Petinggi PT Jhonlin Group, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor (tengah), dan pimpinan CNGR China Deng Wei Ming (tiga kiri) melihat penancapan tiang pancang pembangunan pengolahan nikel di KEK Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Senin (25/7/20 | ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa.

Ekonomi

Perluasan Hilirisasi Dikebut

Indonesia masih mengalami sandungan dalam mengakselerasi hilirisasi.

JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyampaikan, peta jalan hilirisasi investasi strategis untuk mendorong transformasi ekonomi telah selesai disusun dengan total investasi mencapai 545,3 miliar dolar AS hingga 2040. Hal itu ia laporkan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/1).

Melalui hilirisasi tersebut, pemerintah bakal menahan sumber daya alam yang dikeruk di Indonesia untuk diolah terlebih dahulu sebelum diekspor. Skema tersebut dinilai bakal memberi nilai tambah pada devisa negara.

"Alhamdulillah, pekerjaan sudah selesai dan kami sudah laporkan dibagi menjadi delapan bagian dari 21 komoditas peta hilirisasi. Jadi, selama ini kita bicara hilirisasi, peta jalan roadmap besarnya itu belum ada, dan alhamdulillah tadi kami sudah laporkan dengan total investasi sampai dengan 2040 sebesar 545,3 miliar dolar AS," ucap Bahlil dalam keterangannya.

Bahlil menyampaikan, prototipe hilirisasi nikel secara teknis juga akan dijadikan referensi untuk sektor lainnya. Dengan hilirisasi tersebut, Indonesia akan berfokus pada peningkatan nilai tambah.

"Tahapan-tahapannya juga sudah tadi kita bahas teknis dan nikel sudah kita lakukan dengan baik, jadi prototipe nikel yang kita lakukan hilirisasi ini yang akan kita pakai juga untuk di sektor-sektor yang lain, seperti timah, bauksit, kemudian oil and gas, kemudian tembaga. Tidak hanya di sektor itu, tapi juga di sektor perkebunan, pangan, perikanan," ujar Bahlil.

Presiden Jokowi pun memerintahkan Menteri Investasi untuk membuat skala prioritas dalam proses hilirisasi dan target-target yang harus dilakukan selanjutnya. "Tadi Bapak Presiden memerintahkan kepada saya sebagai menteri investasi untuk melakukan skala prioritas untuk apa-apa saja yang harus kita lakukan sekarang. Katakanlah sekarang kita menyetop nikel, kemudian bauksit, ke depan apalagi? Seperti timah atau tembaga, sebentar lagi. Jadi, ini yang akan kita lakukan," ujar Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan, hilirisasi merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, utamanya dalam proses menjadi negara maju.

 
Kalau yang melakukan hilirisasi, percepatan pertumbuhan ekonominya dan menuju ke negara maju lebih cepat.
BAHLIL LAHADALIA Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
 

"Ingat, negara di dunia ini yang mempunyai sumber daya alam berbeda antara negara yang punya sumber daya alam yang tidak melakukan hilirisasi dengan yang melakukan hilirisasi. Kalau yang melakukan hilirisasi, percepatan pertumbuhan ekonominya dan menuju ke negara maju lebih cepat daripada yang punya sumber daya alam (tapi) tidak melakukan hilirisasi," kata Bahlil.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melihat hilirisasi yang tengah dijalankan pemerintah sejak sekitar lima tahun terakhir memiliki pertumbuhan 100 sampai 200 persen. Meskipun begitu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyebut Indonesia masih mengalami sandungan kendala dalam mengakselerasi hilirisasi.

Dody menyebutkan, dari sisi investasi juga meningkat sangat besar, khususnya dengan adanya kapasitas yang bertambah. "Tapi, ada masalah dukungan cadangan dari hilirisasi produk kita yang tidak begitu kuat. Ada penurunan dari tahun ke tahun," kata Dody dalam diskusi Peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1).

Dody juga menyoroti mengenai kebijakan penyetopan ekspor komoditas SDA. Dody menyoroti mengenai Indonesia yang harus menahan ekspor komoditas SDA.

Dia menilai akselerasi SDA dan industri turunannya perlu terus diperkuat. "Ini untuk mendorong kapasitas output potensial dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga memperkuat ketahanan eksternal," kata Dody.

Dody mengakui, peluang Indonesia dalam hilirisasi dapat menjadi peluang sekaligus tantangan. Ia menjanjikan, BI akan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk melakukan upaya terobosan.

Selain itu, Dody memastikan, BI juga akan mengajak Kementerian Keuangan bekerja sama dalam penentuan kebijakan fiskal dan nonfiskal. "Apa kemudian kebijakan investasi yang bisa didukung dari sektor riil juga, ini akan salah satu bagian game changer ekonomi kita ke depan yang lebih berkelanjutan," ungkap Dody.

Tak capai target

Realisasi investasi di sektor ESDM pada tahun 2022 tak mencapai target. Semula, APBN menargetkan investasi sektor ESDM bisa menembus angka 31 miliar dolar AS, sedangkan realisasi hanya menyentuh 26,8 miliar dolar AS.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan, penurunan investasi pada tahun lalu karena kondisi global yang memang membuat negara dan perusahaan berhati-hati dalam menggelontorkan investasi. Khususnya di sektor minyak dan gas bumi, realisasi investasi hanya 13,9 miliar dolar AS dari target sebesar 17 miliar dolar AS.

"Sektor migas memang mengalami stagnan. Hal ini karena beberapa kegiatan investasi di sektor migas banyak yang belum berjalan," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Senin (30/1).

Arifin menjelaskan, penopang utama realisasi investasi sektor ESDM pada tahun 2022 kemarin banyak dipasok dari sektor mineral dan batu bara (minerba). Hal itu didukung kenaikan harga komoditas sehingga banyak perusahaan yang meningkatkan produksi maupun melakukan investasi, terutama di sektor hilirisasi.

"Windfall kita di tahun 2022 memang didukung di sektor minerba dengan kondisi harga komoditas yang naik signifikan. Banyak juga investasi di smelter yang tumbuh di tahun lalu," ujar Arifin.

 
Sektor migas memang mengalami stagnan. Hal ini karena beberapa kegiatan investasi di sektor migas banyak yang belum berjalan.
ARIFIN TASRIF Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
 

Soal kondisi global, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana menambahkan, kondisi saat ini, terutama di sektor migas, kurang bergeliat dari sisi investasi karena banyak peluang pendanaan yang menahan pendanaan fosil. Belum lagi, sektor perbankan juga berhati-hati dalam mengucurkan dana di tengah kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu.

"Investasi ke migas itu, institusi pendanaan dan perbankan itu selalu mengaitkan untuk mereduksi emisi. Ini menjadi salah satu tantangan tersendiri," ujar Rida.

Pada 2023, Kementerian ESDM menargetkan investasi di sektor ESDM bisa mencapai 33,5 miliar dolar AS. Sektor migas diharapkan bisa berkontribusi 17,4 miliar dolar AS. Untuk sektor minerba, pemerintah mengambil target konservatif setelah melihat pergerakan harga komoditas, sehingga mematok target 7,7 miliar dolar AS.

Sektor listrik pada tahun 2022 berkontribusi 5,8 miliar dolar AS dan pada tahun ini ditargetkan bisa berkontribusi 6,6 miliar dolar AS. Sektor energi baru dan terbarukan (EBT) berkontribusi 1,6 miliar dolar AS pada tahun 2022 dan diharapkan bisa meningkat menjadi 1,8 miliar dolar AS pada 2023.

MUI: Dana Haji Dikelola Mirip Ponzi, Berpotensi Malapraktik

BPKH menyebut dana haji dikelola secara syariah.

SELENGKAPNYA

Wajah Literasi Digital Indonesia 

DI Yogyakarta dan Kalimantan Barat memiliki indeks literasi digital tertinggi pada 2022.

SELENGKAPNYA

Ini Alasan Perangkat Elektronik Harus Mati Saat di Pesawat

peralatan elektronik sensitif pada pesawat modern terlindung dengan baik dari gelombang radio.

SELENGKAPNYA