
Sehat
Mengapa Orang Bisa Terjerumus Adiksi Narkoba Berulang Kali?
relapse bisa terbagi menjadi dua jenis yaitu relapse tradisional dan freelapse.
Artis Ammar Zoni ditangkap jajaran Polres Metro Jakarta Selatan terkait kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu. Kabar penangkapan Ammar Zoni disampaikan langsung oleh Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Polisi Achmad Ardhy.
"Iya, betul AZ ditangkap terkait sabu," ujar Achmad dalam keterangannya kepada awak media, Jumat (10/3). Selain menangkap pemain sinetron itu, pihak berwajib juga menyita barang bukti sabu dari yang bersangkutan.
Adapun barang bukti tersebut berupa satu gram lebih narkoba jenis sabu. Saat ini yang bersangkutan diamankan di Markas Polres Metro Jakarta Selatan untuk dilakukan pemeriksaan sscara intensif oleh penyidik. "Satu gram lebih (barang bukti sabu)," kata Achmad.
Penangkapan terhadap Ammar Zoni terkait kasus penyalahgunaan narkoba bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya dia pernah ditangkap atas kasus serupa pada 2017. Saat itu yang menangkapnya adalah Polres Metro Jakarta Pusat.
Kecanduan Berulang
Orang yang sudah pulih dari kecanduan narkoba memiliki risiko besar untuk mengalami relapse atau kembali menyalahgunakan narkoba. Relapse ini bisa terjadi karena perubahan fungsi atau struktur tertentu pada otak yang terjadi akibat penyalahgunaan narkoba bisa tetap bertahan meski pecandu telah pulih dari kecanduan.
Secara umum, relapse bisa terbagi menjadi dua jenis, yaitu relapse tradisional dan freelapse. Relapse tradisional merupakan kekambuhan kecanduan yang terjadi ketika seseorang memutuskan untuk kembali menggunakan narkoba secara sadar.
Contoh dari relapse tradisional adalah mantan pecandu mencoba mengisap sedikit ganja dengan tujuan ingin meredakan stres. Relapse tradisional ini biasanya terjadi karena mantan pecandu merasa mereka bisa mengendalikan diri dari kecanduan bila hanya mencoba sedikit narkoba.
Berbeda dengan relapse tradisional, freelapse merupakan kekambuhan kecanduan yang terjadi secara tidak sengaja. Kekambuhan ini mungkin terjadi ketika mantan pecandu tanpa sadar kembali menggunakan narkoba.

Misalnya, makanan atau minuman mereka dicampur dengan narkoba oleh orang lain di suatu pesta. Menurut American Addiction Centers, ada beberapa faktor yang dapat membuat mantan pecandu narkoba lebih berisiko untuk kembali menyalahgunakan narkoba.
Berikut ini adalah tujuh faktor risiko di antaranya, seperti dilansir laman resmi American Addiction Centers.
1. Adanya paparan terhadap pemicu. Pemicu ini bisa berupa faktor-faktor sosial atau lingkungan.
2. Kadar stres yang tinggi. Stres bisa menjadi pemicu relapse bila mantan pecandu tak memiliki cara coping atau mengelola stres yang baik.
3. Masalah interpersonal. Masalah ini bisa mencakup konflik dengan keluarga atau teman yang kemudian memicu timbulnya perasaan negatif.
4. Dorongan teman atau orang terdekat. Berada di sekitar orang-orang yang menyalahgunakan narkoba akan membuat mantan pecandu sulit untuk menahan diri dari relapse.
5. Kurang dukungan sosial. Terkadang, mantan pecandu tak mendapatkan dukungan sosial yang baik dari orang sekitar setelah mereka berhasil pulih.
Kurangnya dukungan ini dapat membuat mereka kembali ke narkoba bila dihadapkan dengan suatu kondisi sulit.
6. Tak percaya pada kemampuan diri. Beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang merasa tidak mampu untuk tetap sober atau "bersih" cenderung berisiko lebih besar untuk mengalami relapse.
7. Suasana hati positif. Selain perasaan negatif, perasaan yang positif juga dapat menjadi faktor risiko relapse. Alasannya, ketika seseorang merasa bahagia, dia mungkin ingin membuat perasaan bahagia tersebut menjadi lebih intens. Salah satunya adalah dengan menyalahgunakan narkoba.

Terkait masalah relapse, American Addiction Centers mengungkapkan, ada empat hal yang dapat membantu mencegah terjadinya relapse pada mantan pecandu.
Berikut ini adalah keempat hal tersebut:
1. Hindari situasi atau orang-orang yang dapat memicu relapse.
2. Buat diri sendiri tetap sibuk agar terhindar dari perasaan bosan.
3. Bangun jaringan dukungan yang positif.
4. Jalani terapi dan gunakan obat terapi yang diberikan oleh dokter secara tertib.
Teladan Perempuan Sahabat Nabi, Khaulah binti Tsalabah
Khaulah binti Tsalabah termasuk Muslimah yang cerdas.
SELENGKAPNYASupersemar dan Dokumen Penyerahan Kekuasaan 20 Februari 1967
Sukarno geram ketika dokumen penyerahan kekuasaan kepada Soeharto bocor ke media.
SELENGKAPNYAPara Puan Dalam Sejarah Ilmu Islam
Pada masa awal, ada banyak Muslimah terpelajar yang berperan dalam perkembangan syiar agama.
SELENGKAPNYA