
Arsitektur
Masjid Pusat Moskow, Megah Berkubah Emas
Masjid Pusat Moskow hasil renovasi merupakan bangunan monumental nan indah.
Rusia memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa. Di negara federasi tersebut, umat Islam adalah komunitas agama terbanyak kedua sesudah Kristen Ortodoks. Menurut data tahun 2018, jumlah warga Muslim setempat mencapai 20 juta jiwa, atau sekira 14 persen, dari total penduduk 146,8 juta orang.
Sebagai bentuk perlindungan atas hak-hak mereka dalam beribadah, pemerintah Rusia merenovasi ulang struktur Masjid Pusat Moskow pada 11 September 2011. Hasilnya adalah sebuah masjid yang megah dan indah di ibu kota negara federasi tersebut. Bahkan, inilah salah satu masjid terbesar di seluruh Eropa.
Sejarah bangunan ini merentang lama sejak lebih dari 110 tahun lalu. Bangunan klasik Masjid Pusat Moskow telah berdiri di lokasi tersebut sejak 1904. Perancangnya adalah seorang arsitek yang bernama Nikolay Zhukov. Pada masa-masa awal, tempat ibadah ini kerap kali disebut sebagai Masjid Tatar.

Sebab, inisiator dan umumnya pengguna masjid tersebut adalah orang-orang Tatar. Suku bangsa itu menghuni sebagian besar kawasan Rusia tengah. Mereka umumnya menganut Islam, agama yang dipeluk leluhurnya sejak berabad-abad silam.
Realisasi Masjid Pusat Moskow dilatari ikhtiar banyak kalangan, termasuk seorang saudagar bernama Salih Yerzin. Dermawan berdarah Tatar itu dikenang dengan plakat yang dipasang pada fasad masjid.
Pada 1917, komunisme mulai mencengkeram Rusia. Sekira lima tahun kemudian, terbentuklah Uni Soviet. Pada masa rezim komunis, umat agama-agama merasakan intimidasi dan bahkan kekerasan. Kaum Muslimin pun terkekang sehingga tidak lagi bebas menjalankan keyakinannya.
Dalam kondisi demikian, Masjid Pusat Moskow pun ikut terdampak. Memang, bangunan itu sendiri tidak ditutup permanen oleh pemerintah setempat. Bahkan, setelah tahun 1936 inilah satu-satunya masjid yang fungsional di seluruh Uni Soviet atau Rusia.

Menjelang runtuhnya Uni Soviet, Masjid Pusat Moskow kembali difungsikan. Pada 1990-an, komunitas Muslim kian meramaikan tempat ibadah ini. Bahkan, pada 1994 tokoh alim lokal, Rawil Gaynetdin, merintis berdirinya Sekolah Tinggi Keislaman Moskow di dekat masjid tersebut.
Masjid Pusat Moskow terletak di Distrik Meshchansky, tepatnya pada Jalan Pereulok Vypolzov, Moskow. Di sekitarnya, terdapat beberapa bangunan publik yang menarik untuk dikunjungi. Termasuk di antaranya adalah Kompleks Stadion Olimpiade dan Stasiun Metro Prospekt Mira.
Pada 2005, Administrasi Spiritual Muslim (ASM) Federasi Rusia memprakarsai rekonstruksi masjid secara besar-besaran. Kemudian peletakan batu pertama dilakukan, usai pemerintah mendukung rencana renovasi besar-besaran itu.
Proyek tersebut diarsiteki oleh Ilyas Tazhiev. Pembiayaan desain dan konstruksi dipercayakan kepada ASM Federasi Rusia. Sponsor utama rekonstruksi ini adalah pengusaha Suleiman Kerimov, serta pemerintah Turki dan Kazakhstan.
Pada 30 Juni 2008, Presidium Dewan Pakar Sejarah dan Budaya di bawah Komite Warisan Moskow memutuskan untuk mengklasifikasikan masjid tersebut sebagai situs warisan budaya. Namun, pada 2009, keputusan tersebut dibatalkan dan masjid tersebut tetap akan dibongkar.

Pada 11 September 2011, bangunan lama masjid dibongkar. Kemudian, pembangunan masjid baru pun dimulai dan dirancang oleh arsitek Ilyas Tazieva dan Alexei Kolenteeva. Setelah selesai direnovasi, masjid baru pun dibuka secara resmi pada 23 September 2015. Inilah masjid dengan kubah emas yang amat menawan.
Pada peresmiannya, Presiden Rusia Vladimir Putin turut hadir. Begitu pula dengan sejumlah pemimpin dunia Islam, seperti Recep Tayyip Erdogan dari Turki dan Mahmoud Abbas dari Palestina.
Detail bangunan
Bangunan utama Masjid Pusat Moskow pasca-renovasi terdiri atas enam lantai. Desainnya mengikuti gaya neo-Bizantium, serta perpaduan motif arsitektur tradisional Moskow dan Kazan. Ada beberapa menara dan kubah dengan ukuran yang variatif.
Sementara itu, kubah utama yang dilapisi warna emas memiliki tinggi 46 meter dan diameter 27 meter. Dua menara utama setinggi 78 meter. Karena itulah, Masjid Pusat Moskow dikenal sebagai masjid tertinggi di Rusia.
Menara paling kecil terletak di atas bagian sejarah kompleks, yang dimahkotai dengan bulan sabit, diawetkan dari bangunan tua. Atap dan menara dicat hijau kebiruan. Sebanyak 12 kg lembaran emas (gold leaf) digunakan untuk menyepuh permukaan-luar kubah dan menara.
Sebelum dibangun kembali, luas masjid ini adalah 964 meter persegi. Adapun luas total bangunan masjid pasca-renovasi ini adalah 18.900 meter persegi. Kapasitasnya pun mencapai 10 ribu jamaah. Tiga dari enam lantai dijadikan sebagai tempat untuk beribadah. Ruang shalat utama terletak di lantai tiga.
Di lantai pertama terdapat ruang wudu dan ruang ganti. Kemudian, di lantai dua ada ruang konferensi dan museum Islam. Adapun tempat shalat untuk wanita terletak di tingkat tertinggi dan memiliki pintu masuk yang terpisah. Bangunan ini memiliki tujuh lift, yang membuat masjid dapat diakses oleh para penyandang disabilitas.

Lebih dari 320 lampu ditempatkan di dinding dan langit-langit. Semua itu menjadi sumber cahaya untuk menerangi seisi masjid. Kebanyakan dari mereka mengulangi bentuk kubah utama masjid dalam skala yang berbeda. Lampu gantung sentral di aula utama dipasang setinggi 8 m dengan berat 1,5 ton. Untuk menciptakannya, sebanyak 50 ahli dari Turki dipekerjakan selama tiga bulan.
Menanti Jariah Baru Republika
Republika dalam hal ini harus mempersonifikasi dengan Ibnu Khaldun, bukan yang lain.
SELENGKAPNYAMasjid Al Jabbar Kearifan Islam di Jawa Barat
Al Jabbar menjadi tempat sujud yang memancarkan cahaya kearifan.
SELENGKAPNYAJalan Panjang Republika
Berikut rangkaian jalan panjang Republika menuju transformasi digital.
SELENGKAPNYA