Ilustrasi penyakit jantung | Youtube

Sehat

Mewaspadai Serangan Jantung Kala Tidur

sebagian besar serangan jantung disebabkan oleh adanya penumpukan plak di pembuluh darah koroner.

Meski sering terjadi pada pagi hari, serangan jantung bisa muncul kapan saja. Bahkan, dalam beberapa kasus, serangan jantung juga bisa terjadi saat tidur.

"Ya, serangan jantung bisa terjadi saat tidur," kata ahli kardiologi intervensi dari Fortis Hospital, Dr Keshava R, seperti dilansir dari Indian Express, Selasa (31/1/2023).

Hal serupa juga diungkapkan oleh konsultan kardiologi intervensi dari Yashoda Hospitals, Dr Guru Prakash A. Menurut Prakash, sekitar 10 persen dari kasus serangan jantung terjadi saat pasien tidur. "Khususnya pada pagi hari ketika lonjakan catecholamine tinggi," lanjut Dr Prakash.

Menurut Dr Prakash, kasus serangan jantung saat tidur lebih sering dialami oleh beberapa kelompok pasien. Kelompok tersebut adalah lansia, orang dengan diabetes, orang dengan obesitas, orang dengan hipertensi, dan orang dengan apnea tidur obstruktif.

photo
Tidur nyenyak (ilustrasi) - (Unsplash/Gregory Pappas )

Dr Keshava mengatakan, sebagian besar serangan jantung disebabkan oleh adanya penumpukan plak di pembuluh darah koroner. Serangan jantung terjadi ketika plak tersebut pecah dan membentuk bekuan darah yang menyumbat aliran darah ke jantung.

"Faktor risiko lainnya ialah tekanan darah tinggi, diabetes, kebiasaan merokok, dan riwayat penyakit jantung," ujar Dr Keshava.

Faktor kegemukan

photo
Obesitas - (Express.co.uk)

Serangan jantung bisa terjadi saat tidur karena saat tidur, seluruh otot di tubuh dalam kondisi rileks, termasuk otot pada leher dan tenggorok. Bila seseorang memiliki jaringan leher berlebih, kondisi rileks saat tidur dapat memberikan tekanan lebih pada jalur napas dan memicunya untuk kolaps.

"Saat jalur napas Anda kolaps, jalur napas yang bisa digunakan udara menuju paru-paru menyempit dan udara harus mencari celah karena tak bisa bergerak bebas," ujar Head of Medical Affairs, Asia Selatan ResMed, Dr Sibasish Dey.

Kondisi tersebut akan menyebabkan seseorang mendengkur atau berhenti napas sementara saat tidur. Kondisi ini bisa berulang hingga ratusan kali per malam. Kondisi kekurangan oksigen yang konstan setiap malam bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh, termasuk jantung.

Apnea tidur 

Hal lain yang memungkinkan terjadinya serangan jantung saat tidur adalah gangguan apnea tidur obstruktif. Dalam kondisi normal, tekanan darah menurun pada malam hari saat tidur. Namun, pada penderita apnea tidur obstruktif, tekanan darah bisa tidak menurun dan memicu terjadinya tekanan darah tinggi.

Apena tidur merupakan gangguan tidur yang membuat penderitanya berhenti bernapas berkali-kali saat tidur. Apnea tidur dapat membuat penderitanya mengalami desaturasi oksigen atau penurunan kadar oksigen darah yang signifikan.

"Setiap kali kadar oksigen Anda turun (karena apnea tidur obstruktif), tekanan darah Anda naik dan menyebabkan lonjakan adrenalin," lanjut Dr Dey.

Kondisi tersebut dapat memberikan tekanan pada jantung karena jantung harus bekerja lebih keras. Hal ini terjadi karena jantung berupaya menormalkan tekanan darah.

"Hubungannya tak berhenti di situ. Tekanan darah tinggi bisa memunculkan konsekuensi lain seperti serangan jantung," ujar Dr Dey.

