Paus Benediktus XVI saat menyampaikan ceramah di Vatikan. | AP Photo/Gregorio Borgia

Tokoh

Paus Benediktus dan Islam

Dunia Islam sempat disengat pernyataan Paus Benediktus.

Vatikan mengumumkan kematian Paus Benediktus XVI pada Sabtu. Dia berpulang di usia 95 tahun. Pada 2013, Paus Benediktus XVI mundur dari jabatannya sebagai pemimpin umat Katolik sedunia. Dia menjadi paus pertama yang melakukan hal tersebut dalam kurun 600 tahun terakhir. Paus Gregorius XVII mengambil keputusan serupa pada tahun 1415.  

Sejumlah pengamat menyatakan, ketika Joseph Ratzinger menjadi Paus pada 2005, ia akan mengikuti jejak pendahulunya, Paus Johanes Paulus II. Namun ternyata perkiraan tersebut meleset. Paus Benediktus XVI menunjukkan indikasi pendekatan yang berbeda dengan Yohanes Paulus II terhadap dunia Islam. 

Yohanes Paulus II dikenal memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan agama lain secara intensif. Ini ditunjukkan dengan langkahnya pada 2001, Yohanes Paulus II berkunjung ke Suriah dan dialah yang menjadi Paus yang pertama kalinya mengunjungi sebuah masjid. Langkah ini menjadi sebuah pertanda berakhirnya rasa curiga kedua agama yang berlangsung berabad-abad.

Sementara, Paus Benediktus XVI menganut prinsip resiprositas. Ini berarti bahwa ia meyakini bila Muslim ingin menikmati kebebasan beragama di Barat maka umat Kristen harus pula merasakan hal itu di negara-negara Islam.

photo
Paus Benediktus XVI melakukan pemberkatan di Alun-Alun Santo Petrus di Vatikan pada 2012. (AP Photo/Alessandra Tarantino) - (AP)

Pada intinya, Paus Benediktus XVI kurang nyaman atas upaya yang dilakukan pendahulunya tersebut. BBC menyatakan bahwa pandangan kritisnya tentang Islam memang tak hanya sekali ini saja. Ia yang merupakan kalangan konservatif juga menyatakan pandangan kontroversialnya.

Saat masih menjadi kardinal, Benediktus menentang upaya Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. Turki memiliki budaya yang berbeda dan pengakuan terhadap Turki akan menyalahi sejarah masa lalu. Pada 1996, ia juga menyatakan bahwa Islam sulit beradaptasi dengan kehidupan modern.

Pada 2005, Benediktus juga menuduh pemuka Muslim di Jerman gagal untuk menghindarkan pemuda Muslim dari apa yang ia sebut sebagai barbarisme baru. Rahul Tandon, responden BBC urusan agama, kala itu menyatakan bahwa bila ingin hubungan Katolik dan Islam ingin berjalan baik maka masih perlu banyak pembenahan yang dilakukan Paus Benediktus XVI.

Menurut Thomas Reese, seorang cendekiawan Katolik dari ordo Jesuit, sikap keras Benediktus terhadap Islam pertama kali ditunjukkan dengan langkahnya melakukan perubahan dalam hierarki Vatikan.

Reese mengatakan, Michael Fitzgerald, yang selama ini menjadi utusan Vatikan dalam mengurusi hubungan dengan cendekiawan Arab dan Muslim dipindahkan dari posnya. "Ini merupakan keputusan terburuk yang diambil oleh Paus Benediktus XVI," kata dia.

Reese mengatakan, Fitzgerald merupakan sosok yang paling tepat di Vatikan dalam urusan menjalin hubungan dengan Muslim. Mestinya Paus Benediktus XVI mendengarkan masukan yang diberikan oleh Fitzgerald. Namun ternyata Fitzgerald dibuang dan tak menduduki posnya lagi.

Dan titik didih kemudian terjadi pada 2006. Selasa, 12 September 2006, saat memberi kuliah teologi kepada civitas academica University of Regensburg, di Jerman, Paus mengkritik konsep jihad dalam Islam dengan mengutip pernyataan Kaisar Byzantium Kristen, Manuel II Paleologus.

Kata Paus mengutip Kaisar Byzantium, "Tunjukkan padaku apa yang baru dari Muhammad, dan yang kau temukan hanyalah hal yang berbau iblis dan tak manusiawi, seperti perintahnya untuk menyebarkan agama dengan pedang." 

photo
Pengunjuk rasa di Pakistan memprotes pernyataan Paus Benediktus XVI. - (AP Photo/Khalid Tanveer)

Umat Islam sedunia mengecam ucapan provokatif Paus Benediktus XVI dan mendesaknya meminta maaf. Ulama ternama, Dr Yusuf Qardhawi, menyayangkan ucapan Paus tersebut.

"Apakah Paus ingin menutup pintu dialog antara Islam dan Kristen. Apakah perang salib baru juga telah disiapkan. Pernyataan seperti ini bukanlah terjadi untuk pertama kalinya," kata Qaradhawi di Qatar, saat itu.

Perdana Menteri Palestina terpilih saat itu, Ismail Haniya, atas nama rakyat Palestina mengecam pernyataan Paus. Ia meminta Paus mengoreksi sikapnya dan tidak menyerang Islam. "Perang Dunia I dan II yang menyebabkan jutaan orang tewas itu terjadi di dunia Kristen. Begitu pula dengan holocaust dan bom atom," kata Haniya.

Ketum PP Muhammadiyah saat itu, Din Syamsuddin, juga menyesalkan kritik Paus tersebut. Pernyataan itu menunjukkan ketidakarifannya dan pemahamannya yang salah tentang Islam.

"Mari kita tunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang mampu berlapang dada dan memaafkan orang lain. Berilah maaf pada Paus baik dia minta atau tidak. Karena apa yang dia katakan adalah karena keawamannya tentang Islam. Kewajiban kita untuk memahamkan orang yang tidak mengerti," kata Din.

Jubir Paus Benediktus XVI Federico Lombardi dalam pernyataan resmi menyatakan, Paus menghormati Islam, tapi menolak kekerasan yang didasari oleh agama. Ia mengatakan, Paus terus berupaya untuk menghormati dan berdialog dengan agama lainnya, termasuk Islam.

photo
Paus Benediktus XVI menyambut Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Vatikan pada 2012. - (AP Photo/Claudio Peri, Pool)

Api sudah terlanjur menyala. Diplomasi ofensif kemudian dilancarkan Vatikan untuk meredam kemarahan dunia Islam. Menteri Luar Negeri Vatikan, Tarcisio Bertone, Senin (18/9), mengatakan semua duta besar Vatikan telah diperintahkan untuk menjelaskan isi pidato Paus Benediktus XVI secara utuh ke tokoh politik dan pemuka agama di sejumlah negara Muslim, termasuk Indonesia.

Pada akhirnya, Benediktus sendiri yang kemudian memadamkan api. Pada 25 September 2006, ia melakukan dialog dengan 21 diplomat dari negara-negara Islam. Hadir dalam dialog itu di antaranya perwakilan Iran, Irak, Turki, dan Liga Arab. 

Dubes Albania dan Senegal merupakan dubes yang pertama tiba di kediaman Paus. Termasuk juga diundang adalah organisasi Muslim ternama Italia yang diwakili oleh Yahya Pallavicini, wakil presiden Islamic Religious Community.

"Hari ini saya ingin menegaskan kembali semua penghargaan dan penghormatan yang tulus kepada umat Islam," kata Paus yang berbicara dalam bahasa Prancis.

Dalam sambutannya, Paus meneguhkan kembali perhatiannya terhadap dunia Islam. "Jalinan persahabatan yang sudah ada selama ini dengan berbagai pemeluk agama tetap dilanjutkan, khususnya apresiasi bagi dialog antara Islam dan Kristen," kata Paus.

Dan upaya pamungkas, ia coba lakukan kemudian dengan merancang kunjungan ke Turki, negara yang pernah ia tolak masuk Uni Eropa. Kunjungan itu dijadwalkan berlangsung selama empat hari pada akhir November dan awal Desember 2006.

photo
Paus Benediktus XVI berdiri di samping Imam Besar Masjid Biru Emrullah Hatipoglu, Mufti Besar Turki Mustafa Cagrici (kanan) , dalam kunjungan ke Masjid Biru di Istanbul pada 30 November 2006 - (pool/Reuters)

Paus dijadwalkan untuk mengunjungi Masjid Sultanahmet atau Masjid Biru di Istanbul. Ini adalah kunjungan pertamanya ke masjid, sejak dia ditetapkan menjadi Paus pada 2005.

