Para peserta program Bunda Mandiri Sejahtera yang digelar Laznas Yatim Mandiri, pada 2019 lalu. | Yati Mandiri/Facebook

Filantropi

Dukung Kemandirian Janda Dhuafa

Target program yaitu mandiri secara rohani, ekonomi, dan pengasuhan.

OLEH SANTI SOPIA

Salah satu peran lembaga filantropi adalah menyejahterakan mustahik melalui aksi sosial. Yatim Mandiri (YM) menjadi lembaga amil zakat nasional yang berfokus pada aksi sosial para keluarga yatim dan dhuafa. 

Manajer Pendayagunaan Laznas Yatim Mandiri Try Sujatmiko Ramadhani mengatakan, salah satu program yang sudah berjalan selama ini dan menjadi ciri khas YM adalah Bunda Mandiri Sejahtera (Bisa). Program tersebut memiliki sasaran penerima manfaat yaitu bunda yatim atau janda dhuafa. “Program ini dilakukan melalui pembentukan kelompok atau komunitas para bunda yatim atau janda dhuafa,” kata Try.  

Kemudian, YM melakukan intervensi sehingga tercapai target program, yaitu mandiri secara rohani, ekonomi, dan pengasuhan. Aktivitas program yang dilakukan antara lain pembentukan kelompok, pembinaan dengan materi diniyah, Alquran, kewirausahaan, dan pengasuhan. 

Pelatihan serta penyaluran modal usaha program Bisa sudah berjalan kurang lebih 10 tahun dan akan terus dikembangkan ke depan. Secara tidak langsung, Bisa juga diharapkan dapat membantu pemerintah. Seperti diketahui, terdapat lima arahan Presiden RI Joko Widodo terkait Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Hal itu termasuk dalam program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA).  

Dua kebijakan yang berkaitan adalah peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan dan peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak. Try mengatakan, pendampingan komunitas Bisa ini dibersamai oleh seorang fasilitator atau pendamping. Selain membersamai komunitas, melakukan asesmen potensi, dan kebutuhan anggota, fasilitator juga memberikan materi.

Program Bisa menghadirkan sosok yang sudah ahli di bidangnya untuk berbagi kepada bunda-bunda. Kemudian melakukan kunjungan untuk memantau perkembangan para bunda terutama usaha yang bersangkutan.

Program Bisa juga sudah menjalin sinergi dengan beberapa instansi seperti YBM PLN, Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Indonesia Power, BAMUIS BNI, maupun instansi lain. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan adanya sinergi dengan pihak lain yang peduli dengan nasib para bunda yatim dhuafa. 

Kolaborasi program Bisa dengan berbagai instansi tentu saja bertujuan untuk membantu para bunda yatim dhuafa. “Perjuangan seorang ibu yang memiliki suami saja sudah begitu susah dan melelahkan. Lalu, bagaimana dengan mereka yang ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi ibu tunggal?” kata Try.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Yatim Mandiri Jember Official (yatimmandiri.jember)

Siti Rosita, salah seorang bunda yatim, membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang baginya untuk menjadi kreatif. Di usianya yang tak lagi muda, Siti harus membesarkan kedua anaknya. Sang suami meninggal saat anak pertamanya masih SMA dan anak keduanya masih SD, saat itu Siti bekerja sebagai asisten rumah tangga di Lamongan. 

Program Bisa diakui telah mengajarkan Siti untuk membuat sebuah produk yang unik, yaitu batik eco print untuk menambah penghasilannya. Siti dan kelompok Bisa mendapatkan pelatihan untuk membuat cat batik dari bahan alami, seperti daun-daun yang bisa ditemukan di sekitar rumahnya. Proses pembuatan dan hasil dari kain batiknya pun lebih ramah lingkungan. 

Bunda lainnya, Nurul Arifah, asal Jember, mendapatkan bantuan modal sehingga bisa mengembangkan usaha laundry. Usahanya bernama M&C Laundry berkembang pesat setelah dia membeli empat mesin cuci ukuran besar dan menerima laundry lebih banyak.

Saat ini, Nurul bisa membuka lapangan pekerjaan untuk dua orang tetangganya. Ia juga berinovasi dengan menyediakan layanan antar-jemput laundry yang memudahkan pelanggan.

