
Internasional
Sengketa Lahan AS-Cina Bakal Merambah Bulan
Pemerintah Cina pada September 2022 telah menyetujui tiga misi ke bulan menggunakan robot.
OLEH DWINA AGUSTIN, NOER QOMARIAH K
Persaingan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina belakangan kian menjadi-jadi. Bukan tak mungkin, konflik itu akan berujung pada sengketa lahan di bulan.
Administrator Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) Bill Nelson memperingatkan Cina memiliki potensi untuk mengeklaim wilayah di bulan jika mengalahkan AS dalam mendirikan pangkalan permanen. AS, kata Nelson, sedang berada dalam perlombaan luar angkasa dengan Cina.
"Adalah fakta bahwa kita sedang dalam perlombaan luar angkasa. Sebaiknya kita berhati-hati agar mereka (Cina) tidak sampai ke suatu tempat di bulan dengan kedok penelitian ilmiah. Mereka bisa saja mengatakan ‘Ini wilayah kami'," kata Nelson dalam keterangannya, Selasa (3/1/2023).
Mantan komandan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) Terry Virts juga menyuarakan keprihatinannya. Dia mengatakan ada potensi kejahatan di pihak Cina.

Komentar tersebut menyusul laporan terbaru dari Departemen Pertahanan AS yang merinci keadaan program luar angkasa Cina saat ini, termasuk kemampuannya mengembangkan pesawat ruang angkasa yang mampu mendarat di sisi jauh bulan. Laporan setebal 196 halaman yang diterbitkan pada November 2022 itu juga memprediksi niat Presiden Cina Xi Jinping dan potensi perlombaan antariksa kedua negara.
“Tujuan Cina adalah menjadi kekuatan luar angkasa yang berbasis luas dan berkemampuan penuh. Program luar angkasanya berkembang pesat, nomor dua setelah AS dalam jumlah satelit yang beroperasi. Ini merupakan sumber kebanggaan nasional dan bagian dari impian Presiden Xi Jinping untuk membangun Cina yang kuat dan makmur,” tulis laporan tersebut.
Cina konsisten membantah kekhawatiran tentang motif yang disampaikan AS tersebut. Seorang juru bicara Kedutaan Besar Cina di Washington mengatakan, sejumlah pejabat AS telah berbicara dengan tidak bertanggung jawab.

“Cina selalu menganjurkan penggunaan ruang angkasa secara damai, menentang persenjataan dan perlombaan senjata di luar angkasa, serta bekerja secara aktif untuk membangun komunitas masa depan bersama bagi umat manusia di ranah luar angkasa,” katanya.
Dua misi
Pemerintah Cina pada September 2022 telah menyetujui tiga misi ke bulan dengan menggunakan robot. Misi tersebut akan meletakkan dasar bagi berdirinya pangkalan bulan secara permanen. Misi program Chang'e dalam pengembangan diklaim berjalan dengan baik.
Administrasi Luar Angkasa Nasional Cina (CNSA) mengumumkan pada 10 September 2022, misi dengan pesawat ruang angkasa berikutnya, Chang'e 6, hampir selesai.
Cina telah membuat sejumlah lompatan dalam eksplorasi bulan sejak memulai program robot bulan pada 2004. Dalam misi berturut-turut, Cina berhasil meluncurkan sepasang pengorbit pertama, kemudian pendarat dan penjelajah; melakukan satu-satunya pendaratan bulan di sisi jauh hingga saat ini; dan yang terbaru menjalankan misi pengambilan sampel yang kompleks.
Liu Jizhong, direktur Lunar Exploration and Space Program Center CNSA, mengatakan kepada CCTV bahwa tujuan menyeluruh dari misi ini untuk meletakkan dasar bagi stasiun penelitian bulan. “Ada banyak masalah teknologi yang harus ditangani” kata Liu, dilansir dari Space, Rabu (14/9/2022).
“Namun, dengan pondasi yang telah kami bangun dan tim yang luar biasa, saya yakin kami akan berhasil.”
Yang pertama dari misi baru adalah Chang'e 6, yang awalnya dibangun sebagai cadangan untuk misi pengambilan sampel bulan Chang'e 5 2020. Chang'e 5 berhasil, sehingga pesawat ruang angkasa tersebut digunakan kembali untuk upaya pertama mengumpulkan sampel dari sisi jauh bulan.
CNSA belum memberikan lini masa untuk misi tersebut, meskipun ada tahap lanjutan dari pengembangan pesawat ruang angkasa ini.

Selanjutnya, Chang'e 7 akan menargetkan kutub selatan bulan. Misi tersebut akan terdiri dari pengorbit, pendarat, penjelajah, satelit relay, dan detektor kecil yang dapat melompat ke kawah untuk berburu air. Chang’e 8 akan diluncurkan pada akhir dekade ini dan dimaksudkan guna menguji teknologi pencetakan 3D.
Cina saat ini sedang merencanakan proyek bernama International Lunar Research Station (ILRS) bekerja sama dengan Rusia yang akan dikembangkan pada 2030-an. Pihaknya saat ini sedang mencari mitra.
Di sisi lain, setelah menyelesaikan perjalanan sekitar 2,2 juta km ke bulan dan kembali pada awal Desember 2022 lalu, pesawat ruang angkasa Artemis I Orion milik NASA telah kembali ke Kennedy Space Center.
Kepulangannya terjadi pada 30 Desember 2022 ketika Artemis I jatuh di Samudra Pasifik pada 11 Desember 2022. Setelah kapal penjelajah USS Portland menemukan kendaraan tak berawak dan membawanya ke Pangkalan Angkatan Laut San Diego pada 13 Desember 2022, kapsul tersebut memulai perjalanan darat ke Florida keesokan harinya.
Misi Artemis I dimulai pada 16 November 2022 yang meluncur pada malam hari. Sekarang setelah Orion kembali ke Kennedy Space Center, NASA akan melepas pelindung panas pesawat ruang angkasa sehingga dapat melakukan analisis ekstensif terhadap komponen tersebut. Analisis itu juga bisa menjawab bagaimana nasib selama masuk kembali ke atmosfer.
Ke depannya, NASA akan menghapus boneka uji yang dikirim ke Orion Moonikin Campos yang bertugas mengumpulkan data tentang perjalanan ke bulan. “Artemis I adalah langkah maju yang besar sebagai bagian dari upaya eksplorasi bulan NASA dan persiapan untuk misi selanjutnya," kata NASA.
Meskipun Artemis II tidak akan diluncurkan paling cepat hingga 2024, masih banyak yang bisa dinantikan pada 2023 hingga tahun depan. NASA berjanji akan mengumumkan empat awak misi tersebut sekitar awal 2023.
Artemis II akan menyiapkan tahap pendaratan manusia pertama di bulan sejak akhir program Apollo pada 1972. Misi berawak ini akhirnya menjadi kehadiran permanen NASA di bulan.
Mengenang Kisruh Politik 1950-1957
Stabilitas politik dan ekonomi makin terganggu ketika pada 17 Oktober 1952 terjadi demo militer di Istana Merdeka menuntut pembubaran parlemen.
SELENGKAPNYAPenyesuaian Harga BBM Jaga Daya Beli
Pemerintah berkomitmen terus memberikan subsidi untuk Pertalite dan solar.
SELENGKAPNYA