Petugas Dinas Kesehatan Solo melakukan pengecekan obat berbahan cair atau sirop, di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. | ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Nasional

BPOM dan Pharos Kompak Sebut Praxion Aman

Muncul kasus gagal ginjal pada anak di Solo dan diketahui sempat mengonsumsi Praxion.

JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan PT Pharos Indonesia selaku produsen kompak menyatakan obat sirop merk Praxion aman dikonsumsi. Di hari yang sama ketika BPOM dan PT Pharos menyatakan Praxion aman, muncul kasus gagal ginjal pada anak di Solo, Jawa Tengah.

Pasien berusia 10 tahun di Solo itu disebut sempat mengonsumsi Praxion sebelum sakit. Praxion sebelumnya juga disebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai pemicu gagal ginjal akut pada dua anak di Jakarta. Satu di antaranya diketahui meninggal dunia.

BPOM pada Rabu (8/2) mengumumkan bahwa obat sirop Praxion aman dikonsumsi berdasarkan serangkaian pengujian yang telah dilakukan menggunakan tujuh sampel dengan hasil memenuhi syarat. “Dari hasil pengujian tujuh sampel tersebut, hasilnya adalah memenuhi syarat. Artinya memenuhi ketentuan dan standar di farmakope Indonesia,” kata Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM, Togi Junice Hutadjulu, di Jakarta, Rabu (8/2).

Eskalasi Kasus Ginjal Akut - (Republika)

Togi menjelaskan, tujuh sampel yang diuji merupakan sampel sirop obat dan bahan baku, yang terdiri atas sampel sirop obat sisa pasien, sirop yang beredar di pasaran, sampel di tempat produksi dengan batch sama, sampel sirop dengan batch yang berdekatan dengan sirop obat pasien. Kemudian sampel bahan baku sorbitol, dan dua produk sirop lain yang menggunakan bahan baku dengan nomor batch sama.

Ia menegaskan, pengujian sampel di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) BPOM telah memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) sehingga dapat dipastikan akurasinya. Adapun pengujian dilakukan pada 2 dan 3 Februari 2023. “Hasil pengujian dapat diyakini validitasnya untuk mendukung hasil pengawasan BPOM,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, BPOM telah memerintahkan untuk penghentian sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi pasien yang terkonfirmasi meninggal dunia akibat mengalami Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada 4 Februari 2023. “Dalam rangka kehati-hatian dan langkah antisipasi, BPOM telah mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan distribusi terhadap obat yang dikonsumsi pasien,” katanya.

PT Pharos Indonesia selaku produsen Praxion menyatakan bahwa produk obat sirop tersebut telah memenuhi persyaratan yang tertuang dalam Farmakope Indonesia VI suplemen II berdasarkan hasil uji ulang keamanan produk yang dilakukan oleh laboratorium independen. Direktur Komunikasi Perusahaan PT Pharos Indonesia Ida Nurtika mengatakan, pengujian sampel obat sirop Praxion dilakukan oleh tiga laboratorium, termasuk Laboratorium Saraswanti Indo Genetech dan Laboratorium Sucofindo.

photo
Petugas Dinas Kesehatan Kota Medan melakukan inspeksi mendadak di sejumlah apotek, di Jalan Setia Budi, Medan, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. - ( ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

“Hasil (pemeriksaan) dari kedua lab tersebut menunjukkan bahwa produk Praxion memenuhi spesifikasi Farmakope Indonesia VI suplemen II atau memenuhi syarat,” katanya.

Menurut dia, hasil pengujian sampel obat sirop Praxiondari dua laboratorium tersebut telah disampaikan ke BPOM. Sementara hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium yang ketiga akan disampaikan setelah prosesnya selesai.

Pada Selasa (8/2), Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menyebut bahwa kasus gagal ginjal yang dialami oleh seorang anak 10 tahun belum masuk kriteria gagal ginjal akut. Namun, Gibran membenarkan bahwa pasien sempat mengonsumsi salah satu obat sirop merk Praxion.

“Itu belum bisa dibilang akut, anaknya sedang kami monitor, anaknya punya riwayat sebelumnya, kayaknya pernafasan juga dan dia mengonsumsi Praxion,” kata Gibran.

Langkah Terkait Penyakit Ginjal Akut - (Republika)

Disinggung soal peredaran obat yang diduga menjadi pemicu gagal ginjal, ia menegaskan bahwa telah dilakukan penarikan. “Semua sudah ditarik tapi yang namanya ibu-ibu kadang-kadang obat belum habis masih disimpan. Itu zamannya pertama-tama, istriku juga masih nyimpen yang namanya Termorex, Praxion. Padahal anakku yo ngombe kui terus. Lha yo medeni toh,” katanya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya masih menunggu penelitian antara laboratorium BPOM dengan pembandingnya terkait ditemukannya dua kasus gangguan ginjal akut. Sehingga, Kemenkes belum dapat menetapkan kejadian luar biasa (KLB) terhadap penyakit tersebut.

“Ini yang kejadian kan satu dan masih perlu ditentukan lagi penyebabnya itu apa, karena ada perbedaan hasil dari dua laboratorium ini. Nah itu yang sekarang kita tunggu saja,” ujar Budi usai rapat kerja dengan Komisi IX DPR.

Adapun saat ini, Kemenkes telah berkoordinasi dengan BPOM untuk mengimbau perusahaan obat untuk melakukan penarikan sukarela. Menkes juga meminta dokter anak untuk meresepkan obat berisiko lebih rendah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat