SOLO, 31/1 - AKSI TOLAK KDRT. Sejumlah pegiat Jaringan Peduli Perempuan dan anak, menggelar aksi tolak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di depan Balaikota Solo, Jateng, Kamis (31/1). Dalam aksinya mereka mengecam KDRT sekaligus menuntut pemerintah untu | ANTARA FOTO

Keluarga

Bukan Cuma Memukul, Kenali Berbagai Jenis KDRT

KDRT dapat dilakukan secara sosial, psikologis, ekonomi, hingga seksual.

Figur publik Venna Melinda resmi melaporkan suaminya, Ferry Irawan, akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Laporan tersebut kini telah diproses Polda Jawa Timur. Sang suami pun telah resmi berstatus menjadi tersangka.

Dari sisi psikologis, sebenarnya ada beberapa faktor penyebab KDRT. Menurut Karina Adistiana, MPsi Psikolog, KDRT biasanya tidak tiba-tiba muncul, tetapi telah ada tanda-tandanya.

KDRT disebabkan oleh adanya relasi kuasa, tidak ada hormat atau respek dari satu pihak, merasa lebih berhak melakukan sesuatu, dan lebih punya otoritas dalam sebuah hubungan personal. Dari penelitian, terjadinya KDRT karena ada relasi kuasa tersebut, satu pihak tidak lagi menghormati pihak yang lain.

“Alasan kemudian muncul rasa tidak hormat itu bisa disebabkan banyak hal,” kata Karina kepada Republika, Kamis (12/1/2023).

Dilansir dari laman WebMD, KDRT boleh jadi tidak selalu terlihat jelas. Itu karena KDRT adalah tentang mengendalikan pikiran dan emosi seseorang, sama seperti menyakiti tubuhnya. Biasanya, kekerasan fisik bukanlah yang didahulukan.

Selain itu, kekerasan dalam hubungan juga bisa terjadi perlahan. Kekerasan ini bisa diawali dengan menjauhkan Anda dari keluarga atau teman.

Kemudian kekerasan seiring meningkat setelah Anda terputus dari orang lain. Saat itu, Anda sudah telanjur merasa terjebak dan takut pada pasangan.

Tidak hanya sebatas memukul, ada banyak tanda KDRT, antara lain:

  • Pasangan mengontrol hingga mengancam Anda.
  • Menuduh Anda berselingkuh.
  • Terus-terusan mengkritik Anda.
  • Memberi tahu Anda apa yang akan dikenakan dan bagaimana penampilan Anda.
  • Mengancam akan membunuh Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda.
  • Melempar barang atau meninju dinding saat marah.
  • Membentak dan membuat Anda merasa kecil.
  • Pasangan mengontrol uang Anda.
  • Menyimpan uang tunai dan kartu kredit Anda.
  • Memberi Anda uang saku dan membuat Anda menjelaskan setiap rupiah yang Anda belanjakan.
  • Mencegah Anda melakukan pekerjaan apa pun yang Anda inginkan.
  • Mencuri uang dari Anda atau teman Anda.
  • Tidak akan membiarkan Anda memiliki uang untuk kebutuhan dasar, seperti makanan dan pakaian.
  • Pasangan Anda memisahkan Anda dari keluarga dan teman.
  • Terus mengawasi ke mana Anda dan dengan siapa Anda pergi.
  • Membuat Anda malu di depan orang lain, dan itu membuat Anda ingin menghindari orang lain.
  • Pasangan melecehkan Anda secara fisik.
  • Meninggalkan Anda di tempat yang tidak diketahui.
  • Menyerang Anda dengan senjata.
  • Mencegah Anda makan, tidur, atau mendapatkan perawatan medis.
  • Mengunci Anda masuk atau keluar dari rumah Anda.
  • Melakukan pukulan, dorongan, tendangan, gigitan, tarik rambut.
  • Memaksa untuk berhubungan seks.
  • Membuat Anda berpakaian dengan cara seksual.
  • Membuat Anda merasa berutang seks pada mereka.

 

 
KDRT disebabkan adanya relasi kuasa.
 
 

Sejarah Dana Otsus Papua

Otsus Papua jadi kompromi atas seruan Papua Merdeka

SELENGKAPNYA

Prof KH Aboebakar Atjeh, Sang Ensiklopedia Berjalan

Prof KH Aboebakar Atjeh merupakan cendekiawan nasional dari Serambi Makkah.

SELENGKAPNYA

Jaga Jamaah Lansia

Ada 76,1 persen lebih jamaah risti dari sisa kuota haji tahun 2020.

SELENGKAPNYA