Sementara itu, Yuni dari Lumajang memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk memasarkan dagangan keripiknya. Yuni mengakui bahwa program Bisa telah mendukung dia dari segi perekonomian dan juga keagamaan. “Bisa bukan hanya membantu perekonomian saya, tapi dari sisi religi juga,” ujar perempuan 30 tahun itu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by INSAN SAKINAH INDONESIA (@insan_sakinah_indonesia)

Sampai saat ini, telah ada sebanyak 970 bunda yatim dhuafa di Indonesia yang diberdayakan Laznas Yatim Mandiri. Pada momen Hari Ibu 2022, Yatim Mandiri juga memberikan kado untuk para bunda tersebut sebagai bentuk apresiasi atas perjuangannya.

Hal itu membuktikan seorang perempuan bisa  berdaya di tengah keterbatasan, bahkan memberi kesempatan orang lain untuk berkarya. Tentunya tak lupa bahwa semua pertolongan itu datang dari Allah SWT. 

Tebar Motor Dakwah  

Laznas BMH menutup tahun 2022 dengan dua program besar, salah satunya Tebar Motor Dakwah ke seluruh Indonesia. Dirut Laznas BMH, Supendi, mengatakan, program tersebut sekaligus bagian dari aksi sosial BMH. 

Bersinergi dengan YBM BRILiaN, aksi ini menebarkan bantuan motor dakwah ke 15 provinsi di seluruh Indonesia. Motor dakwah itu ada yang berjenis bebek, matic, dan trail. “Tergantung medan yang dihadapi para da’i tangguh BMH selama ini," kata Supendi.

Bantuan motor dakwah ini diharapkan memberikan injeksi yang berarti bagi para da’i dalam mobilitas dakwah. Para da’i diberi sarana yang sesuai kebutuhan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Baitul Maal Hidayatullah (official.bmh)

Supendi menambahkan bahwa Laznas BMH terus berupaya menghadirkan kebaikan untuk umat dan negeri. Semangat BMH yaitu ikut memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program dakwah dan pendidikan.

Ustaz M Taufik Malik yang bertugas dakwah di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengatakan, hadirnya bantuan motor dakwah trail ini mendorong kepercayaan diri dalam mobilitas dakwah. Da’i tidak perlu lagi khawatir melewati jalan berbatu, lumpur, dan licin. 

“Insya Allah motor dakwah ini menguatkan kiprah kami dalam dakwah di desa-desa pelosok di Polewali Mandar ini," ungkap pria yang merupakan lulusan ilmu dakwah STAIL Surabaya itu.

Ustaz Asep Iriana yang bertugas dakwah di Kabupaten Bandung, tepatnya Kecamatan Cimenyan, mengatakan kemungkinan banyak yang tidak menyangka bahwa ada medan yang sangat menantang di daerah tersebut. Tidak sedikit jalanan berliku, naik dan turun dengan ketinggian yang tidak biasa. 

Mobilitas dakwah memang membutuhkan motor yang prima. Dia bersyukur dengan adanya bantuan motor ini. Ustaz Asep tidak lagi khawatir saat hendak melalui tanjakan. Karena kerap kali motornya yang sebelumnya keluaran 2006, tidak kuat menanjak.

Knalpotnya akan mengepulkan asap dan sering sekali masuk bengkel. “Terima kasih kepada BMH dan YBM BRILiaN," ungkap pria yang juga anggota komisi dakwah MUI Kecamatan Cimenyan itu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pemerintah Tutup Wisma Atlet, Sisakan Satu Menara

Penghentian operasional Wisma Atlet menjadi pertanda perekonomian Indonesia pulih.

SELENGKAPNYA

Refleksi Prof Haedar Nashir: Republika 22 Tahun Lalu

Republika berani bertajdid dan berijtihad, sekaligus berjihad jurnalisme ke era baru dunia digital.

SELENGKAPNYA

Protes Taliban, Puluhan Dosen Pria Mundur

Kebijakan Taliban melarang perempuan Afghanistan berkuliah tidak adil dan tidak bermoral.

SELENGKAPNYA