
Ekonomi
Stok Beras Kritis
Stok harian beras di Pasar Induk Beras Cipinang tersisa 13,3 ribu ton.
JAKARTA -- Kenaikan harga beras belakangan tak lepas dari mulai menipisnya stok beras di pasar-pasar. Jumlah pasokan beras saat ini bahkan disebut telah jauh di bawah batas aman.
Stok harian beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), misalnya, tersisa 13,3 ribu ton, jauh di bawah batas normal yang berkisar di atas 35 ribu ton hingga 45 ribu ton. Pedagang pasar induk mengaku khawatir terkait status tersebut.
PIBC merupakan barometer perberasan nasional karena menerima dan mendistribusikan beras ke berbagai daerah di Indonesia. Ketua Koperasi Pedagang PIBC, Zulkifli Rasyid, mengatakan, pasokan beras dari sentra-sentra kian menipis.
Kalaupun ada, rata-rata beras yang masuk merupakan beras premium yang lebih mahal, sementara beras medium cukup sulit diperoleh. "Pasokan beras dalam negeri hampir tidak ada. Satu-satunya harapan ya beras impor. Harusnya impor ini juga bisa menurunkan harga," kata Zulkifli kepada Republika, Rabu (1/2).

Dari jumlah stok yang tersedia di PIBC, beras Bulog hanya menyumbang sekitar 9,6 persen. Pasokan beras paling banyak berasal dari sentra Karawang sebesar 29,8 persen.
Penurunan stok beras PIBC pada awal tahun ini juga jauh lebih rendah dari awal tahun lalu. Mengutip statistik PIBC, rata-rata stok Januari 2022 sekitar 27 ribu ton, sedangkan Januari 2023 hanya 13 ribu ton.
Rendahnya stok berdampak pada tingginya harga. Rata-rata harga beras di PIBC selama Januari 2023 mencapai Rp 11.331 per kilogram (kg), lebih tinggi dari Januari tahun lalu yang hanya Rp 9.786 per kg.
Zulkifli menegaskan, pangkal masalah beras yang berlarut-larut sejak akhir tahun 2022 adalah data. "Saaya menilai ini data tidak akurat jadi terjadi gonjang-ganjing seperti ini. Maaf saja, pasokan daerah boleh dikatakan benar-benar tidak ada," ujarnya.

Pasalnya, saat ini belum memasuki masa puncak panen. Diproyeksikan musim panen raya padi tahun ini akan dimulai pada Maret mendatang. Masih sekitar sebulan untuk PIBC bisa kembali mendapatkan pasokan beras secara normal.
Badan Pangan Nasional (NFA) meminta agar Perum Bulog untuk segera meningkatkan guyuran beras ke PIBC yang menjadi barometer perberasan nasional. "Badan Pangan sudah memerintahkan Bulog segera suplai beras operasi pasar setiap hari antara 3.000 ton sampai 4.000 ton dan ini sudah mulai digelontorkan," kata Deputi Bidang ketersediaan dan Stabilisasi NFA, I Gusti Ketut Astawa, kepada Republika, Rabu (1/2).
Ketut mengatakan, sejauh ini ketersediaan beras di pasar tradisional secara umum masih cukup. Hanya saja, harga relatif masih tinggi. Karena itu, langkah operasi pasar menjadi cara pemerintah untuk mengendalikan harga.
Setidaknya, ketersediaan beras di PIBC dapat dijaga pada level aman dan dampaknya diharapkan bisa menurunkan harga yang sedang mengalami kenaikan.

Awal tahun biasanya memang masih dalam periode paceklik di mana produksi di bawah kebutuhan. Namun, penurunan stok beras PIBC pada awal tahun ini jauh lebih rendah dari awal tahun lalu.
NFA sejauh ini menunda penerbitan harga acuan baru untuk gabah dan beras. Meski diakui adanya kenaikan ongkos produksi, NFA menilai kenaikan harga yang terjadi saat ini di luar batas kewajaran.
"(Harga acuan) beras kami tahan dulu, walaupun kami sudah ada hitungannya, harga hari ini diluar daripada kalkulasi kita semua. Kami menunggu sampai kondisi benar-benar normal," kata Arief Prasetyo Adi dalam rapat di DPR, Selasa (31/1).
Sebelumnya dalam sejumlah kesempatan, Arief mengungkapkan adanya keseimbangan baru ongkos produksi beras. Itu karena adanya kenaikan biaya sarana produksi, termasuk kenaikan harga BBM.
Namun, peningkatan harga saat ini dinilai kelewat tinggi. "Hari ini tidak normal karena gabah kering panen (GKP) sudah Rp 6.000 per kg. Harga beras medium, premium juga di luar kebiasaan," ujarnya.
Ia menegaskan, kenaikan harga saat ini akibat adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand. Ia pun menyebut dalam enam bulan terakhir terjadi defisit beras yang memicu kenaikan harga di dalam negeri.
Lebih lanjut, berdasarkan perhitungan NFA, kenaikan harga gabah dan beras hanya sekitar 6-8 persen. Menurut dia, dengan kenaikan tersebut, Perum Bulog yang membeli gabah atau beras dengan acuan pemerintah juga bisa bersaing dengan perusahaan swasta.
"Jadi, dengan kenaikan itu, kalau harga (acuan) beras Rp 8.300 per kg itu jadi Rp 8.800 per kg-Rp 8.900 per kg. Di angka itu saya rasa saat panen raya Bulog bisa melakukan," ujarnya.

Sebagai informasi, acuan harga gabah dan beras saat ini masih diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020. Harga GKP sebesar Rp 4.200 per kg di tingkat petani atau Rp 4.250 per kg di tingkat penggilingan.
Adapun harga gabah kering giling sebesar Rp 5.250 per kg di petani atau Rp 5.300 per kg di penggilingan. Sedangkan, harga beras sebesar Rp 8.300 per kg.
Arief menuturkan, jika pergerakan harga beras masih lebih tinggi, Badan Pangan akan memberikan fleksibilitas harga kepada Bulog untuk bisa menyerap gabah dan beras sesuai tren harga pasar.
Janji surplus beras
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebut, selama periode Januari-Maret 2023 akan terdapat surplus beras sebanyak 3 juta ton. Ia menuturkan, pasokan beras nasional masih akan terus bertambah karena musim puncak panen raya baru akan berakhir Juni mendatang.
Syahrul mengatakan, pihaknya telah mencocokkan data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS maupun standing crop melalui satelit yang dihimpun oleh Kementan.
"Kurang lebih ada 17 provinsi hari ini untuk cek dan ricek seluruh Indonesia dan hasilnya oke, alhamdulillah," kata Syahrul seusai memantau stok beras melalui Agriculture War Room Kementan, Selasa (31/1).
Ia menegaskan, pemerintah tetap akan mengacu kepada data BPS. Namun, Kementan sebagai lembaga teknis harus memiliki data cadangan yang diambil melalui citra satelit sebagai pembanding. Selanjutnya dilakukan harmonisasi data dan diperoleh data yang lebih valid.
Meski dirinya meyakini surplus beras tersebut, Syahrul menegaskan pemerintah tetap mewaspadai berbagai potensi yang bisa mengganggu produksi beras. "Masalah beras tidak boleh main-main, tapi tolong hargai juga jerih payah semua petani yang ada," katanya.

Ihwal impor beras yang masih berlangsung hingga saat ini, Syahrul enggan berkomentar banyak. Kementan mengikuti kebijakan pemerintah dalam menjaga ketahanan cadangan pangan. Namun, petani sebagai produsen dalam negeri harus tetap mendapatkan perhatian.
"Bahwa ada impor dan itu jadi cadangan ya kita juga tidak boleh terlalu pede juga semua oke. Tapi, tentu saja yang paling penting petani harus saya bela dan (hasil panen) dibeli," katanya.
Mafia beras
Sementara, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyinggung dugaan adanya mafia beras terkait kenaikan harga belakangan. Ia meyakini Satgas Pangan bisa memberantas mafia beras yang diduga membuat harga beras tak kunjung turun.
"Sudah ada tanggung jawab dari Satgas Pangan. Belia bekerja akan terus mengikuti dan saya yakin bisa ditangani. Tunggu Satgas," katanya Buwas, Selasa (31/2).

Ia menuturkan, dugaan adanya mafia beras juga direspons langsung oleh Presiden Joko Widodo. Buwas mengatakan, presiden juga telah meminta untuk dilakukan pengawasan dan tidak dilepas begitu saja.
Pasalnya, jika tidak diawasi secara ketat, beras Bulog yang dijual dengan harga murah bisa hilang dari pasaran. Ia pun meminta pihak food station bersama awak media untuk ikut mengawasi kondisi perberasan saat ini.
"Beras yang kita gelontorkan ini beras premium dan kualitas bagus, harga murah. Kalau ini tidak diawasi bisa hilang karena akan dijual dengan harga komersial dengan keuntungannya setinggi-tingginya," kata Buwas.

Sementara, Bulog telah memulai operasi pasar beras melalui gerai retail modern dengan harga Rp 9.450 per kg. Ia memastikan dalam waktu sepekan ke depan beras Bulog dengan harga murah bisa dibeli konsumen di toko-toko retail.
Ia menuturkan, Bulog telah melakukan percepatan dari produksi ke suplai dan sudah mulai tersebar sejak tiga hari lalu, tapi diakui belum optimal. "Insya Allah dalam satu minggu ke depan sampai retail-retail membanjiri. Termasuk Alfamart, Indomaret di seluruh wilayah," katanya.
Buwas menyebut kualitas beras Bulog setara dengan premium. Terutama beras impor yang baru didatangkan. Meski demikian, harga jual di tingkat konsumen maksimal Rp 9.450 per kg atau setara dengan harga medium adapun harga jual dari gudang Bulog masih sama, yakni Rp 8.300 per kg.
Wapres Minta Dalami Dugaan Adanya Mafia Beras
Wapres juga menyoroti tren penurunan produksi beras.
SELENGKAPNYA