Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Motivasi Alquran

Ramadhan dan Hilal

Mengapa Rasulullah SAW mengajarkan agar melihat hilal dalam memulai puasa Ramadhan?

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Mengapa Rasulullah SAW mengajarkan agar melihat hilal dalam memulai puasa Ramadhan? Sedemikian rupa sehingga jika di hari itu ternyata mendung dan sulit untuk bisa melihat hilal, baru merujuk kepada hisab, yaitu dengan melengkapi bulan Syaban menjadi 30 hari?

Apa hubungan hilal dengan ibadah dalam Islam?

Perlu disadari bahwa ibadah dalam Islam selalu dihubungkan oleh Allah SWT dengan gerakan alam semesta. Sebab, semua peredaran planet bumi, matahari, dan bulan itu berjalan dengan ketundukan total kepada aturan-Nya.

"Wasy syamsu tajrii limustaqarril lahaa dzaalika taqddirul ‘aziizil ‘aliim". Ayat ini terdapat dalam surah Yasin [36]: 38 yang menggelar tema tentang keharusan berserah diri kepada-Nya.

Kata tajrii limustaqarril lahaa menunjukkan pentingnya ikut aturan yang sudah ditetapkan. Bahwa pergeseran matahari dan bulan ada hubungannya dengan pergantian hari dan tanggal-tanggal setiap bulan dalam setahun. Tidak bisa manusia campur tangan lalu ingin mengubah aturan tersebut sesuka nafsunya.

 
Pergeseran matahari dan bulan ada hubungannya dengan pergantian hari dan tanggal-tanggal setiap bulan dalam setahun. Tidak bisa manusia campur tangan lalu ingin mengubah aturan tersebut sesuka nafsunya.
 
 

Umat terdahulu diazab oleh Allah SWT karena mereka melakukan ibadah bukan pada waktu yang telah Allah SWT tetapkan. Bagi kaum muslimin, ibadah harian seperti shalat lima waktu ada hubungannya dengan pergeseran matahari.

Menjelang matahari terbit muncullah fajar, sebagai awal waktu shalat Subuh, juga awal mulai ibadah puasa di hari itu. Untuk ini, Allah SWT bersumpah dengan waktu fajar (wal fajr) (QS al-Fajr [89]: 1).

Ketika matahari tergelincir, ini awal masuk waktu shalat Zhuhur. Pas matahari condong, di mana bayangan sebuah benda lebih panjang dari bendanya, ini awal masuk waktu shalat Ashar.

Pada saat matahari tenggelam, ini awal waktu shalat Maghrib dan di saat ini pula waktu berbuka puasa. Lalu ketika warna jingga kemerah-merahan di ufuk barat hilang total, ini awal waktu shalat Isya.

 
Pada saat matahari tenggelam, ini awal waktu shalat Maghrib dan di saat ini pula waktu berbuka puasa.
 
 

Dalam sepekan Allah SWT membagi waktu menjadi tujuh hari, masing-masing nama hari sudah ditetapkan dengan fungsinya.

Hari-hari untuk beraktivitas diberi nama angka Ahad sama dengan wahidun (hari kesatu), Senin dari kata itsnain (hari kedua), Selasa dari kata tsalatsatun (hari ketiga), Rabu dari kata arba’atun (hari keempat), Kamis dari kata khamsatun (hari kelima).

Setiap hari Senin dan Kamis ada upacara pelaporan amal oleh para malaikat ke langit. Pada kedua hari tersebut disunnahkan berpuasa.

Nabi bersabda, “Uhibbu an ashuuma yaumal itsnain wal khamiisi liannahuu waymun rufia fiihil a’maalu” (Aku suka berpuasa setiap hari Senin dan Kamis karena itu hari dilaporkannya amal manusia).

Khusus hari Jumat, dari kata jama’a (berkumpul), kaum bapak diwajibkan berkumpul di masjid menyimak khutbah dan melaksanakana shalat Jumat. Kaum ayah memang sebagai qawwam (penanggung jawab) atas keluarga. Karena itu, mereka harus berbekal ilmu minimal sepekan sekali dengan cara menyimak khutbah.

 
Kaum ayah memang sebagai qawwam (penanggung jawab) atas keluarga. Karena itu, mereka harus berbekal ilmu minimal sepekan sekali dengan cara menyimak khutbah.
 
 

Adapun hari Sabtu adalah hari istirahat, dari kata subaat (menghentikan semua kegiatan). Dalam surah an-Naba’ [78]: 9 dijelaskan bahwa tidur itu adalah istirahat total (wa ja’alnaa naumakum subaataa).

Setahun sekali ada program Ramadhan dan ibadah haji. Bagi kaum muslimin kewajiban puasa Ramadhan adalah setiap tahun. Adapun kewajiban melaksankan aibadah haji adalah seumur hidup sekali.

Tetapi prosesi pelaksanaan puasa Ramadhan dan haji harus pada tanggal dan bulan tertentu dari tahun hijriyah. Puasa wajib jelas hanya dilaksanakan di bulan Ramadhan.

Adapun haji hanya dilasanakan pada tanggal sembilan (hari wukuf di Arafah), sepuluh, sebelas, dua belas, dan tiga belas dari bulan Dzulhijjah. Untuk memastikan tanggal-tanggal tersebut harus melihat hilal.

Karena itu, untuk puasa Ramadhan, Nabi SAW bersabda, "Shuumuu liru’yatihi wa afthuruu liru’yatihii" (Mulailah puasa wajib pada saat melihat hilal tanggal satu Ramadhan dan berhentilah pada saat melihat hilal tanggal satu Syawal). (HR Bukhari).

Mencari Istana Khalifah Umar

Suatu ketika, seorang utusan Romawi datang ke Madinah guna mencari Umar.

SELENGKAPNYA

Terhipnotis Atmosfer Energi Liar Musik Metal

Energi penonton seakan tak pernah habis mengikuti entakan musik keras Slipknot yang menutup aksi panggung spektakulernya dengan lagu “Surfacing”.

SELENGKAPNYA

Doa Menyambut Ramadhan

Semoga ibadah Ramadhan dijalani dengan keamanan, kenyamanan, dan kedamaian

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya