
Nasional
Teka-teki Desakan Demokrat-PKS di Tengah Manuver Nasdem
AHY mendesak agar segera dibentuk Sekretariat Perubahan.
JAKARTA -- Partai Demokrat dan PKS dalam kesempatan bersama menyatakan dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres). Demokrat melalui ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahkan mendesak agar segera dibentuk Sekretariat Perubahan sebagai markas koalisi yang rencananya diisi Nasdem, PKS, dan Demokrat untuk pemenangan.
Di kediaman Anies di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, beberapa orang perwakilan ketiga partai juga bertemu pada Jumat (27/1). Mereka yang mengeklaim sebagai tim kecil itu menyatakan sikap partai masing-masing yang mendukung pencapresan Anies. Sehari sebelumnya, AHY menyatakan dukungannya sekaligus menyatakan tak memaksakan untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies.
Menariknya, pada Kamis (26/1), para petinggi Nasdem berkunjung ke Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra-PKB. Menurut pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Idil Akbar, pertemuan Nasdem bersama poros Gerindra-PKB tak cuma sekadar pertemuan politik biasa. Dia meyakini, keduanya melakukan penjajakan dan berkomunikasi tentang calon presiden.
Idil mengatakan, manuver Nasdem tentu saja membuat dinamika internal Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan PKS bergejolak. Hubungan antarketiga parpol menjadi tidak baik usai pertemuan tersebut. "Manuver Nasdem saya membaca ini sebagai bagian dari upaya masih cawe-cawe, melihat kemungkinan komunikasi yang bisa dibangun dengan Gerindra-PKB untuk bersama dalam koalisi," ujar Idil saat dihubungi, Jumat (27/1).
Idil yakin, kunjungan Nasdem ke markas Gerindra dan PKB tidak sebatas komunikasi. Meskipun di luar, kata dia, mereka mengatakan hanya sekadar safari politik biasa. "PKS dan Demokrat bisa saja mempertanyakan itu kenapa perlu dilakukan kunjungan ke Gerindra dan PKB. Walaupun bisa saja alasannya hanya sekadar safari politik. Tapi saya pikirkan tidak mungkin tidak ada komunikasi kaitannya dengan pengusungan calon presiden," ujar Idil.
Idil menambahkan, peluang Koalisi Perubahan bubar di tengah jalan bisa saja terjadi. Namun dia yakin, Demokrat dan PKS akan tetap bersama-sama karena sudah memiliki histori yang lama antarkedua parpol.
Dia mengatakan, sangat mungkin nantinya PKS dan Demokrat akan pindah perahu bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Menurut dia, hal itu masih bisa terjadi sebelum PDIP mengumumkan calon presiden yang akan diusung.
"Soal PKS-Demokrat akan merapat ke mana, apakah KIB atau Gerindra-PKB mungkin juga saya tidak mengatakan tidak mungkin. Dengan koalisi manapun bisa saja mereka gabung. Dengan KIB, dengan Gerindra-PKB bisa saja," kata Idil.

Yang jelas, katanya, Demokrat dan PKS harus mengusung calon presiden. Sebab, jika tidak mereka akan rugi karena tak mendapatkan efek ekor jas dari tokoh calon presiden yang akan diusung. Namun masalahnya, PKS dan Demokrat saja tak cukup untuk mengusung capres.
Idil menggarisbawahi, saat ini kondisi politik masih sangat dinamis. Poros koalisi yang sudah mulai terkristal masih sangat bisa berubah. Terutama setelah PDIP mengunmumkan capresnya.
"Intinya semua parpol pada dasarnya wait and see terutama melihat siapa akan diusung PDIP sebagai capres. Menurut saya itu akan mengubah konstelasi politik pilpres, terhadap figur yang akan diusung oleh parpol sebagai carpres," ujar dia.
Di sela pertemuan dengan Nasdem-Demokrat-PKS di kediaman Anies, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Mohamad Sohibul Iman mengatakan pihaknya mendukung Anies sebagai capres untuk Pilpres 2024. Namun, ia menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan resmi Majelis Syura PKS.

"Kami masalahnya deklarasi kapan itu adalah proses internal kami, jadi kami tuntaskan itu. Nanti pada waktunya kami akan mendeklarasikan," ujar Sohibul.
Kendati demikian, ia yakin bahwa PKS akan secara resmi mendukung Anies sebagai capres. Keseriusan dukungan tersebut terbukti dari hadirnya dua perwakilan PKS dalam tim kecil pembahasan rencana koalisi.
"Kalau PKS ini tidak dukung Pak Anies, maka tidak mungkin saya ada terus-terusan di dalam tim kecil ini. Saya dalam tim kecil ini adalah merupakan utusan resmi partai, jadi kalau saya terlibat di tim kecil ini menunjukkan bahwa memang PKS dukung," ujar Sohibul.
Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyatakan bahwa AHY sudah secara resmi mendukung Anies sebagai capres. Harapan selanjutnya, Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan PKS dapat segera meneken kerja sama politik untuk Pemilu 2024.
Tidak mungkin (kunjungan Nasdem ke Sekber Gerindra-PKB) tidak ada komunikasi kaitannya dengan pengusungan calon presiden.
"Tentu juga kami yakin bahwa Nasdem dan PKS juga akan menyegerakan itu (peresmian koalisi), karena yang paling penting adalah deklarasi yang 20 persen presidential threshold ini,' ujar Riefky.
Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto mengatakan, pertemuan tim kecil antara Nasdem, Demokrat, dan PKS merupakan bentuk kemajuan peresmian koalisi. Ujungnya, kata dia, adalah pengusungan Anies Baswedan sebagai capres. "Tidak ada gerakan mundur, semua adalah proses maju malah," ujar Sugeng dalam kesempatan yang sama di kediaman Anies.
Adapun kunjungan Partai Nasdem ke Sekber Gerindra-PKB merupakan bentuk komunikasi biasa. Ia mengeklaim kunjungan itu tak ada kaitannya dengan isu koalisi alternatif yang sempat dilontarkan Wakil Ketua Umum Nasdem, Ahmad Ali.
Selayang Pandang Kota Nabi
Dari sinilah, dakwah Islam pada masa Rasulullah SAW kian berkembang pesat.
SELENGKAPNYAPerjalanan ke Pusat Semesta
Suku Koroway, Kombay, dan Citak percaya pada moyang awal yang bernama Saifafu.
SELENGKAPNYA