
Hiwar
Muhasabah Kunci Sukses Kehidupan
Jatah hidup kita di dunia terus berkurang dan itu artinya semakin mendekatkan diri kita kepada kematian.
Perayaan pergantian tahun baru Masehi menjadi yang dinanti-nanti setiap orang di berbagai belahan dunia. Namun, bagaimana semestinya Muslim menyikapi tradisi ini.
Wartawan Republika Andrian Saputra mewawancarai Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) yang juga dosen FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr KH Ahmad Kusyairi Suhail. Berikut kutipannya.
Apa yang harus dilakukan Muslim dalam merayakan tahun baru?
Ketika seseorang melewati malam pergantian tahun, sesungguhnya wajib bersyukur kepada Allah SWT karena masih diberi nikmat panjang umur dan kesempatan untuk mengukir prestasi amal saleh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Masih diberi Allah kesempatan untuk menyongsong hari esok dan masa depan yang cemerlang. Apalagi, dengan bertemu tahun baru, berarti jatah hidup kita di dunia terus berkurang dan itu artinya semakin mendekatkan diri kita kepada kematian.
Karena itu, Nabi SAW menegaskan bahwa manusia yang cerdas adalah manusia yang memiliki pandangan jauh ke depan. Tidak hanya memikirkan keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan di dunia, melainkan juga kesuksesan dan kebahagiaan di akhirat.
Pergantian tahun menjadi momentum evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Evaluasi diri dapat menjadi sarana untuk memperbaiki niat dan semangat dalam mengisi dan memanfaatkan sisa umur di dunia.

Apa urgensinya evaluasi diri bagi seorang Muslim?
Urgensi evaluasi diri bagi seorang Muslim terlihat pada lima hal. Pertama, evaluasi diri adalah kewajiban agama. Sebab, merupakan perintah Allah Ta'ala sebagaimana Alquran Surah al-Hasyr ayat 18.
Karena perintah Allah, maka evaluasi diri merupakan salah satu sarana dan wasilah yang efektif dapat mengantarkan manusia mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT. Kebiasaan melakukan evaluasi di dunia dapat meringankan hisab pada hari kiamat kelak.
Orang yang jarang dan tidak melakukan evaluasi berarti imannya lemah. Orang kuat imannya akan rajin melakukan evaluasi.DR KH AHMAD KUSYAIRI SUHAIL Ketua Umum IKADI
Kedua, evaluasi merupakan diskursus keimanan. Artinya, barometer keimanan seorang mukmin sangat ditentukan oleh sejauh mana ia menerapkan evaluasi dalam kehidupannya. Maka, orang yang jarang dan tidak melakukan evaluasi berarti imannya lemah. Sementara, orang kuat imannya akan rajin melakukan evaluasi sehingga termotivasi untuk selalu memperbaiki diri.
Ketiga, evaluasi adalah karakter orang yang bertakwa. Bahkan, dalam ayat di atas, Allah SWT sampai perlu mengapit perintah muhasabah dengan dua kali perintah takwa. Artinya, mustahil seseorang sampai pada derajat takwa ketika tidak pernah mengiringi kehidupannya dengan evaluasi. Padahal, surga disiapkan Allah SWT hanya bagi orang-orang yang bertakwa.
Keempat, evaluasi adalah tuntutan kekinian. Maka institusi, organisasi, perusahaan, yayasan, kementerian, perkumpulan, dan lembaga apa pun selalu menyelenggarakan evaluasi dalam bentuk koreksi dan audit internal dengan menghitung untung dan rugi, kekurangan dan kelebihan, capaian target, dan lain-lain. Semua sadar bahwa evaluasi diri melahirkan nilai tambah dalam berpikir dan bertindak lebih cepat dan tepat guna meraih keberhasilan dan kemajuan di segala bidang.
Kelima, muhasabah adalah kunci sukses kehidupan manusia yang unggul. Generasi terbaik umat Islam adalah para sahabat, kehidupan mereka tidak pernah lepas dari kegiatan evaluasi diri. Evaluasi diri menggembleng mereka menjadi manusia-manusia besar dengan beragam prestasi amal saleh yang membuat mereka dikenang sepanjang zaman.
Namun, mereka tetap merasa khawatir jangan-jangan amal mereka tidak diterima oleh Allah. Mereka sangat takut menghadapi hari kiamat, hari perhitungan, karena harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di dunia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Perjalanan Penuh Makna
Masih banyak sekali hal yang harus disempurnakan dari perjalanan ini.
SELENGKAPNYAZaman Baru, NU, dan Republika
Republika telah relatif berhasil menempatkan diri sebagai media massa yang menyuarakan Islam yang damai dan berkeadaban.
SELENGKAPNYAMenapak Dunia Baru
Menapaki dunia baru bagi Republika digital merupakan pilihan berani yang niscaya.
SELENGKAPNYA