Hikmah
Keutamaan Itsar
Itsar adalah mendahulukan orang lain daripada diri sendiri dalam urusan duniawi dan berharap pahala di akhirat.
Oleh IMAM NUR SUHARNO
OLEH IMAM NUR SUHARNO
Dari Abdullah bin Mush’ab Az-Zubaidi dan Hubaib bin Abi Tsabit, keduanya telah menceritakan, “Telah syahid pada Perang Yarmuk, yaitu Al-Harits bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suhail bin Amr. Mereka ketika itu akan diberi minum, sedangkan mereka dalam keadaan kritis, akan tetapi semuanya saling menolak.
Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum ia berkata, 'Berikan dahulu kepada si fulan,' demikian seterusnya sehingga semuanya meninggal dunia dan mereka belum sempat meminum air itu.
Dalam riwayat yang lain, “Ikrimah meminta air minum, lalu ia melihat Suhail sedang memandanginya, maka Ikrimah berkata, 'Berikan air itu kepadanya.' Ketika itu Suhail juga melihat Al-Harits sedang melihatnya, maka ia pun berkata, 'Berikan air itu kepadanya (Al-Harits).'
Namun belum sampai air itu kepada Al-Harits, ketiganya telah meninggal dunia tanpa sempat merasakan air tersebut sedikit pun.” (HR Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat dan Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid).
Kisah di atas memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita kaum Muslimin tentang sifat itsar. Itsar adalah mendahulukan orang lain daripada diri sendiri dalam urusan duniawi dan berharap pahala di akhirat. Sikap itsar ini telah dicontohkan oleh generasi awal, yaitu kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin yang diabadikan dalam Alquran.
"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS al-Hasyr [59]: 9).
Saking mulianya sifat itsar, maka layak bagi orang-orang yang memiliki sifat itsar akan mendapatkan keutamaan yang dijanjikan. Pertama, dicintai oleh Allah SWT.
"Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat Muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang Muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beriktikaf di masjid ini --Masjid Nabawi-- selama sebulan penuh." (HR Thabrani).
Saking mulianya sifat itsar, maka layak bagi orang-orang yang memiliki sifat itsar akan mendapatkan keutamaan yang dijanjikan.
Kedua, dicintai oleh manusia. Sahl bin Sa’d As-Sa’idy RA berkata, "Seseorang mendatangi Nabi dan bertanya, 'Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amal, jika aku mengerjakannya aku dicintai oleh Allah dan manusia.' Rasul menjawab, 'Zuhudlah terhadap dunia, niscaya kamu dicintai oleh Allah. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya kamu dicintai oleh mereka'." (HR Ibnu Majah).
Ketiga, dimudahkan urusannya di dunia dan dilepaskan dari kesusahan di akhirat. Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah melepaskan kesusahannya di akhirat. Barangsiapa memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, niscaya Allah menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya." (HR Muslim).
Keempat, tumbuh ikatan ukhuwah yang sangat erat antar sesama Muslim. Nabi SAW bersabda, "Hendaklah kalian saling memberi hadiah niscaya kalian akan saling mencintai." (HR Bukhari).
Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar dapat menghiasi diri dengan sifat itsar sehingga meraih keutamaan yang dijanjikan. Amin. N
Satu Hasta Menuju Ampunan
Lelaki Bani Israil ini telah membunuh 100 nyawa sebelum bertobat.
SELENGKAPNYAMaslahah Muhasabah
Nabi menjadikan muhasabah sebagai salah satu indikasi orang yang cerdas.
SELENGKAPNYA