Tria Rahmawati | Dok Republika

Uswah

Menjadi Sahabat Orang dengan Skizofrenia

Muslimah pendiri Griya Schizofren ini mendampingi ODMK sejak masih kuliah.

OLEH IMAS DAMAYANTI

Hidup dengan masalah kejiwaan bukanlah hal yang mudah. Mereka harus berteman dengan beragam stigma negatif yang mengintai dari masyarakat. Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) membutuhkan pendampingan dan kawan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Triana Rahmawati merupakan sosok perempuan muda yang memahami rasanya berteman dengan ODMK. Muslimah pendiri Griya Schizofren ini terpanggil untuk mendampingi ODMK sejak masih duduk di bangku kuliah. 

“Saya ini anak sosiologi. Kebetulan pada zaman kuliah dulu kampus saya itu berdekatan dengan rumah sakit jiwa dan tempat-tempat rehabilitasi. Dari situ terpantik dalam hati, saya bisa berkontribusi apa bagi orang lain sebagai orang yang belajar sosiologi,” kata Tria saat dihubungi Republika, Jumat (6/1/2023).

 
Dari situ terpantik dalam hati, saya bisa berkontribusi apa bagi orang lain sebagai orang yang belajar sosiologi.
TRIA RAHMAWATI (Pendiri Griya Schizofren)
 

Griya Schizofren merupakan wadah kerelawanan untuk anak muda yang peduli pada ODMK. Griya artinya wadah atau rumah untuk menampung kepedulian tersebut, sedangkan Schizofren merupakan singkatan dari Social, Humanity and Friendly. Makna secara luas dari nama komunitas ini adalah menjadi tempat anak muda menyalurkan jiwa sosialnya karena panggilan kemanusiaan dengan memegang prinsip kesetaraan (persahabatan) untuk ODMK.

Dia menyebut Griya Schizofren terbentuk karena kegelisahan melihat banyaknya ODMK yang familiar dengan kata “orang gila” di masyarakat. Di belakang Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menjadi tempatnya kuliah, para ODMK tinggal di panti sosial, di Rumah Sakit Jiwa, dan di Griya PMI Peduli milik PMI Kota Surakarta.  

Tria menjelaskan, Griya Schizofren merupakan ruang interaksi untuk masyarakat di luar ODMK dengan ODMK. Dia mengungkapkan, kedua golongan ini hidupnya dinilai bersamaan, tapi seperti terpisah. “Tidak ada komunikasi, tidak ada pengertian satu sama lain, dan orang di luar ODMK kerap memandang ODMK menggunakan sudut pandang sendiri,” ujarnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Griya Schizofren (@griya.schizofren)

Kenali ODMK

Mengedukasi masyarakat tentang ODMK itu berbeda dengan seorang dokter yang mengedukasi pasien tentang kesehatan. Tria menyebut bahwa mengajak masyarakat umum untuk dapat berinteraksi dengan ODMK dapat dimulai dengan pemahaman bahwa sebetulnya setiap ODMK hanya membutuhkan teman.

“ODMK dengan masalah kejiwaan apa pun, mereka hanya butuh ditemani. Ada satu keluarga nitipin keluarganya yang ODMK. Keluarganya ini minta agar si keluarganya yang dengan ODMK ini bisa beraktivitas saja, punya kawan,” kata dia. 

Bagi Tria, mendampingi para ODMK adalah panggilan hati. Menurut dia, untuk aktif di dunia sosial membutuhkan kesabaran dan  keikhlasan tersendiri. Karena itu, dalam mendampingi para ODMK, dia hanya berpatokan pada keberkahan usia. 

“Bagi saya, yang namanya hidup itu harus ada patokannya. Capek di dunia ini tuh harus ada ukurannya. Ukurannya bukan materi, tapi usia yang berkah. Kita pakai untuk apa usia kita? Yang terbaiklah yang kita lakukan, bermanfaat,” kata Tria. 

PROFIL

Nama lengkap: Triana Rahmawati

Tempat, tanggal, lahir: Palembang, 15 Juli 1992

Riwayat pendidikan: S-1 Sosiologi Universitas Sebelas Maret Surakarta, kandidat magister sosiologi di Universitas Sebelas Maret Surakarta

Riwayat aktivitas, founder Happines Family, co-founder Komunitas Ayo Belajar Solo, Sekretaris Menteri Humas dan Jaringan BEM UNS, founder Komunitas Griya Schizofren. 

Prestasi: Kartini Milenials Awards dari The Sunan Hotel (2018), Penerima Program Pemimpin Pembangun Masyarakat Dompet Dhuafa (2019), Most Favourite Program Social Innovation Award (2021), runner-up inkubasi bisnis Smeska Solo Technopark (2021). 

Bagaimana TikTok Memengaruhi Otak Anak

Selama frase perkembangan, Otak punya jumlah plastisitas tertinggi.

SELENGKAPNYA

Pusaran Uang di Industri Sinema Global

Anggaran yang besar tak menjamin hasil akhir dari film itu bisa disambut hangat dan sukses di box office.

SELENGKAPNYA

Apa Rahasia Hidup Negara Paling Bahagia di Dunia? 

Di Helsinki, 11 dari 12 dompet dikembalikan ke pemiliknya.

SELENGKAPNYA