Poster Film Puss in Boots: The Last Wish | Universal Pictures

Geni

Puss in Boots Kombinasikan Berbagai Elemen Fantasi

Joel Crawford menghadirkan paket sempurna dari imajinasi, komedi, aksi seru, dan penyelesaian konflik manis yang menguras emosi.

OLEH SHELBI ASRIANTI

Tokoh Puss in Boots (Antonio Banderas) tidak kenal takut. Rasa cintanya pada petualangan membuat dia bertarung melawan monster hingga beraksi layaknya Robin Hood. Namun, suatu ketika, Puss menyadari sesuatu.

Jatah sembilan nyawanya sebagai kucing sudah hampir habis. Puss cuma punya satu nyawa tersisa. Puss tiba di persimpangan hidup yang membuat dia merenungkan kembali identitas sejati dan cara hidupnya.

Kegamangan Puss soal hidup menjadi cerita utama film animasi Puss in Boots: The Last Wish. Sinema yang tayang di bioskop Indonesia mulai 28 Desember 2022 itu merupakan sekuel dari Puss in Boots yang dirilis pada 2011.

Keduanya merupakan spin-off dari seri film Shrek besutan DreamWorks Animation. Banyak orang mungkin sudah lupa cerita di sinema pertamanya, namun The Last Wish merupakan sekuel yang bagus dan cocok disimak seluruh keluarga. Sutradara Joel Crawford menghadirkan paket sempurna dari imajinasi, komedi, aksi seru, dan penyelesaian konflik manis yang menguras emosi. Film tersebut menyoroti ikatan cinta yang kuat dalam keluarga.

Penonton anak-anak akan senang dengan keseruan petualangan Puss, juga kelucuan para tokohnya. Sementara, penonton remaja atau dewasa bisa merenungkan banyak hal termasuk kefanaan, ego, dan perjalanan hidup. Kepercayaan awam bahwa kucing punya sembilan nyawa mungkin sebatas mitos bagi sebagian orang. Akan tetapi, hal itu menjadi menarik di The Last Wish dan dikombinasikan dengan berbagai elemen fantasi lain.

Ada interpretasi baru atas sejumlah kisah dongeng. Misalnya, tokoh Goldilocks dan keluarga beruang malah dikisahkan memiliki relasi yang berbeda dalam film. Goldilocks (Florence Pugh) adalah pencuri profesional yang melaksanakan misi bersama ketiga beruang yang mengadopsinya. Mereka adalah Mama Bear (Olivia Colman), Papa Bear (Ray Winstone), dan Baby Bear (Samson Kayo).

Begitu pula kemunculan aneka benda fantasi dari dongeng populer. Sebut saja sepatu kaca Cinderella, tangan ajaib Raja Midas, dan masih banyak lagi. Tokoh pendukung lain pun memiliki ragam karakter menarik. Ada Kitty Softpaws (Salma Hayek) yang berseteru dengan Puss in Boots karena sebuah insiden pada masa silam. Puss juga punya teman baru, anjing mungil bernama Perrito (Harvey Guillén) yang selalu optimistis dan punya sikap positif.

Sosok lain, yaitu "Big" Jack Horner (John Mulaney), pemilik pabrik pie yang mengoleksi berbagai benda fantasi. Tokoh itu merujuk lagu anak-anak di Inggris yang berjudul "Little Jack Horner".

Ada juga Wolf (Wagner Moura) yang amat berambisi menangkap Puss, dalam keadaan hidup atau mati. Identitas asli dari sosok misterius ini akan terungkap di akhir film yang cukup membuat penonton tercengang.

 
Di permukaan, cerita ini tentang Puss yang takut bahwa tahun-tahun terbaiknya telah berlalu, tetapi pada tingkat yang lebih dalam, ini tentang merayakan kehidupan.
JOEL CRAWFORD Sutradara The Last Wish
 

Lewat catatan produksi film, sutradara Joel Crawford sengaja menyajikan nuansa keseluruhan The Last Wish terasa menggembirakan. Tetapi, untuk menuju hal itu, penonton juga perlu ikut masuk dan mengalami masa sulit para tokoh.

Contohnya, ketika Puss takut menghadapi kematian. Baginya, hal itu wajar dan mungkin pernah dirasakan banyak orang. Apalagi, maut merupakan hal yang tidak terhindarkan. 

Crawford mengakui, ada beberapa bagian film yang dibuat lebih gelap dan bakal mengingatkan pada dongeng Grimm. Meski begitu, balutan komedi dan aksi membuat keseluruhan cerita tetap seru. Dia berharap, kombinasi itu bisa memperkenalkan Puss in Boots kepada pemirsa baru dari generasi saat ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Puss In Boots (@pussinboots)

"Di permukaan, cerita ini tentang Puss yang takut bahwa tahun-tahun terbaiknya telah berlalu, tetapi pada tingkat yang lebih dalam, ini tentang merayakan kehidupan dan semua pengalaman menakjubkan yang bisa dimiliki," ujar Crawford.

Salah satu catatan kekurangan dari film ini adalah beberapa adegan agak berlebihan. Misalnya, ketika para tokoh saling mengata-ngatai atau ketika melancarkan serangan kepada lawan. Sebenarnya, muatan itu masih dalam batas wajar untuk film semua umur, tapi anak-anak yang berusia lebih kecil perlu pendampingan orang tua. Terlepas dari itu, film akan membuat tergelak sekaligus terharu. 

Beberapa adegan amat menguras emosi hingga penonton sulit untuk membendung air mata. The Last Wish ibarat sebuah selebrasi atas kehidupan, mengingatkan untuk tidak lupa berhenti sejenak, dan menikmati hidup.

Kemewahan dalam Alunan Suara 

Respon pasar terhadap hadirnya pelantang premium ini cukup menjanjikan.

SELENGKAPNYA

Bank Syariah tidak Siap Rugi?

Jika bank syariah abai terhadap mitigasi risiko hingga usaha rugi, maka telah melakukan penyimpangan atau wanprestasi.

SELENGKAPNYA

Allah Mengagungkan Ilmu

Mencari ilmu dalam rangka membesarkan Allah SWT.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya