Kompleks Universitas al-Azhar di Kairo, Mesir. Menurut mubaligh Ustaz Aang Asyari, kampus tersebut merupakan salah satu mercusuar peradaban Islam yang terus bersinar kini. | DOK PIXABAY

Khazanah

Pesantren Apresiasi Al-Azhar Tambah Kuota Beasiswa

Selama ini, al-Azhar telah menjalin hubungan baik dengan Indonesia khususnya bagi santri-santri alumni pondok pesantren.

JAKARTA -- Sekretaris Umum Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) Ustaz Akhmad Alim mengapreasi Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir yang menambah kuota beasiswa untuk mahasiswa Indonesia. Dia pun berharap, kuota beasiswa tersebut terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. 

"BKsPPI mengapresiasi dari pihak Universitas al-Azhar yang meningkatkan jumlah beasiswa untuk mahasiswa Indonesia, yang semula 200 menjadi 250," ujar Ustaz Akhmad kepada Republika, Senin (26/12).

Dia mengatakan, selama ini, al-Azhar telah menjalin hubungan baik dengan Indonesia, khususnya bagi santri-santri alumni pondok pesantren. Namun, menurut dia, kuota beasiswa tersebut diharapkan bisa terus bertambah. "Diharapkan dari tahun ke tahun hendaklah ditingkatkan terus. Jadi, mungkin tahun depan tidak hanya 250, tapi bisa 500 atau seribu, khusus untuk Indonesia,’’ ujar dia.

Menurut Ustaz Akhmad, peningkatan kuota itu sangatlah penting mengingat jumlah lulusan pondok pesantren di Indonesia sangat besar, dan banyak dari mereka yang ingin melanjutkan studi ke al-Azhar, Mesir. Jadi, kalau hanya diberikan 250, dia menilai, masih sangat kurang.

"Maka, BKsPPI meminta supaya kuota ini selalu ditingkatkan, supaya bisa menjadi wadah bagi para santri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di al-Azhar," katanya. 

 
BKsPPI meminta supaya kuota ini selalu ditingkatkan, supaya bisa menjadi wadah bagi para santri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di al-Azhar.
AKHMAD ALIM Sekretaris Umum BKsPPI
 

Ustaz Akhmad menjelaskan, selama ini al-Azhar Mesir telah memberikan pelayanan yang baik, di antaranya dengan meningkatkan jumlah beasiswa untuk mahasiswa Indonesia. Namun, menurut dia, ada juga pelajar Indonesia yang tidak diterima di universitas Islam ternama di dunia tersebut.

"Bagi mereka yang belum bisa diterima di al-Azhar, masih banyak kampus bagi para santri untuk bisa melanjutkan kuliah. Jadi, banyak kampus alternatif di Timur Tengah," kata Ustaz Akhmad.

Ia pun menyebut sejumlah perguruan tinggi di Timur Tengah yang menyediakan beasiswa, antara lain Universitas Islam Madinah, Universitas Umm al-Qura di Makkah, Darul Hadits Makkah, dan Ma'had al-Haram Makkah. Ada juga Rabithah al-'Alam al-Islami (Liga Muslim Dunia) yang juga sudah punya kampus jurusan dakwah. 

"Di Saudi banyak tersedia beasiswa gratis, bahkan dapat fasilitas kesehatan, mukafaah (insentif), buku, transporatasi, semuanya gratis, ada uang sakunya," ujar Ustaz Akhmad.

Selain itu, ada juga perguruan tinggi di Brunei Darussalam yang juga bisa menjadi alternatif lainnya. Menurut dia, di Brunei, ada universitas yang bermazhab Syafiiyah yang cocok bagi santri-santri Indonesia, yaitu Universitas Islam Sultan Sharif Ali.

"Itu juga beasiswanya banyak sekali dan besar sekali. Untuk di Indonesia, para santri juga bisa melanjutkan studi di kampus yang memberikan beasiswa, misalnya Universitas Ibn Khaldun, Bogor, itu khusus para santri yang hafal Alquran, kuliah di situ gratis beasiswanya dengan berbagai macam jurusan," kata Ustaz Akhmad.

photo
Kunjungan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas diterima hangat oleh Grand Sheikh Al Azhar Prof Dr Ahmad at-Thayyib - (Dok Kemenag)

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bertemu dengan Grand Syekh al-Azhar, Prof Dr Ahmed al-Thayeb, di Kairo, Kamis (22/12). Yaqut berharap, al-Azhar dapat menambah kuota beasiswa untuk mahasiswa Indonesia.

"Alhamdulillah, siang ini waktu Kairo, saya diterima Grand Syekh al-Azhar, Prof Dr Ahmed al-Thayeb. Saya sampaikan harapan akan penambahan kuota beasiswa dan beliau merespons dengan baik," ujar Menag di laman resmi Kemenag.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Masyikhatul Azhar, Menag juga mengajukan permohonan agar asrama yang dulu dijadikan sebagai tempat isolasi bagi penderita Covid-19 dapat difungsikan kembali sebagai asrama mahasiswa. 

Terhadap usulan Menag, Syekh Ahmed al-Tayeb menyambut baik. Pihaknya akan menambah kuota beasiswa dari 200 menjadi 250 mahasiswa. "Kami sangat respek kepada anak-anak Indonesia yang berakhlak mulia, santun, ramah, dan tekun, serta memiliki minat dan motivasi tinggi terhadap pendidikan," kata Syekh Ahmed al-Thayeb.

Depo Diubah Jadi Stasiun Tanah Abang Baru

Pemprov DKI bersama Kemenhub dan Kementerian PUPR membangun stasiun baru di Tanah Abang.

SELENGKAPNYA

Hukuman Pelaku Dosa Besar: Dari Pezina Hingga Minum Khamar

Mazhab Hanafi memperbolehkan seseorang meminum khamr dalam keadaan kehausan yang sangat dengan alasan darurat.

SELENGKAPNYA

Menekan Emisi dengan Kecerdasan Teknologi 

Lewat AI, beragam proses produksi bisa menyesuaian parameter dengan akurat sesuai kondisi yang ada.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya