
Ekonomi
Harga Beras tak Kunjung Turun
Pasokan beras ke pasar masih terbatas.
OLEH DEDY DARMAWAN NASUTION
Sudah lebih dari sebulan pemerintah membuka keran impor beras melalui Perum Bulog. Beras impor didatangkan dengan tujuan memperkuat cadangan beras Bulog dan diguyur ke pasar demi menstabilkan harga. Namun, hingga kini harga tak kunjung turun.
Impor beras kerap jadi momok karena bisa menekan harga beras lokal. Terutama, jika impor masuk berdekatan atau tepat saat petani memasuki masa panen raya. Selain karena harga beras impor yang memang lebih murah dengan kualias setara, impor punya efek psikologis terhadap harga pasar.
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, Jumat (27/1/2023), rata-rata harga beras medium masih mahal, yakni Rp 11.570 per kilogram. Tak berbeda jauh dari pekan-pekan sebelumnya. Begitu pula dengan beras premium yang sekitar Rp 13.210 per kg.
Statistik lain tak jauh beda. Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok, Kementerian Perdagangan, mencatat rata-rata harga beras medium masih tetap Rp 11.400 per kg dan beras premium Rp 13.300 per kg. Sebagai pembanding, pemerintah mengatur harga eceran tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp 9.450 per kg-Rp 10.250 per kg berdasarkan wilayah. Sedangkan, HET beras premium sebesar Rp 12.800 per kg-Rp 13.600 per kg.

Badan Pangan Nasional (NFA) mengakui ihwal harga beras yang tak kunjung turun meski impor beras sudah ditempuh. Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitasi NFA, I Gusti Ketut Astawa, menuturkan, salah satu penyebab harga beras masih belum turun karena pasokan beras yang belum membanjiri pasar secara besar-besaran.
"Suplai ke pasar masih terbatas karena belum masuk panen raya," kata Ketut kepada Republika, Jumat (27/1).
Akibat suplai yang belum optimal, pedagang beras masih menjual stok lama dengan modal yang sudah tinggi. Meski demikian, pihaknya memastikan langkah operasi pasar beras oleh Bulog akan terus diperbanyak.
Sepanjang periode 1-6 Januari 2023, total beras Bulog yang digelontorkan untuk operasi pasar sudah mencapai 148 ribu ton. "Artinya, pemerintah sudah memberikan alternatif pada masyarakat bahwa di pasar ada beras sesuai harga eceran tertinggi (HET)," katanya.
Oleh karena itu, Badan Pangan turut meminta bantuan masyarakat untuk ikut mengawasi penjualan beras Bulog sehingga harga jual yang diterima sesuai HET, yakni Rp 9.450 per kg.
View this post on Instagram
Direktur Utama Bulog Budi Waseso sebelumnya mengakui operasi pasar beras yang digencarkan sejak awal tahun belum berdampak banyak pada penurunan harga. Namun, ia justru menyalahkan adanya mafia beras yang mempermainkan harga beras Bulog di pasar bebas.
Para mafia itu disebut Budi merupakan pedagang besar yang menjual kembali beras Bulog dengan harga tinggi kepada para pengecer beras. Ia pun mempersilakan agar seluruh pedagang dapat membeli langsung beras ke Bulog untuk memperpendek mata rantai.
"Siapa saja yang mau beli, saya buka. Tidak ada lagi koordinator-koordinator, mafia. Jangan pikir saya tidak tahu. Model apa preman-preman begini, masalah beras urusan perut masyarakat dipakai mainan," kata Budi.
Sejak impor beras tiba pertama kali sejak 15 Desember 2022 lalu, Bulog mencatat sebanyak 200 ribu ton beras kloter pertama sudah masuk. Bulog kini tinggal menunggu proses kedatangan kloter kedua sebanyak 300 ribu ton yang ditargetkan selesai 16 Februari 2023. Sementara total stok beras Bulog disebut hanya berkisar 600 ribu ton dari target 1,2 juta ton.

Kenaikan harga pangan menjadi konsentrasi utama pemerintah karena beririsan langsung dengan laju inflasi. Apalagi, beras memiliki sensitivitas tinggi terhadap inflasi meski hanya naik Rp 1.000.
Selama Desember, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi sebesar 0,66 persen. Beras menjadi komoditas paling dominan menyumbang inflasi sebesar 0,19 persen. Diikuti telur ayam ras 0,13 persen, ikan segar 0,10 persen, serta bawang merah 0,09 persen. Angka inflasi di awal tahun ini tentu dinantikan banyak pihak, termasuk untuk mengetahui seberapa besar inflasi pangan yang terjadi.
Perhatian pemerintah jelas bakal lebih besar, karena kurang dari dua bulan lagi masyarakat bakal memasuki bulan Ramadhan. Seluruh harga pangan pokok hampir dipastikan mengalami lonjakan imbar permintaan yang tinggi.

Presiden Joko Widodo pekan lalu telah meminta seluruh kepala daerah untuk turun ke pasar memastikan ketersediaan barang pokok. Data dan pasokan mesti dipastikan. Deteksi dini gejolak pangan harus dilakukan sebelum angka inflasi naik tinggi.
“Tolong bupati, wali kota, gubernur sering-sering masuk pasar, cek betul di lapangan apakah data yang diberikan itu sesuai dengan fakta-fakta di lapangan,” kata Jokowi.
Realitas Menuju Nol Persen Kemiskinan Ekstrem
Wapres optimistis target pengentasan kemiskinan ekstrem tercapai.
SELENGKAPNYAArah Baru Perda Anti LGBT
Perda anti LGBT perlu lebih mengarah pada tumbuhnya norma dan etika.
SELENGKAPNYA