Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Motivasi Alquran

Cara Menyikapi Islamofobia

Kaum muslimin agar tidak terpancing dengan gerakan Islamofobia

 

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Aksi pembakaran Alquran yang dilakukan oleh Rasmus Paludan, pria asal Denmark-Swedia, itu hanyalah satu di antara rangkaian sejarah panjang gerakan Islamofobia sejak zaman nabi-nabi terdahulu sampai zaman Rasulullah SAW.

Di zaman Nabi Nuh pernah terjadi perundungan dari kaumnya dengan cara yang sangat berlebihan. Bayangkan, pada saat itu kaum Nabi Nuh sedang mengalami kondisi yang sangat sulit.

Ladang-ladang pertanian mereka kering, sungai-sungai hampa, dan kaum ibu mandul. Nabi Nuh hadir untuk memberikan solusi dengan memohon ampun kepada Allah SWT.

Karena hanya dengan cara ini --kata Nabi Nuh-- Allah SWT akan memberikan jalan keluar dari kesulitan tersebut (Faqultus taghfiruu rabbakum innahuu kaana ghaffaraa, yursilis samaa a 'alaikum midraaraa, wa yumdidkum biamwaaliw wa baniina wa yaj’allakum jannaatiw wa yaj’allakum anhaara) (QS Nuh [71]: 10-12).

 
Ajakan yang baik itu malah dibalas dengan ejekan. Mereka berdemonstrasi di hadapan Nabi Nuh.
 
 

Ajakan yang baik itu malah dibalas dengan ejekan. Mereka berdemonstrasi di hadapan Nabi Nuh. Mereka menjauh dengan cara melarikan diri tunggang-langgang seakan lari dari sergapan singa. Alasannya supaya tidak tersentuh nasihat Nabi Nuh (Falam yazidhum du’aaii illaa firaaraa) (QS Nuh [71]: 6).

Mereka menyumbat telinga supaya tidak mendengar apa yang Nabi Nuh sampaikan, menutup muka supaya tidak melihat wajah Nabi Nuh yang memancarkan iman, dan berlagak sombong untuk menunjukkan bahwa mereka tidak butuh kehadiran Nabi Nuh (Wa innii kullamaa da’autuhum litaghfira lahum ja’aluu ashaabi’ahum fii aazdaanihim was taghtsau tsiyaabahum wa asharruu wastakbaruus tikbaaraa) (QS Nuh [71]: 7).

Suatu pemandangan yang sangat menyedihkan di mana Nabi Nuh datang membawa kebenaran, tetapi balasan mereka adalah dengan perundungan dan ejekan.

Sejarah itu berulang di zaman Rasulullah SAW. Orang-orang kafir Makkah tidak hanya menghina Nabi SAW dengan melemparkan jeroan kotor di atas tubuh Nabi SAW yang mulia.

Waktu itu Nabi SAW sedang melaksanakan shalat di depan Ka'bah. Mereka tertawa terpingkal-pingkal sambil mengejek Nabi SAW karena penuh dengan kotoran hewan.

Alquran juga merekam tuduhan mereka bahwa Nabi SAW orang gila (majnuun), tukang sihir (saahir), dan dukun (kaahin). Bahkan, Alquran dikatakan sebagai syiir (qaulu syaairin) atau mantra (qaulu kaahinin). Padahal jauh panggang dari api, Alquran bersih dari semua tuduhan tersebut.

 
Para sahabat yang mendukung dakwah Nabi SAW telah mengalami penyiksaan yang sangat mengenaskan.
 
 

Para sahabat yang mendukung dakwah Nabi SAW telah mengalami penyiksaan yang sangat mengenaskan. Keluarga Ammar bin Yasir dibantai sampai mati syahid. Khubaib dimutilasi di Tan’im dengan cara kejam.

Dalam situasi seperti itu, Allah SWT turunkan surah al-Hijr untuk memberikan ketenangan kepada kaum muslimin agar tidak terpancing dengan gerakan Islamofobia tersebut.

Seakan surah al-Hijr mengatakan, “Wahai kaum muslimin janganlah kamu takut atas perundungan dan cercaan yang mereka gencarkan, sebab Allah akan terus bersama kalian. Juga Allah pasti akan menjaga agama ini karena hanya agama inilah yang Allah akui kebenarannya. Janganlah kamu khawatir mengenai Alquran yang Allah turunkan, karena Allah sendiri berjanji akan menjaganya (QS al-Hijr [15]: 9).

Tidak mungkin ada kekuatan di muka bumi yang bisa menandingi kekuasaan-Nya. Tetaplah bersama-Nya, perbanyak bertasbih dan bersujud (QS al-Hijr [15]: 98).

Biarkanlah mereka bersenang-senang dengan makanan haram dan dosa-dosa (QS 15: 3). Biarkanlah mereka tenggelam dalam angan-angan kosong. Sampai tiba saatnya Allah SWT mencabut kehidupan ini (QS 15:99).

Negara-Bangsa dalam Sejarah Islam

Kaum Muslimin di sepanjang histori mengalami berbagai bentuk pemerintahan.

SELENGKAPNYA

Teguran dari Langit tentang Adab

Ada kejadian cara beradab di zaman Nabi SAW yang langsung ditegur oleh Allah SWT.

SELENGKAPNYA

Semua Ada Tempatnya

Semua ibadah ada tempatnya, jika dilakukan bukan pada tempatnya akan sia-sia.

SELENGKAPNYA