SMAIT Ibnu Sina | Dok SMAIT Ibnu Sina

Muhibah

SMAIT Ibnu Sina, Memajukan Petani Rumput Laut

Salah satu produk yang digandrungi masyarakat yakni nuget rumput laut

Oleh ANDRIAN SAPUTRA

Beragam program kewirausahaan yang dicanangkan SMAIT Ibnu Sina tak hanya berhasil mengembangkan kemandirian dan jiwa enterpreneur para siswa. Lebih dari itu, program kemandirian tersebut juga telah berdampak dalam memajukan dan memopulerkan komoditas rumput laut yang dibudidayakan oleh petani lokal di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Sekolah yang berada di Kelurahan Nunukan Selatan ini berhasil membuat berbagai produk makanan olahan yang bahan utamanya berasal dari rumput laut hasil budi daya petani setempat. Salah satu produk karya para siswa SMIT Ibnu Sina yang begitu digandrungi masyarakat adalah nuget rumput laut.

Wakil Kepala SMAIT Ibnu Sina Boarding School Lizawati mengatakan, berbagai produk olahan makanan yang dibuat oleh para siswa adalah upaya sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka-proyek penguatan pelajar Pancasila yang dicanangkan oleh pemerintah. Menurut dia, dalam program tersebut, sekolah berupaya mendorong siswa agar bisa berwirausaha di usia dini.

photo
SMIT Ibnu Sina - (Dok SMAIT Ibnu Sina)

"Produk nuget rumput laut yang paling populer saat ini juga awalnya karena kami melihat potensi rumput laut yang dibudidayakan petani. Agar bagaimana wilayah ini memiliki produk dari bahan utamanya rumput laut. Jadi, kami bantu petani dalam pemasangan bibit dan lain-lain dan yang sudah dipanen itu yang kami olah," kata Liza kepada Republika.id, beberapa hari lalu.

Ia mengatakan, sekolah bekerja sama dengan para petani rumput laut dalam penyediaan bahan baku. Hasil panen rumput laut petani sebagian dikeringkan untuk diolah menjadi produk-produk makanan dan sebagian lainnya untuk pembibitan. Ada beragam produk makanan yang dibuat para siswa SMAIT Ibnu Sina, di antaranya ubi rumput laut, nuget rumput laut, mi rumput laut, es krim rumput laut, keripik rumput laut, bakso rumput laut, dan lainnya.

Meski demikian, Liza mengatakan, nuget rumput laut menjadi produk yang paling laris digemari banyak orang. Ia mengatakan, produk-produk olahan rumput laut siswa SMAIT Ibnu Sina bahkan masuk ke banyak minimarket dan toko-toko di sekitar Kabupaten Nunukan.

Untuk sekali produksi, SMAIT Ibnu Sina memerlukan sekitar 30 kilogram rumput laut yang kemudian diolah dan menghasilkan lebih dari seratus kemasan nuget rumput laut. Produk tersebut dipasarkan siswa dengan harga bervariasi sesuai ukuran kemasan mulai Rp 15 ribu, Rp 25 ribu, dan Rp 30 ribu. Liza mengatakan, banyak masyarakat yang menyukai produk nuget rumput laut itu karena kualitasnya. Produk tersebut dipasarkan dalam kondisi segar tanpa bahan pengawet dan pewarna.

Ia menambahkan, ada sebanyak 72 siswa yang didampingi oleh para guru serta pelatih UMKM dari Kabupaten Nunukan dalam membuat produk olahan makanan dari rumput laut. Para siswa SMAIT Ibnu Sina juga diajarkan membuat sendiri kemasan dan logo untuk produk olahan rumput laut. Liza mengatakan, dari keuntungan pengembangan program kewirausahaan SMAIT Ibnu Sina digunakan oleh siswa untuk berbagai kegiatan pendidikan salah satunya, seperti study tour atau rihlah dan lainnya. "Kurikulum merdeka telah mewadahi potensi siswa sehingga kegiatan tidak monoton di kelas. Jadi, benar-benar bakat siswa dalam berwirausaha digali tidak hanya mendapatkan materi di kelas," katanya.

Sebagai lembaga pendidikan berbasis boarding school, SMAIT Ibnu Sina memiliki tujuan untuk membangun karakter siswa berakhlak mulia. Lebih dari itu, SMAIT Ibnu Sina juga memiliki program unggulan pengembangan bahasa asing.

Menurut Liza, pihak sekolah menekankan para siswanya agar dapat menggunakan bahasa asing, yakni bahasa Inggris dan Arab dalam percakapan keseharian di lingkungan sekolah. Karena itu, SMAIT Ibnu Sina memiliki penggerak bahasa, yakni sebuah unit sekolah yang berfungsi dalam mendorong kemajuan penggunaan bahasa asing oleh para siswa. Selain itu, para siswa ditekankan untuk dapat menjadi para penghafal Alquran.

PROFIL

Alamat : Jl. Ujang Dewa, Nunukan Sel., Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara 77482

Biaya pendaftaran : -/+ Rp 12 juta

Biaya bulanan siswa Asrama: Rp 1.450.000 ribu

Biaya bulanan siswa non Asrama: Rp 450 ribu bila makan dari sekolah tambah Rp 250 ribu

Jumlah santri/siswa: 72 siswa

Ikuti Berita Republika Lainnya