Studi juga menemukan adanya hubungan apnea tidur dengan masalah jantung. Sebuah studi dalam American Journal of Cardiology misalnya, menemukan bahwa masalah apnea tidur cukup sering ditemukan pada pasien gagal jantung.

Studi berbeda menemukan adanya apnea tidur pada 52 persen kasus diabetes tipe 2. Apnea tidur juga ditemukan pada 80 persen kasus hipertensi resisten, 77 persen kasus obesitas, dan 50-60 persen kasus penyakit kardiovaskular lain.

Kurang tidur 

photo
Kurang tidur dan kualitas hidup (ilustrasi) - (Unsplash/Mpho Mojapelo )

Risiko serangan jantung saat tidur juga dapat meningkat pada orang yang mengalami kurang tidur. Kurang tidur selama satu atau dua hari mungkin tak akan memunculkan masalah signifikan.

Namun, kurang tidur yang terjadi secara terus-menerus dapat memunculkan masalah kesehatan serius dan memperburuk masalah kesehatan yang sudah ada, termasuk masalah kesehatan jantung.

Kesehatan jantung, menurut Dr Dey, sangat dipengaruhi oleh kecukupan tidur. Alasannya, kurang tidur kerap dikaitkan dengan faktor risiko penyakit jantung, seperti aterosklerosis atau penumpukan plak di pembuluh darah.

"Tidur yang singkat dan berulang atau kurang tidur, dapat meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung," katanya melanjutkan.

Strategi pencegahan 

Menurut Dr Keshava, ada beberapa upaya yang dapat membantu mencegah terjadinya serangan jantung saat tidur. Satu di antaranya adalah menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti menerapkan pola makan yang seimbang, olahraga teratur, serta menghindari kebiasaan merokok.

"Penting juga untuk mengelola gangguan tidur serta mendapatkan tidur yang cukup dalam keseharian," ujar Dr Keshava.

Sebagian orang mungkin sudah memiliki beberapa masalah kesehatan yang menjadi faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Pada kelompok seperti ini, serangan jantung saat tidur juga perlu dicegah dengan cara mengelola masalah-masalah kesehatan tersebut.

Sebagai tambahan, Dr Dey memberikan beberapa tips agar orang-orang bisa tidur dengan baik pada malam hari. Berikut ini adalah delapan tips di antaranya.

1. Lakukan teknik relaksasi, seperti latihan bernapas dalam, yoga, meditasi, atau peregangan santai sebelum tidur.

2. Biasakan berolahraga atau latihan fisik secara rutin. Namun, hindari berolahraga menjelang jam tidur pada malam hari.

3. Terapkan jadwal tidur yang teratur setiap hari, termasuk pada hari libur.

4. Berkonsultasi dengan dokter bila merasa memiliki gangguan tidur, seperti apnea tidur atau insomnia. Berkonsultasi dengan dokter dapat membantu pasien mendapatkan diagnosis pasti, juga terapi yang sesuai untuk memperbaiki gangguan tidur mereka.

5. Dapatkan paparan cahaya yang cukup pada pagi hari agar siklus tidur-bangun bisa berjalan dengan baik.

6. Hindari stimulan pengganggu tidur, seperti alkohol, makanan tinggi lemak atau gula, serta kafein.

7. Kelola stres dan kecemasan.

8. Buat suasana kamar tidur terasa nyaman dengan cara meredupkan pencahayaannya, menjauhkan kamar dari berbagai distraksi seperti suara bising, dan mengatur suhu agar terasa sejuk. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

MUI: Dana Haji Dikelola Mirip Ponzi, Berpotensi Malapraktik

BPKH menyebut dana haji dikelola secara syariah.

SELENGKAPNYA

IMF Prediksi Risiko Resesi Mereda

Dalam jangka pendek, tantangan masih akan berlanjut.

SELENGKAPNYA

Jokowi: Reshuffle Berdasarkan Kinerja, Sisi Politiknya Ada

Jokowi tak memungkiri, ada aspek politik yang menjadi pertimbangan dalam merombak kabinet.

SELENGKAPNYA