polandia merupakan keputusan berdaulat. Washington jug memuji Warsawa yang terus membantu Kiev "melampaui kemampuan mereka" tapi menekankan langkah itu mempengaruhi keputusan Presiden Joe Biden untuk tidak mengirimkan F-16 ke Ukraina.

photo
Sebuah gedung bertingkat terbakar setelah diserang oleh serangan udara Rusia di Avdiivka, Ukraina, Jumat (17/3/2023). - (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

"Sampai saat ini pandangan kami pada pesawat tempur belum berubah, ini keputusan berdaulat kami, di situlah kami, negara lain bisa bicara mengenai keputusan mereka sendiri," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby.  

Gedung Putih mengatakan Polandia memberitahu AS mengenai pengiriman MiG sebelum Duda mengumumkan rencana itu. Sebelum invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022 lalu Ukraina memiliki beberapa lusin MiG-29 yang diwariskan dari Uni Soviet tapi belum diketahui berapa pesawat yang masih bisa digunakan.

Perdebatan mengenai pengiriman pesawat tempur ke Ukraina yang bukan negara NATO dimulai tahun lalu. Sekutu-sekutu NATO khawatir pengiriman pesawat akan meningkatkan peran aliansi pertahanan itu dalam perang. Keraguan masih berlanjut meski Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy semakin keras bersuara agar negara-negara Barat mengirimkan pesawat tempur mereka.

Pengumuman Duda disampaikan dalam konferensi pers dengan Presiden Ceko Petr Pavel yang sedang berkunjung. Duda mengatakan Angkatan Udara Polandia akan mengganti pesawat-pesawat yang diberikan ke Ukraina dengan pesawat FA-50 dari Korea Selatan dan F-35 dari Amerika.

Polandia sudah memberikan bantuan krusial ke Ukraina selama perang. Negara itu menampung pasukan Amerika dan menerima lebih banyak pengungsi Ukraina dibandingkan negara-negara lain selama invasi Rusia.

photo
MiG-29 Angkatan Udara Slovakia terbang selama pertunjukan udara di Malacky, Slovakia, 27 Agustus 2022. Pada Jumat (17/3/2023), pemerintah Slovakia menyetujui rencana untuk memberikan Ukraina 13 pesawat era Soviet tersebut. ( - (AP Photo/Petr David Josek, File)

Rencana perdamaian

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa (21/3), rancangan perdamaian yang diajukan Cina bulan lalu dapat digunakan sebagai dasar penyelesaian konflik di Ukraina. Hanya saja, dia menilai, Barat dan Ukraina tidak siap dengan pengajuan tersebut.

“Kami percaya bahwa banyak ketentuan dari rencana perdamaian yang diajukan oleh Cina selaras dengan pendekatan Rusia dan dapat diambil sebagai dasar penyelesaian damai ketika mereka siap untuk itu di Barat dan di Kiev. Namun, sejauh ini kami tidak melihat kesiapan seperti itu dari pihak mereka," kata Putin.

Penilaian ini muncul setelah pembicaraan dengan Presiden Cina Xi Jinping. Dalam rancangan yang diajukan Cina pekan lalu memuat 12 poin  yang menyerukan deeskalasi dan gencatan senjata akhirnya di Ukraina. Namun, dalam poin tersebut tidak memiliki rincian cara mengakhiri perang.

AS menolak proposal Cina, mengingat penolakan negeri tirai bambu itu untuk mengutuk Rusia atas Ukraina. Washington mengatakan, gencatan senjata sekarang akan mengunci keuntungan teritorial Moskow dan memberi tentara Putin lebih banyak waktu untuk mengumpulkan kekuatan kembali.

photo
Presiden China Xi Jinping berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow pada Senin (20/3/2023). - (AP Photo/Shen Hong/Xinhua via AP)

Sedangkan Ukraina menyambut baik keterlibatan diplomatik Cina. Hanya saja Ukraina mengatakan Rusia harus menarik pasukannya dan menggarisbawahi pentingnya integritas teritorial negara itu.

Selain pembahasan tersebut, Xi dan Putin menandatangani serangkaian dokumen kerja sama strategis usai pembicaraan yang dinilai berhasil dan konstruktif. Putin juga menyinggung penyelesaian kesepakatan jalur pipa untuk mengalirkan gas Rusia ke Cina. Dengan kesepakatan itu Moskow siap untuk meningkatkan ekspor minyak ke Beijing.

Tapi pernyataan bersama setelah pembicaraan hanya mengatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam jalur pipa akan melakukan upaya untuk memajukan pekerjaan pada studi dan persetujuan jalur pipa tersebut. Bahkan versi bahasa Inggris dari dua pernyataan Xi yang dikeluarkan setelah pertemuan tidak menyebutkan jalur pipa.

photo
Sebuah kapal bekerja di lepas pantai Laut Baltik di jalur pipa gas alam Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman pada 11 November 2018.. - (AP/Bernd Wuestneck)

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, masih ada detail yang perlu diselesaikan. "Instruksi diberikan kepada perusahaan untuk mengerjakan rincian proyek secara rinci dan menandatanganinya sesegera mungkin," kata Novak seperti dikutip kantor berita negara Rusia RIA.

Pipa Power of Siberia 2 direncanakan akan mengirimkan 50 miliar meter kubik (bcm) gas alam per tahun dari Rusia ke Cina melalui Mongolia. Moskow mengajukan gagasan itu bertahun-tahun yang lalu, tetapi gagasan itu semakin mendesak karena Moskow beralih ke Beijing untuk menggantikan Eropa sebagai pelanggan gas utamanya. Jika disetujui, pipa gas itu bisa menumpulkan sanksi NATO terhadap Rusia yang membatasi pengiriman gas ke Eropa.

Ramadhan dan Hilal

Mengapa Rasulullah SAW mengajarkan agar melihat hilal dalam memulai puasa Ramadhan?

SELENGKAPNYA

Solusi Islam untuk Gangguan Mental 

Melalui karyanya ini, al-Balkhi membahas solusi untuk gangguan mental.

SELENGKAPNYA

Mencari Istana Khalifah Umar

Suatu ketika, seorang utusan Romawi datang ke Madinah guna mencari Umar.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya