
Kisah
Riwayat Juraij dan Bayi yang Fasih Berbicara
Kisah Juraij dan bayi yang fasih berbicara disandarkan pada hadis Nabi.
Di tengah Bani Israil, ada seorang pemuda yang taat beribadah. Juraij, demikian namanya, sehari-hari menghabiskan waktu di dalam tempat pertapaan. Bahkan, kesibukannya itu sering kali membuatnya tidak sempat berkomunikasi dengan keluarganya.
Pada suatu hari, ibunya di rumah merindukan Juraij. Wanita ini ingin bertemu dengan putranya itu. Maka berangkatlah sang bunda ke daerah tempat pertapaan anaknya.
Pada kedatangan pertama, ia tidak bisa menemui Juraij. Keinginan sang ibu untuk bertemu putranya tersebut kembali gagal di kesempatan kedua. Terakhir, Juraij juga terlalu sibuk beribadah sehingga tidak mendengar panggilan ibunya yang berdiri di balik pintu tempat pertapaan.
Ya Allah, janganlah Engkau wafatkan Juraij sebelum ia melihat wajah wanita pezina.
Karena kesal, perempuan itu kemudian mengucapkan doa, "Ya Allah, janganlah Engkau wafatkan Juraij sebelum ia melihat wajah wanita pezina."
Kata-kata telah terucap. Seandainya Juraij mau, ia bisa menghentikan dahulu shalatnya, lalu menemui ibunya yang telah datang dari tempat jauh. Kalaupun shalat itu wajib, ibadah tersebut bisa dipersingkatnya sehingga wanita itu tidak terlampau kesal.
Pada hari berikutnya, desas-desus mulai tersiar dari tengah masyarakat. Ada sebagian kelompok yang menaruh iri hati kepada Juraij. Mereka lalu membayar seorang perempuan muda yang cantik untuk mendatangi lelaki saleh tersebut.
Berbagai cara dilakukan wanita itu supaya Juraij mendekatinya untuk berzina. Namun, Juraij tetap tidak tergoda dan menampik ajakan perempuan itu.
Berbagai cara dilakukan wanita itu supaya Juraij mendekatinya untuk berzina.
Jengkel dengan tanggapan dari Juraij itu, perempuan tadi kemudian pergi. Di tengah ladang gandum, ia berjumpa dengan seorang laki-laki penggembala ternak. Perempuan ini lantas melampiaskan nafsunya dengan pria ini.
Beberapa waktu kemudian, perempuan itu hamil. Bulan demi bulan berlalu, lahirlah seorang bayi dari rahimnya. Wanita ini menyiarkan kepada orang-orang bahwa bapak dari bayi itu adalah Juraij. Pemuda saleh tersebut difitnah telah menghamilinya.
Orang-orang lantas berkerumun mendatangi Juraij di tempat peribadatan. Massa yang marah lantas meruntuhkan bangunan tersebut. Juraij bahkan dipaksa untuk keluar dari perkampungan.
Hampir saja Juraij terusir, sehingga tampil seorang saleh di antara mereka. Dia meminta mereka agar bersabar, dengan membiarkan Juraij shalat terlebih dahulu. Untuk sesaat, amarah massa agak mereda. Orang-orang memberikan waktu kepadanya untuk beribadah.
Usai shalat, Juraij lantas menghampiri bayi dalam buaian itu dan berkata, "Wahai bayi, siapakah ayahmu?"
"Seorang penggembala," jawab si bayi.
Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu seketika terkejut. Seorang bayi mampu berbicara dengan bahasa fasih sekali. Peristiwa itu adalah mukjizat, cara Allah untuk menunjukkan kebenaran.
Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu seketika terkejut. Seorang bayi mampu berbicara dengan bahasa fasih sekali.
Maka orang-orang yang telah merobohkan rumah peribadatan Juraij dan mau mengusirnya kemudian memohon maaf.
"Maafkanlah kami, wahai Juraij. Kami akan membangun kembali rumah peribadatanmu."
"Izinkan kami memperbaiki tempat ibadahmu. Bahkan, kami akan lapisi bangunan ini dengan emas!" timpal yang lain.
Dengan tenang, Juraij menjawab mereka. "Aku memaafkan kalian. Cukuplah kalian membangun lagi tempat ini dengan tanah, sebagaimana adanya," kata dia.
Kisah Juraij terekam dalam sebuah hadis Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Hurairah.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada bayi yang bisa berbicara saat masih dalam buaian kecuali tiga orang. (Yang pertama) Nabi 'Isa 'alaihis salam. (Yang kedua), dahulu ada seorang laki-laki Bani Isra'il, yang dipanggil dengan nama Juraij, ketika dia sedang melaksanakan shalat ibunya datang memanggilnya, namun laki-laki itu enggan menjawabnya."
Adapun bayi ketiga yang dimaksud dalam hadis di atas adalah kisah dari Bani Israil juga. "Dan (yang ketiga), ada seorang wanita dari kalangan Bani Isra'il yang ketika sedang menyusui bayinya ada seorang laki-laki tampan dan gagah sambil menunggang kuda lewat di hadapan wanita itu.
Wanita itu berkata, 'Ya Allah, jadikanlah anakku ini seperti pemuda itu.' Maka spontan saja bayinya melepaskan susu ibunya dan memandang laki-laki tampan itu lalu berkata, 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia.'
Lalu dia kembali menyusu. Kemudian, lewatlah seorang budak wanita, maka ibunya berkata, 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti dia.' Maka sang bayi kembali melepaskan susu ibunya lalu berkata, 'Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia (budak wanita itu).'
Ibunya bertanya, "Mengapa kamu berkata begitu?" Bayi itu menjawab, "Sesungguhnya pemuda penunggang kuda itu adalah salah seorang dari orang-orang kejam (diktator), sedangkan tentang budak wanita tadi, orang-orang menuduhnya dengan mengatakan, 'kamu mencuri, kamu berzina', padahal ia tidak pernah melakukannya.'"
Ustazah Siti Suryani Thahir, Perintis Majelis Taklim Jakarta
Ustazah Siti Suryani memasukkan unsur-unsur akademis ke dalam metode pengajian di majelisnya.
SELENGKAPNYAMenjadi Muslim yang Kaya
Muslim yang kaya menjadi mulia karena kedermawanannya, bukan kekayaannya.
SELENGKAPNYASatu Hasta Menuju Ampunan
Lelaki Bani Israil ini telah membunuh 100 nyawa sebelum bertobat.
SELENGKAPNYA