
Kabar Utama
Ada Apa di Balik Brutalnya Geng Motor?
Masa transisi remaja harus jadi perhatian.
OLEH M FAUZI RIDWAN
Kekerasan yang dilakukan para anggota geng motor di berbagai daerah di Indonesia makin menjadi-jadi. Mereka memunculkan ketakutan warga lintas pulau di Indonesia.
Di Jawa Barat, khususnya, gelombang kekerasan anggota geng motor ini makin tak manusiawi. Terkini, sebanyak 14 orang anggota geng motor Anak Rawa Bagian Belakang (Arabian) berhasil ditangkap jajaran Satreskrim Polres Purwakarta.
Mereka ditangkap setelah menganiaya dua orang, Yordhi Rezika (29 tahun) dan Eko Wahyu Nugroho (28 tahun), hingga salah satunya meninggal dunia. "Intinya balas dendam motifnya," ujar Kapolres Purwakarta AKBP Edwar Zulkarnaen, Kamis (19/1/).
Pada 8 Januari lalu, ia menuturkan, 30 anggota geng motor Arabian konvoi keliling Kota Purwakarta merayakan hari jadi mereka. Namun, saat berada di Jalan Jenderal Sudirman, Purwakarta, sejumlah warga menegur mereka hingga akhirnya terjadi keributan.
Kapolres mengatakan, puluhan anggota geng motor berhasil kabur dan tidak lama berselang merencanakan pembalasan dendam kepada warga. Pada Ahad (15/1), gerombolan ini melakukan konvoi dan mendatangi lokasi tempat keributan dengan warga.

"Pada tanggal 15, Ahad dini hari, keliling kota mendatangi tempat sama, memukul salah seorang dan dilerai temannya (korban). Temannya yang melerai kena bacok, celurit, sama dipukul. Yang melerai yang kena dibawa ke rumah sakit meninggal di sana," katanya.
Ia mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di Gang Buana Indah, Desa Mulyamekar, Kecamatan Babakancikao. Kapolres mengatakan, pelaku memukul korban bahkan sampai menyetrum.
Ia mengatakan, korban meninggal mengalami luka di bagian dada sebelah kanan akibat sabetan senjata tajam, punggung sebelah kanan dan tusukan di pinggang tiga kali. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, tapi meninggal dunia akibat kehabisan darah.
"Iya jadi dipukul pakai setrum, pakai tongkat juga. Ada empat barang bukti disita. Ada parang, ada balok kayu, celurit, dan tongkat baseball dan alat setrum belum ketemu," katanya.

Ia mengatakan, empat pelaku lainnya masuk daftar pencarian orang. Keempat belas pelaku terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun penjara.
Akar masalah
Apa yang memicu brutalnya para anggota geng motor tersebut? Republika mewawancarai salah satu eks anggota geng motor di Bandung soal itu. "Intinya ada terjadi sesuatu (itu) oknum. Saya telusuri turun ke jalan ngajak hijrah, kebanyakan ditanya masalah pribadi dibawa ke organisasi," ujar pria yang memilih dipanggil Obay7 kepada Republika, Kamis (19/1). Ia yang sudah hijrah sejak 2000-an saat ini mengelola Majelis Dzikir Al-Furqon di Jalan Babakan Tarogong, Kota Bandung.
Berdasarkan pengalamannya, ia mengaku organisasi biasanya tidak pernah menginstruksikan anggota untuk bertindak kriminal atau hal lainnya. Bahkan, saat ini organisasi yang telah menjadi ormas, apabila didapati anggota berbuat menyimpang akan segera diingatkan dan ditindak.
Obay7 menceritakan aktivitas yang pernah dijalankan saat berada di geng motor hanya menyangkut kegiatan bermotor dan kenakalan-kenakalan remaja saat itu. Bahkan, saat itu organisasi yang diikutinya sudah terdaftar di ikatan motor Indonesia (IMI). "Instruksi (organisasi) dari atasan gak ada," katanya.
Obay7 menyebut praktik begal yang dilakukan oknum kelompok bermotor tidak dapat dilepaskan dari pengaruh minuman keras (miras) atau obat-obatan. Mereka yang nekat melakukan tindak kriminal sering dalam keadaan telah menenggak miras dan obat-obatan.
"Dalam kondisi normal takut mereka juga, intinya miras. Negara harus betul-betul memperhatikan, memperketat bisa mah memberantas, tapi susah," katanya.
Ia mengatakan, pengaruh dan dampak obat-obatan yang disalahgunakan sangat parah terhadap orang yang mengonsumsi. Mereka lebih berani, tidak memiliki rasa malu dan susah untuk diberi tahu atau dinasihati.
Selain itu, pria yang memiliki santri dari kalangan mantan geng motor ini mengatakan pemicu pertengkaran kelompok bermotor di jalan, yaitu karena faktor gengsi dan solidaritas. Meski, saat berkonvoi tidak memiliki niat untuk bertengkar atau lainnya.
"Ketika mengadakan konvoi malam Minggu ngelewat satu daerah di situ ada kelompok lain itu imej-nya seperti mau nyerang, padahal belum tentu, tapi tujuan konvoi," katanya.

Oleh karena itu, ia bersama masyarakat berupaya di lingkungannya memberantas peredaran miras dan obat-obatan. Apalagi wilayahnya dikategorikan sebagai wilayah beling atau daerah yang sering terjadi kekerasan.
Obay7 pun mengajak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk bersama-sama memberantas peredaran miras dan obat-obatan. "Intinya kejahatan itu kriminalitas dipicu oleh narkoba dan lebih parah miras dan obat-obat terlarang," katanya.
Ia mengatakan penyebab anak-anak bertindak demikian karena faktor keluarga yang kurang memperhatikan. "Yang menyebabkan mereka demikian 90 persen faktor keluarga. Saya tidak menyalahkan geng tapi keluarga kenapa karena saya (dulu) pelaku," katanya.
Obay7 melihat anak-anak yang nekat bertindak lebih jauh dari batas-batas karena kurang perhatian dari orang tua. Mereka mencari cara mendapatkan perhatian salah satunya mencoba-coba meminum minuman keras.
"Kebanyakan kurang perhatian atau broken home, anak dari SD masuk ke SMP-SMA remaja masa transisi itu secara emosional beda butuh perhatian khusus," katanya.
Eks anggota geng motor lainnya, Asmet, mengaku mereka yang terlibat praktik pertengkaran atau tindak kriminal diawali oleh spontanitas serta gengsi. Selain itu, ditambah pengaruh dari miras dan obat-obatan yang tidak terkontrol.
"Itu kadang spontanitas dan gengsi, kadang lagi nongkrong depan sekolah lewat geng mana seperti manas-manasi padahal gak seperti itu. Itu spontanitas yang jadi tradisi," katanya.
Selama bergabung di organisasi, ia pun mengaku tindakan yang dilakukan tidak mengarah ke kriminal. Ia juga menilai mereka yang terlibat dalam aksi kekerasan merupakan oknum.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Geng Motor Terus Resahkan Warga
Warga dan kepoilisian melakukan patroli mengadang geng motor.
SELENGKAPNYA