Mihrab Masjid Al Bina | REPUBLIKA/AGUNG SUPRIYANTO

Tuntunan

Memohon Doa di Mihrab

Mihrab merupakan salah satu tempat beribadah di dalam Alquran selain mushala dan masjid.

Sebut saja fulan, seorang warga Jakarta yang gemar beribadah dan sedekah. Shalatnya jarang ketinggalan. Haji dan umrah sudah dilakukan. Untuk berbagi kebahagiaan, puluhan karyawan sudah diberangkatkannya pergi umrah.

Dia pun tak ragu membiayai pembangunan mushala sederhana di sebuah kampung. Fulan bercita-cita amal dan kebajikannya dapat membuat dia segera memiliki momongan. Hanya, apa daya doanya masih belum terkabulkan. Dia pun pasrah dengan kehendak Allah SWT.

Kisah seperti itu kerap kita dengar saat ada hijab antara doa seorang hamba dan Tuhannya. Sering kali doa kita tertunda meski merasa sudah melakukan segala prosedur yang disyariatkan-Nya. Di sisi lain, tak jarang kita mendengar keajaiban doa. Salah satunya adalah doa Nabi Zakaria yang direkam di dalam Alquran.

"Maka Tuhan Pemeliharanya menerimanya dengan penerimaan yang baik dan menumbuhkembangkannya (mendidiknya) dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemuinya di mihrab, dia mendapati rezeki di sisinya. Zakaria bertanya, 'Wahai Maryam, dari mana engkau memperoleh (rezeki) ini?' Dia menjawab, 'Ia dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab" (QS Ali Imran ayat 37).

photo
Temuan masjid kuno beserta mihrab. (Ilustrasi). EPA-EFE/EMIL ALADJEM / HANDOUT Handout HANDOUT EDITORIAL USE ONLY/NO SALES - (ISRAEL ANTIQUITIES AUTHORITY)

Zakaria adalah salah satu nabi bani Israil dengan garis keturunan yang sampai kepada Sulaiman putra Daud AS. Dia menikah dengan saudara ibu Maryam. Ada juga riwayat yang mengatakan, dia menikah dengan saudara Maryam. Zakaria juga merupakan pemimpin rumah-rumah suci orang Yahudi.

Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah, ada keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada Maryam. Keistimewaan itu tampak di antara kaumnya. Maryam pun diperebutkan di antara pemimpin-pemimpin rumah suci agar masuk dalam pengasuhan mereka.

Alhasil, mereka pun sepakat melakukan undian. Sesuai dengan firman Allah dalam QS Ali Imran ayat 44. "Engkau wahai Muhammad tidak hadir beserta mereka ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan, kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bertengkar."

Lewat undian itu, Zakaria mendapatkan hak untuk mengasuh Maryam. Quraish menulis, menangnya Zakaria melalui undian menunjukkan bahwa pemenang bukan ditentukan oleh kepandaian, kekuasaan, atau wibawa seseorang. Pemenang itu ditentukan Allah SWT. Pemeliharaan Maryam pun dapat disimpulkan diatur langsung Allah SWT lewat undian yang jatuh ke tangan Zakaria.

Zakaria pun menyaksikan betapa khusyuk sosok Maryam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di mihrab, Maryam melafazkan zikir untuk menyebut nama-Nya. Mengingat kuasa-Nya, berdoa kehadirat-Nya.

Mihrab disebut Quraish sebagai satu kamar atau tempat khusus lagi tinggi yang digunakan sebagai tempat memerangi nafsu dan setan. Mihrab berasal dari kata harb yang berarti perang.

photo
Warga berdoa seusai melaksanakan shalat Gaib di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Jumat (25/11/2022). Shalat Gaib serta donasi penggalangan dana itu untuk mendoakan dan membantu korban bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur sekaligus bentuk kepedulian terhadap sesama. Republika/Abdan Syakura - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Di mihrab itu, Zakaria menyaksikan rezeki (di dalam beberapa riwayat disebutkan makanan) yang didapatkan Maryam. Kepada Maryam, dia lantas bertanya mengenai asal rezeki itu. Sesuai dengan kutipan ayat di atas, Maryam pun menjawab bahwa rezeki tersebut didapatkan dari sisi Allah SWT. Keistimewaan Maryam tampak pada jawaban lanjutannya kepada Zakaria. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

Apa yang dilakukan Maryam pun mengilhami Zakaria untuk berbuat hal serupa. Jawaban Maryam bahwa Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab membuat Zakaria kembali berharap. Timbul keinginan Zakaria yang sudah sepuh untuk memiliki anak. Dia telah memendam harapan itu sejak lama. Usia yang sudah uzur membuat cita-cita Zakaria hampir terlupa.

 
Di mihrab, Zakaria lalu khusyuk berdoa untuk mendapatkan keturunan.
 
 

Di mihrab, Zakaria lalu khusyuk berdoa untuk mendapatkan keturunan. "Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: 'Tuhanku, anugerahkanlah aku dari sisi Engkau seorang anak yang berkualitas. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.' Maka para malaikat memanggilnya ketika dia sedang berdiri melakukan shalat di mihrab. (Katanya): 'Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran Yahya. Pembenar kalimat Allah, panutan, berkemampuan menahan diri dan seorang nabi yang termasuk kelompok orang-orang saleh" (QS Ali Imran ayat 38-39).

Pendiri Quran dan Sunnah Solution Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, mihrab merupakan salah satu tempat beribadah yang disebut di dalam Alquran selain mushala dan masjid. Mihrab pertama disebutkan dalam kisah Maryam putri Imran.

Dia merupakan anak yang diniatkan ayahnya untuk hanya mengabdi kepada Allah. Orang tuanya membuatkan mihrab. Seperti kisah di atas, Zakaria, paman yang mengasuh Maryam pun membuat mihrab serupa di rumahnya agar doanya terkabulkan.

Menurut Ustaz Adi, Mihrab adalah satu tempat yang khusus digunakan untuk mendekat kepada Allah. Mihrab memiliki dua keutamaan. Pertama, bisa mempercepat datangnya rezeki tak terduga. Meskipun kadang rezeki itu belum diminta. Keutamaan berikutnya, berdoa di mihrab dapat mempercepat terkabulnya doa sekalipun yang dipinta mustahil atau sulit menurut ukuran manusia.

Namun, Ketua Dewan Pakar Masjid Al Ihsan itu menjelaskan, mihrab ini jangan dicampuri dengan aktivitas lain. "Terkabulnya doa nyaris tanpa jeda," kata Ustaz Adi.

Saat Rasulullah tinggal bersama Siti Khadijah di Makkah, beliau memiliki mushala sebagai tempat shalat dan berdoa. Sementara itu, kata Ustaz Adi, saat Rasulullah tinggal bersama Siti Aisyah, dia mempunyai mihrab untuk bermunajat.

Padahal, rumah Rasulullah saat di Madinah sangat kecil. Dikisahkan saat Rasulullah menunaikan shalat Tahajud pun sampai-sampai mengenai tubuh Aisyah. "Mihrab cukup segelaran sajadah saja, tapi tidak dicampuri dengan aktivitas lain," ujar dia. 

Ikuti Berita Republika Lainnya