Situs berita berbasis di Istanbul, Zaman, melaporkan bahwa agen rahasia Israel, Mossad, turun tangan dalam mengamankan kunjungan ini. Keberadaan Mossad melengkapi awak intelijen Vatikan dan Italia yang menjadi barisan utama pengamanan kunjungan Paus. Menurut situs tersebut, mereka semua sudah berada di Istanbul.

Pengamanan superketat ini dijalankan mengingat kuatnya penolakan masyarakat terhadap rencana kunjungan tersebut. Sekitar 20 ribu warga Turki pada Ahad, 26 November 2006 turun ke jalan untuk menentang kedatangan Paus. Sekitar 4.000 personel polisi Turki pun diturunkan untuk mengamankan jalannya unjuk rasa tersebut.

Para pengunjuk rasa yang sebagian besar anak muda itu mengenakan ikat kepala bertuliskan kalimat-kalimat Islami dan mengibarkan bendera Turki sambil memukul-mukul drum. "Tolak pendukung perang salib. Jangan biarkan Paus datang," teriak pengunjuk rasa.

 
Tolak pendukung perang salib. Jangan biarkan Paus datang.
 
 

Bagaimanapun, kunjungan tetap dilakukan. Mengakhiri kunjungan di Turki, Paus Benediktus XVI berupaya menyampaikan niat baik kepada umat Islam. Pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia mengatakan Vatikan tak ingin memaksakan paham apapun pada warga dunia. 

Paus melepaskan burung merpati putih dekat sebuah patung Benediktus XV, yang menginspirasi nama kepausannya. Patung itu dibuat oleh warga Turki untuk menghormati jasa Benediktus XV sebagai seorang dermawan terhadap semua orang tanpa membedakan bangsa atau keyakinan.

Selama berkunjung ke Turki, Paus mencoba meyakinkan dunia Islam. Ia mencoba mengubah citranya di mata Muslim, dari seorang musuh menjadi seorang yang cinta damai. Paus mengeklaim sangat ingin bekerja sama dengan umat Islam ketimbang berkonfrontasi. Dalam kunjungannya di Turki, Paus juga meminta agar negara-negara Islam melindungi umat Kristen yang minoritas, termasuk 90 ribu umat Kristen di Turki.

Hari ketiga dari kunjungan empat harinya di Turki, Paus mengunjungi masjid termasyhur di Turki, Masjid Biru, yang berada di Istanbul. Ia diterima oleh imam Masjid Biru, Mustafa Cagrici, dan sejumlah Imam lainnya.

photo
Paus Benediktus XVI selepas menyalami jemaat dari jendela kediamannya di Castel Gandolfo, Vatikan, pada 2013. (AP Photo/Alessandra Tarantino) - (AP)

Paus, yang melepas sepatu saat memasuki masjid, tampak mengagumi arsitek masjid dari abad ke-17 itu. Di dalam masjid, Paus menyempatkan berdoa sejenak sambil berdiri melipat tangan dan menghadap kiblat layaknya seorang Muslim yang sedang shalat. 

Di akhir kunjungan, Paus dan Mustafa Cagrici saling bertukar cenderamata berupa lukisan. Paus menyerahkan lukisan kecil yang menggambarkan tiga ekor burung merpati putih yang sedang makan.

"Kunjungan ini akan membantu kita untuk bersama-sama mencapai perdamaian yang terbaik bagi seluruh umat manusia," papar Paus saat berkunjung ke Masjid Biru.

Sejak itu, hubungan Benediktus dengan komunitas Muslim dunia jadi lebih cair. Hubungan baik itu juga dilanjutkan penerusnya Paus Fransiskus yang akan memimpin prosesi pemakaman pada 5 Januari 2023 nanti.

"Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Paus Emeritus Benediktus XVI. Semoga beliau beristirahat dalam damai," kata Presiden Joko Widodo, kepala negara dengan jumlah umat Islam terbanyak di dunia pada Ahad (1/1/2023).

Militer Utsmani dan Perebutan Kekuasaan

Militer Utsmaniyah menghadapi persaingan dengan sesama daulah Muslim.

SELENGKAPNYA

Sejarah Militer dan Sistem Ketentaraan Utsmani

Lini-lini militer yang efektif menjadi kunci kuatnya Daulah Turki Utsmaniyah.

SELENGKAPNYA

Julien Drolon Lalui Seribu Kilometer Menuju Hidayah

Mualaf asal Prancis ini pertama kali mengenal Islam dalam perjalanannya ke luar negeri.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya