
Keluarga
Alasan Paling Dominan Penyebab Perceraian
Banyak pasangan memasuki pernikahan tanpa mendiskusikan ekspektasi hubungan mereka.
Pernikahan terkadang tidak selalu berjalan sesuai rencana. Diperkirakan 41 persen dari semua pernikahan pertama berakhir dengan perceraian.
Dilansir dari Best Life, Selasa (28/2/2023), ada hal-hal tertentu yang membuat pasangan harus berpisah dan dihadapkan pada tantangan hidup yang tak terelakkan. Berikut ini adalah lima alasan paling umum pasangan bercerai.
Kurangnya perencanaan pranikah
Kalley Hartman, LMFT di Ocean Recovery, mengatakan, banyak pasangan memasuki pernikahan tanpa mendiskusikan ekspektasi hubungan mereka. “Banyak pasangan yang bercerai tidak membicarakan aspek penting dari diri mereka sebelum menikah,” kata Hartman.
Aspek penting tersebut, misalnya, perbedaan agama, tujuan masa depan yang berbeda, dan nilai-nilai yang berbeda semuanya. Semua itu dapat berperan dalam keberhasilan sebuah pernikahan.
Menurut dia, sebelum pernikahan adalah waktu yang ideal untuk membicarakan aspek penting yang sudah disebutkan tadi. Seorang konselor pasangan dapat membantu Anda menemukan cara yang lebih baik untuk berkomunikasi selama pernikahan jika Anda merasa hubungan Anda sedang bermasalah.
Kesulitan finansial

Masalah uang dapat berperan dalam masalah perkawinan yang berujung pada perceraian. Hartman mengungkapkan, uang sering kali menjadi sumber stres utama dalam pernikahan.
Misalnya, kebiasaan belanja yang berbeda, tingkat pendapatan yang tidak seimbang, atau kurangnya perencanaan keuangan dapat menyebabkan masalah uang. “Selain itu, situasi kehidupan, seperti penyakit dan kehilangan pekerjaan dapat menyebabkan masalah utang dan keuangan, yang sering menyebabkan ketegangan pada pernikahan,” ujar Hartman.
Perselingkuhan
View this post on Instagram
Hartman menyatakan, perselingkuhan adalah salah satu penyebab perceraian yang paling umum. Masalah ini dapat menyebabkan rasa pengkhianatan dan ketidakpercayaan yang mendalam sehingga sulit untuk melanjutkan hubungan tanpa kepercayaan.
“Bahkan, jika pasangan mengatasi masalah mereka melalui konseling, banyak yang merasa mereka tidak mampu membangun kembali hubungan setelah seseorang tidak setia,” katanya.
Kecanduan atau penyalahgunaan zat
Kecanduan dapat menimbulkan kemelut parah pada pernikahan apa pun. Kecanduan atau penyalahgunaan zat bisa merusak penilaian dan membuat pasangan merasa dimanfaatkan atau diabaikan. “Hal ini dapat menyebabkan gangguan komunikasi yang sulit untuk dikembalikan,” ujar Hartman.
Sayangnya, banyak pernikahan tidak bertahan lama karena beban emosional yang dapat ditimbulkan kecanduan atau penyalahgunaan zat pada pasangan.
Masalah komunikasi

Seorang dating coach, sekaligus penulis buku, Lana Otaya, menjelaskan, ketika pasangan tidak dapat terlibat dalam dialog yang terbuka dan jujur, hal itu dapat mengakibatkan miskomunikasi, konflik, dan kepercayaan yang lenyap. “Tantangan ini dapat diperburuk oleh gaya hidup yang sibuk, tanggung jawab yang bertentangan, dan sikap apatis terhadap hubungan,” ujar Otaya.
Sayangnya, ketika pasangan gagal berkomunikasi secara efektif, hal itu dapat menyebabkan masalah kebencian yang lebih besar.
Kecanduan atau penyalahgunaan zat bisa membuat pasangan merasa diabaikan.
Saat Muslimah Gibah di Media Sosial
Menggunjing orang lain lewat status dan video di media sosial pun termasuk gibah.
SELENGKAPNYAEkspor CPO akan Diwajibkan Lewat Bursa Berjangka
Kemendag masih melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.
SELENGKAPNYASaat Allah Jadikan Suami Sebagai Pemimpin
Amanah menjadi pemimpin bukan merupakan tugas yang ringan.
SELENGKAPNYA