ILUSTRASI Sosok Nabi Ilyas disebutkan dalam Alquran dan Injil. | WIKIPEDIA

Dunia Islam

Mengenal Nabi Ilyas AS

Kisah Nabi Ilyas AS disebutkan dalam Alquran dan juga Injil.

"Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. 'Selamat sejahtera bagi Ilyas'." Demikian terjemahan surah as-Saffat ayat 129-130.

Ilyas AS adalah seorang dari 25 nabi yang disebutkan dalam Alquran. Pada ayat di atas, ucapan selamat ditujukan kepada Ilyaasiin, bentuk jamak Ilyas. Kalangan ulama umumnya berpendapat, nama itu merujuk kepada Nabi Ilyas beserta dengan keluarga atau para pengikutnya.

Bukan hanya ayat itu. Pada ayat lain, sosoknya juga diceritakan, yakni pada surah as-Saffat 123-132.

"Dan sungguh Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?'

Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”

Berdasarkan keterangan ayat-ayat itu, dapat diketahui bahwa Nabi Ilyas merupakan utusan Allah kepada suatu kaum yang menyembah berhala bernama Ba'l. Menurut sebagian ulama, Ba'l adalah nama patung buatan orang-orang Funisia pada zaman sebelum Masehi. Ada pula yang mengatakan, Ba'l merujuk pada patung yang disembah penduduk Ba'albak, sebuah kota di sebelah barat Damaskus, Syam. 

Di manapun lokasi dakwahnya, sang nabi tanpa kenal lelah menyampaikan kebenaran risalah tauhid kepada masyarakat. Namun, kebanyakan mereka justru lebih menyukai kesesatan yang diterima dari ajaran leluhur. Kelak, orang-orang musyrik ini akan diberi balasan yakni neraka.

Mengenai waktu diutusnya Nabi Ilyas, umumnya ulama sepakat bahwa beliau datang setelah Nabi Musa AS. Karena itu pula, beberapa pendapat menyatakan, umat sang nabi termasuk dari kalangan Bani Israil. Waktu kedatangannya diperkuat oleh keterangan dari Injil Barnabas.

Kitab ini memuat beberapa nasihat Ilyas, yang juga dikaitkan dengan ajaran-ajaran Nabi Musa. Sang nabi menyampaikan peringatan kepada umat yang justru berbalik ingkar sesudah Nabi Musa AS tiada. Mereka lebih memilih paganisme daripada mempertahankan iman dan Islam, serta syariat yang digariskan Taurat.

Penegasan Injil

Dalam Injil Barnabas, nama Nabi Ilyas disebut sebagai Ilya atau Elijah. Kitab itu pun menegaskan sang nabi sebagai hamba Allah yang menyeru pada kebenaran dan kebajikan. Umat yang didakwahi Nabi Ilyas adalah mereka yang telah lalai dari mengikuti petunjuk Taurat. Alih-alih tetap berada di jalan tauhid sebagaimana yang dicontohkan Nabi Musa, mereka justru condong pada kemusyrikan.

Berikut ini adalah nasihat yang disampaikan Nabi Ilyas (Ilya) kepada kaumnya, seperti dinukil dari Injil Barnabas ayat 23-49.

"Ilyas adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah.

Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian.

Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya.

Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Sinai, maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pencinta berdialog dengan kekasihnya. Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap 30 kali ke tempat yang biasa dijadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia.

Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja, tapi dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan.

Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernafas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut.

Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah dan Dia akan selalu bersama kalian."

Saat Rasulullah Menyantap Makanan

Nabi membandingkan beberapa macam buah dengan membaca Alquran.

SELENGKAPNYA

Siapakah Perintis Psikologi Islam?

Sejarah psikologi Islam merentang sejak dirintis pada abad ke-10 M.

SELENGKAPNYA

Sejarah Islam Seputar Kesehatan Pikiran dan Tubuh

Hari ini diperingati sebagai Hari Kesehatan Pikiran dan Tubuh Internasional.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya