
Kabar Utama
Penyintas Gempa Turki: Ini Seperti Kiamat
Korban jiwa gempa Turki-Suriah mencapai lebih dari 1.200 orang.
"Kami terguncang seperti di buaian. Kami sembilan orang di rumah. Dua anak laki-laki saya masih tertimbun reruntuhan, saya masih menunggu mereka," kata seorang wanita dengan lengan patah dan luka di wajahnya, berbicara dalam bahasa Inggris.
Ia berada di dalam ambulans di dekat reruntuhan blok tujuh lantai tempat dia tinggal Diyarbakir di tenggara Turki.
Di Diyarbakir, wartawan Reuters melihat puluhan petugas penyelamat mencari melalui gundukan puing, semua yang tersisa dari sebuah bangunan besar, mengangkut puing-puing saat mereka mencari korban selamat. Kadang-kadang mereka mengangkat tangan dan menyerukan agar diam, mendengarkan suara-suara kehidupan.
Pria membawa seorang gadis terbungkus selimut dari sebuah bangunan yang runtuh di kota. "Kami terbangun karena suara keras dan guncangan hebat. Ada dua gempa susulan setelah itu," kata Meryem (29 tahun) dari kota Kahramanmaras, Turki tenggara, dekat pusat gempa.

"Saya sangat takut, saya pikir itu tidak akan pernah berhenti. Saya mengambil beberapa barang untuk putra saya yang berumur satu tahun dan meninggalkan gedung itu."
Video yang beredar di Twitter menunjukkan dua bangunan tetangga runtuh satu demi satu di Aleppo Suriah, memenuhi jalan dengan debu yang mengepul. Dua warga kota, yang rusak parah akibat perang, mengatakan bangunan itu runtuh beberapa jam setelah gempa.
Di kota Jandaris yang dikuasai pemberontak Suriah di provinsi Aleppo, gundukan beton, batang baja, dan buntelan pakaian tergeletak di tempat bangunan bertingkat dulu berdiri.

"Ada 12 keluarga di bawah sana. Tidak ada satu pun yang keluar. Tidak ada satu pun," kata seorang pemuda kurus, matanya melotot kaget dan tangannya diperban.
Raed Fares dari Helm Putih Suriah sebuah layanan penyelamatan di wilayah yang dikuasai pemberontak yang dikenal sering menarik orang dari reruntuhan bangunan yang dihancurkan oleh serangan udara, mengatakan mereka "berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang berada di bawah reruntuhan".
Abdul Salam al Mahmoud, seorang Suriah di kota Atareb, mengatakan gempa bumi kemarin terasa "seperti kiamat".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa di negaranya telah meningkat menjadi 912 jiwa. Sementara itu Suriah yang turut terdampak guncangan mencatatkan lebih dari 326 kematian. Jika ditotal, sejauh ini gempa turki telah menewaskan sedikitnya 1.238 orang.
Erdogan mengisyaratkan korban meninggal masih akan terus bertambah. “Kami tidak tahu berapa jumlah korban karena upaya pengangkatan puing-puing terus berlanjut di sejumlah bangunan di zona gempa,” katanya, Senin (6/2), dikutip laman the Guardian.
Menurut Erdogan, terdapat 2.818 bangunan yang runtuh akibat gempa. Dia mengungkapkan, 9.000 orang terlibat dalam misi penyelamatan. “Setiap orang berusaha keras, meskipun musim dingin, cuaca dingin, dan gempa bumi yang terjadi pada malam hari membuat segalanya menjadi lebih sulit,” ucap Erdogan.

