Anggota Kelompok Tani Tumbuh Mandiri memanen cabai di Jalan Raden Demang Hardjakusumah, Citereup, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat, Kamis (16/2/2023). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Ekonomi

Harga Cabai Diprediksi Turun Mendekati Lebaran

Komoditas cabai sangat sensitif terhadap curah hujan.

JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) tak menampik adanya kenaikan signifikan harga cabai beberapa waktu terakhir. Menurut Kemendag, lonjakan harga bakal melandai sebelum Lebaran atau pada medio April mendatang.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan mengatakan, komoditas cabai sangat sensitif terhadap curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Di satu sisi, sifat komoditas cabai punya umur simpan yang pendek, tapi masyarakat masih sangat bergantung pada produk segar.

Sensitivitas komoditas ditambah preferensi konsumen tersebut menyebabkan adanya fluktuasi harga yang cukup tinggi. Panel harga Badan Pangan Nasional mencatat kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit merah.

Rata-rata harga eceran nasional per Jumat (10/3) mencapai Rp 65.560 per kg. Harga tertinggi terdapat di Kalimantan Utara hingga Rp 100.450 per kg dan terendah di Sumatra Utara Rp 39.660 per kg. Adapun harga acuan pemerintah di konsumen sebesar Rp 40 ribu per kg-Rp 57 ribu per kg.

"Berdasarkan informasi pelaku usaha cabai, diperkirakan panen dalam jumlah besar baru akan dimulai pada pertengahan Maret. Apabila tidak terjadi gangguan, pasokan akan dapat terpenuhi dan harga dapat terkendali periode puasa-Lebaran," ujar Kasan kepada Republika, Jumat (10/3).

photo
Pedagang membungkus cabai di Pasar Jambu Dua, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/12/2022). - (Republika/Putra M. Akbar)

Ia menyampaikan, wilayah sentra yang akan memasuki puncak panen raya, antara lain, Kediri, Blitar, dan Malang di Jawa Timur. Ia mengakui tengah terjadi kemunduran waktu panen cabai di beberapa produksi yang juga menyebabkan suplai berkurang dan harga melonjak.

Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) mengungkapkan, kenaikan harga saat ini disebabkan akibat faktor cuara buruk. Akibat cuaca buruk, banyak pasokan cabai yang mengalami kerusakan, terutama untuk komoditas cabai rawit merah yang paling banyak dikonsumsi rumah tangga.

"Jadi, memang di hulu saat ini memang sedang panen raya. Untuk cabai merah besar dan keriting harganya normal, tapi kalau cabai rawit merah rusak banyak sekali," kata Ketua Umum AACI, Abdul Hamid.

Ia menuturkan, kerusakan cabai rawit merah hasil panen kali ini terjadi cukup masif, terutama untuk sentra-sentra di wilayah Pulau Jawa. "Dari Jawa Timur sampai ke wilayah barat skala kerusakan masif, tapi ini murni karena iklim bukan masalah hama," katanya.

Tingginya harga cabai rawit salah satunya terpantau di Jayapura, Papua, yang mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 70 ribu per kg.

Fatimah, salah satu pedagang yang membuka lapaknya di Pasar Hamadi Jayapura, mengatakan, harga cabai kecil atau rawit di Jayapura mulai mengalami kenaikan sekitar Rp 5.000-Rp 10 ribu per kg.

Pada akhir Februari, harga cabai rawit masih berkisar di Rp 55 ribu-Rp 60 ribu per kg. "Mudah-mudahan harganya tidak lagi mengalami kenaikan," kata Fatimah.

photo
Pedagang menyortir dagangannya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/2/2023). - (Republika/Thoudy Badai)

Kondisi berbeda terjadi di Medan, Sumatra Utara. Menjelang Ramadhan, hargai cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan. Harga cabai merah tercatat sebesar Rp 30 ribu per kg. Sama halnya seperti cabai merah, harga cabai rawit juga mengalami penurunan Rp 4.000 menjadi Rp 28 ribu per kg.

Seorang pedagang pasar Sukaramai bernama Sahat mengatakan, harga cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan dibandingkan dengan pekan lalu. "Kalau pekan lalu harga cabai rawit Rp 32 ribu per kg, cabai merah Rp 40 ribu per kg," katanya.

Hal serupa terpantau di pasar Petisah, pasar yang terletak di Jalan Baru Kota Medan ini. Harga cabai merah terpantau sebesar Rp 30 ribu per kg, sedangkan cabai rawit dijual Rp 28 ribu per kg.

Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menanggapi tren penurunan yang dialami pada harga cabai merah dan cabai rawit tersebut. Menurut Gunawan, penurunan harga tersebut disebabkan melimpahnya pasokan cabai seiring di sejumlah daerah Sumut sedang memasuki musim panen.

"Harga cabai di Kota Medan selama bulan Maret ini dalam tren penurunan harga. Pemicunya adalah pasokan yang melimpah seiring dengan musim panen di beberapa wilayah, seperti Deliserdang dan Batubara," ujarnya.

Sadisnya Remaja-Remaja Bersajam

Fenomena kekerasan bersenjata tajam sudah menkhawatirkan.

SELENGKAPNYA

Hukum Menunda Shalat Berjamaah karena Pekerjaan

Mayoritas ulama berpendapat hukum shalat jamaah adalah wajib.

SELENGKAPNYA

Saat Ali bin Abi Thalib Minum Sambil Berdiri

Mengharamkan yang halal sama dengan menghalalkan yang haram.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya