Massa dari Majelis Ukhuwah Bogor Raya berswafoto saat melaksanakan Aksi Bela Alquran sembari mengecam Islamofobia Eropa di kawasan Tugu Kujang, Kota Bogor, Jumat (27/1/2023). | Republika/Putra M. Akbar

Kabar Utama

Turki: Waspada Islamofobia di Eropa

Acaman menguat seiring kebangkitan politik sayap kanan di Eropa.

ANKARA -- Sejumlah kejadian pembakaran kitab suci Alquran belakangan dinilai menandakan meningkatnya ancaman Islamofobia di negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Umat Islam yang tinggal di wilayah-wilayah tersebut diminta tenang dalam menghadapi aksi-aksi tersebut.

Maraknya Islamofobia di Eropa disebut terkait dengan bangkitnya nasionalisme di negara-negara Eropa. Hal tersebut merujuk laporan kelompok anti-Islamofobia yang berbasis di Belgia. Perhimpunan untuk Melawan Islamofobia di Eropa (CCIE) yang dilansir Kamis (26/1).

Kelompok itu mengatakan menerima 787 peringatan kasus Islamofobia sepanjang 2022, termasuk 527 tindakan Islamofobia, 467 tindakan diskriminasi, 128 provokasi, 71 penghinaan, 59 pelecehan moral, 44 pencemaran nama baik, 27 kekerasan fisik, dan 33 terkait dengan perang melawan radikalisme dan separatisme. Kejadian itu sebagian besar di ruang publik, terutama di sekolah.

Mereka menggarisbawahi bahwa Islamofobia di Eropa sering disangkal dan diminimalkan, Hal ini tak banyak membantu menghentikan kebangkitan sayap kanan di Eropa.

photo
Massa dari Majelis Ukhuwah Bogor Raya berswafoto saat melaksanakan Aksi Bela Alquran sembari mengecam Islamofobia Eropa di kawasan Tugu Kujang, Kota Bogor, Jumat (27/1/2023). - (Republika/Putra M. Akbar)

CCIE juga mendesak Komisi Uni Eropa untuk menunjuk seorang koordinator kebencian anti-Muslim, untuk "berperang secara efektif melawan kebencian dan rasisme yang didorong oleh sayap kanan," dan mengakhiri kecurigaan "yang berasal dari perjuangan melawan radikalisme dan separatisme."

Turki pada Sabtu (28/1) memperingatkan warganya terhadap kemungkinan serangan Islamofobia, xenofobia, dan rasis di Amerika Serikat dan Eropa. Peringatan ini dikeluarkan setelah sekutu Barat memperingatkan warga mereka tentang kemungkinan serangan teror di Turki.

Dalam dua peringatan perjalanan terpisah, Kementerian Luar Negeri Turki merekomendasikan warganya di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa agar bertindak tenang dalam menghadapi kemungkinan serangan xenofobia dan rasis. Kementerian juga memperingatkan warga Turki agar menjauh dari area unjuk rasa.

"Peningkatan baru-baru ini dalam tindakan anti-Islam dan rasis mencerminkan dimensi berbahaya dari intoleransi dan kebencian agama di Eropa," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.

Islamofobia di Eropa - (Republika)  ​

Beberapa kedutaan besar di Ankara termasuk Amerika Serikat, Jerman, Prancis dan Italia pada Jumat (27/1) mengeluarkan peringatan keamanan untuk warganya di Turki. Peringatan ini menandai kemungkinan serangan balasan oleh teroris di tempat ibadah.

Peringatan ini mengikuti insiden pembakaran Alquran oleh ekstremis sayap kanan di Eropa. Kementerian Luar Negeri Swedia juga menyarankan warganya di Turki pada untuk menghindari keramaian dan unjuk rasa.

Sekelompok Muslim pada Sabtu (28/1/) berkumpul di luar Kedutaan Besar Swedia di London untuk memprotes pembakaran provokatif tersebut.

Dilansir dari Anadolu Agency, Ahad (29/1), para pengunjuk rasa memegang tanda-tanda dan meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk tindakan ekstremis Islamofobia. Puluhan orang dari berbagai komunitas di Birmingham, Manchester, dan London juga melakukan doa dan membaca ayat-ayat dari Alquran, kitab suci Islam, di daerah tersebut.

photo
Warga mengikuti aksi di depan Konsulat Jenderal Swedia di Istanbul, Ahad (22/1/2023). Mereka mengecam pembakaran Alquran oleh politikus sayap kanan di Stockholm. - (AP Photo/Francisco Seco)

Pekan lalu, seorang politisi sayap kanan anti-imigran, Rasmus Paludan membakar Alquran di depan Kedutaan Turki di Stockholm. Paludan mendapatkan izin dari kepolisian Swedia untuk melakukan aksinya tersebut. Langkah meningkatkan ketegangan antara Turki dan Swedia.

Aksi penistaan Alquran juga terjadi di Belanda sehari setelahnya. Pada Jumat (27/1), Paludan kembali membakar salinan Quran di depan sebuah masjid di Denmark. Dia juga mengumumkan akan membakar kitab suci umat Islam setiap Jumat sampai Swedia termasuk dalam aliansi NATO.

Kecaman global telah mengalir dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengutuk tindakan Paludan sebagai sangat tidak sopan, sementara AS menyebutnya menjijikkan.

Paludan mendirikan partai-partai sayap kanan di Swedia dan Denmark yang gagal memenangkan satu kursi pun dalam pemilihan nasional, regional atau kota. Dalam pemilihan parlemen tahun lalu di Swedia, partainya hanya menerima 156 suara secara nasional.

photo
Islamofobia di Swedia - (Republika)

Media-media si Swedia mengabarkan bahwa izin aksi Paludan pada pekan lalu dibiayai oleh seorang jurnalis sayap kanan yang pernah bekerja di media Rusia, RT. Chang Frick yang saat ini aktif menulis untuk partai sayap kanan Swedia mwngiyakan ia telah membayar sekitar 25 euro (Rp 400 ribu) untuk memeroleh izin kepolisian untuk aksi Paludan. Meski begitu, ia menyangkal telah mendorong pembakaran Alquran.

Anadolu Agency mengatakan pada Jumat bahwa duta besar Denmark dipanggil ke kementerian luar negeri Turki. Para pejabat Turki mengecam keras izin yang diberikan untuk tindakan provokatif ini yang jelas merupakan kejahatan rasial.

photo
Pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs, Rasmus Paludan, membakar sebuah Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Ibu Kota Swedia, Stockholm, 21 Januari 2023. - (EPA-EFE/Fredrik Sandberg/TT SWEDEN OUT)

Menteri luar negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan kepada media Denmark bahwa insiden itu tidak akan mengubah hubungan baik Denmark dengan Turki. Ia mengatakan, bahwa Kopenhagen bermaksud untuk berbicara dengan Ankara tentang undang-undang Denmark yang menegakkan kebebasan.

"Tugas kami sekarang adalah berbicara dengan Turki tentang bagaimana kondisi di Denmark dengan demokrasi terbuka kami, dan bahwa ada perbedaan antara Denmark sebagai sebuah negara – dan rakyat kami seperti itu – dan kemudian tentang orang-orang individu yang memiliki pandangan yang sangat berbeda," kata Rasmussen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Selayang Pandang Kota Nabi

Dari sinilah, dakwah Islam pada masa Rasulullah SAW kian berkembang pesat.

SELENGKAPNYA

Jangan Main-Main dengan Efek Alkohol

WHO) menyatakan tidak ada jumlah konsumsi alkohol yang

SELENGKAPNYA

Teka-teki Desakan Demokrat-PKS di Tengah Manuver Nasdem

AHY mendesak agar segera dibentuk Sekretariat Perubahan.

SELENGKAPNYA