Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Motivasi Alquran

Jalan Mencari Ilmu

Ummi Maktum datang untuk belajar Alquran.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Pembukaan surah Abasa mengandung teguran bagi Rasulullah SAW sekaligus gambaran kemuliaan bagi para penuntut ilmu. Kisah turunnya surah itu, waktu itu Rasulullah SAW sedang sibuk dengan para pemuka Quraisy yang sangat ia harapkan untuk masuk Islam.

Hal itu karena kalau mereka beriman maka akan beriman pula semua pengikut mereka. Di tengah kesibukan tersebut, datanglah seorang sahabat yang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum.

Ibnu Ummi Maktum datang untuk belajar Alquran. Karena buta, Ibnu Ummi Maktum tidak tahu mengenai yang sedang Nabi Muhammad SAW kerjakan. Maka, ia memanggil Nabi SAW dengan mengatakan, “Yaa Rasulullahi, allimini maa allamaka Rabbuka” (Wahai Rasulullah, ajari aku apa yang telah diajarkan Tuhanmu). 

Secara manusiawi, wajar Nabi SAW merasa terganggu dengan kedatangan Ibnu Ummi Maktum itu. Pun wajar jika Nabi SAW berpaling darinya dan bermuka masam.

Dalam bahasa Arab, orang bermuka masam disebut abuus yang satu akar kata dengan abasa. Itulah rahasia penamaan surah Abasa tersebut.

Untuk kejadian tersebut, Allah SWT menurunkan ayat yang berisi teguran kepada Nabi SAW. “Abasa wa tawallaa, an jaa ahul a’maa" (Muhammad bermuka masam dan berpaling karena datang kepadanya seorang yang buta).

 
Untuk kejadian tersebut, Allah SWT menurunkan ayat yang berisi teguran kepada Nabi SAW.
 
 

Memang kehadiran Ibnu Maktum secara hitungan manusiawi bisa dianggap mengganggu. Sebab, Nabi SAW sedang berhadapan dengan para bangsawan Makkah yang secara strategis sangat potensial bagi kemenangan dakwah. Sementara itu, Nabi SAW sangat berharap mereka masuk Islam.

Ini tampak pada teguran Allah SWT, "Fa anta lahuu tashaddaa." Kata tashaddaa menunjukkan makna bahwa Nabi SAW ketika itu mencurahkan perhatiannya kepada pembesar kafir Makkah supaya mereka masuk Islam.

Lain hanya dengan Ibnu Ummi Maktum yang sudah jelas Muslim. Maka dari itu, kehadirannya tidak menyita perhatian. Itulah makna teguran Allah SWT, “Fa anta ‘anhu talahhaa" (Kamu mengabaikannya, Muhammad). Kata yatalahhaa menggambarkan sikap abai dan tetap menyibukkan diri dengan orang lain.

Bukan hanya itu, Nabi SAW ketika itu menunjukkan sikap kurang senang dan bermuka masam kepada Ibnu Ummi Maktum. Semua situasi tersebut telah menyebabkan turunnya surah Abasa. 

Dari susunan ayat pada pembukaan surah Abasa, yaitu ayat 1-10, sangat jelas bagaimana Allah SWT memuliakan Ibnu Ummi Maktum sebagai penuntut ilmu dan rela menegur Rasul-Nya yang sangat Ia muliakan.

Beberapa indikator yang Allah SWT tunjukkan dari perilaku Ibnu Ummi Maktum dalam menuntut ilmu sehingga dimuliakan dan diabadikan dalam Alquran yaitu ia mencari ilmu dengan motivasi membersihkan diri “yazzakkaa”, mendapatkan peringatan “yadzdzakkar”, mengamalkan ilmu yang ia dapatkan “fatanfa’uhuhdz dzikraa”, hadir ke majelis ilmu dengan sungguh-sungguh “jaa aka yas’aa”, dan dengan dorongan takut kepada Allah “wa huwa yakhsyaa”.

Teguran tersebut membuat Nabi SAW selalu menyambut Ibnu Ummi Maktum setiap kali ia hadir ke majelis. Bahkan, ketika Nabi SAW sedang di atas mimbar, ia akan turun untuk meyambut Ibnu Ummi Maktum.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jika Mertua Haram Dinikahi, Bagaimana dengan Besan?

Ayat tersebut menjelaskan secara terperinci perempuan-perempuan yang haram dinikahi seorang laki-laki,

SELENGKAPNYA

Mu’adzah Binti Abdillah, Sang Guru yang Zuhud

Kesabaran Mu’adzah terlihat saat Allah mengujinya dengan kematian suami dan anak-anaknya yang sangat dicintai.

SELENGKAPNYA

Kiat Menghadapi Nafsu al-Ammarah

Nafsu al-Ammarah menurut para sufi adalah level terendah.

SELENGKAPNYA