Erdogan pun mengajak segenap rakyatnya untuk tetap teguh dan bersatu dalam menghadapi bencana tersebut. “Hari ini adalah hari bagi 85 juta orang untuk bersama sebagai satu hati,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Suriah mengungkapkan, dampak guncangan gempa Turki telah menyebabkan lebih dari 326 warga di negaranya tewas. Jumlah korban luka pun melampaui 1.000 orang. Saat ini Suriah diketahui masih dibekap krisis kemanusiaan akibat konflik sipil yang tak berkesudahan selama hampir 13 tahun.
Pada Senin sekitar pukul 04.17 pagi, gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang Turki. Menurut otoritas penanggulangan bencana Turki, AFAD, pusat gempa berada di Distrik Pazarcik di Provinsi Kahramanmaras. Gempa terjadi pada kedalaman tujuh kilometer.
Beberapa menit kemudian terjadi gempa susulan bermagnitudo 6,4 dan 6,5 yang berpusat di Nurdagi, Provinsi Gaziantep. Selain di Gaziantep, gempa susulan turut terasa di beberapa wilayah lainnya di Turki, antara lain Sanliurfa, Diyarbakir, Adana, Adiyama, Malatya, Osmaniye, Hatay, dan Kilis.
Penyelamatan
Militer Turki menyiapkan koridor udara guna memungkinkan regu penyelamat menjangkau wilayah-wilayah yang terdampak gempa untuk melakukan evakuasi dan pencarian korban. Hal itu diharapkan dapat mengefektifkan proses penyelamatan dan evakuasi.
“Kami mengerahkan pesawat kami untuk mengirim tim medis, tim pencarian dan penyelamatan serta kendaraan mereka ke zona gempa,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, Senin (6/2).

Uni Eropa telah mengirim regu penyelamat untuk membantu Turki mengevakuasi dan mencari korban gempa. Perhimpunan Benua Biru pun akan mengirim bantuan yang diperlukan Turki. “Pusat Koordinasi Tanggap Darurat Uni Eropa mengoordinasikan pengerahan tim penyelamat dari Eropa. Tim dari Belanda dan Rumania sudah dalam perjalanan (ke Turki),” kata Komisioner Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic lewat akun Twitter pribadinya.
Dia mengungkapkan, merespons gempa yang terjadi di Turki, Uni Eropa sudah mengaktifkan European Union Civil Protection Mechanism. Sejumlah negara anggota Uni Eropa, seperti Prancis, Jerman, Belgia, Polandia, dan Spanyol telah menyatakan siap mengerahkan tim dan bantuan untuk Turki.
"Sangat sedih pagi ini mendengar tentang gempa dahsyat yang melanda beberapa bagian Turki dan Suriah. Belasungkawa terdalam saya kepada banyak keluarga yang kehilangan nyawa dan berharap yang terluka segera pulih. Uni Eropa berdiri dalam solidaritas penuh dengan Anda,"," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel lewat akun Twitter-nya.
Presiden Dewan Eropa Roberta Metsola turut menyampaikan hal serupa. “Sangat sedih setelah gempa dahsyat di perbatasan Turki-Suriah. Duka saya bersama mereka yang meninggal, mereka yang terperangkap, mereka yang terluka dan semua (anggota regu) penyelamat yang melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa. Eropa mendukung rakyat Turki dan Suriah pada saat sulit ini," kata Metsola.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara mengatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa dalam gempa bumi tersebut. "Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia," kata KBRI Ankara dalam keterangannya pada Senin.
KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas lokal di daerah tersebut serta berkomunikasi dengan anggota Satgas Pelindungan WNI dan perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) di sekitar lokasi.
Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia. Namun, tiga orang WNI mengalami luka,satu orang di Kahramanmaras dan dua orang Hatay, dan saat ini mereka sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.
Mereka menyebutkan bahwa sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah.
KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara untuk WNI mengungsi sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat.
Gempa Turki-Suriah Renggut 500 Jiwa Lebih
Korban jiwa masih terus bertambah menyusul evakuasi lanjutan.
SELENGKAPNYAGempa Besar Guncang Turki dan Suriah
Gempa menyebabkan sejumlah gedung bertingkar rubuh.
SELENGKAPNYA