
Filantropi
Inovasi Model Donasi
Menolong para pengungsi sekaligus menggerakkan ekonomi di desa bisa dilakukan dalam satu program.
OLEH SANTI SOPIA
Lembaga filantropi dinilai bisa mengembangkan model donasi yang dapat memberdayakan desa-desa penghasil produk unik. Dana yang dikumpulkan dari para dermawan bisa dimanfaatkan untuk membeli produk-produk perdesaan yang akan digunakan untuk membantu para pengungsi.
Produk yang dibeli bisa berupa beras, bawang merah, cabai, tomat, sayuran, sampai tempe, tahu, daging ayam, dan ikan. Menurut perwakilan Badan Pengurus Bidang Digital Fundraising Lazismu Pusat, Joko Intarto, cara tersebut bisa lebih repot karena tidak sepraktis membeli di pasar. Namun, prinsip filantropi memang memberdayakan. Keberpihakan lebih bernilai daripada kerepotan dan hitungan harga.
“Ibarat pepatah, sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Menolong para pengungsi sekaligus menggerakkan ekonomi di desa bisa dilakukan dalam satu program,” kata Joko.
Joko mencontohkan, tokoh masyarakat Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, awalnya punya gagasan mendonasikan buah nanas segar untuk para korban gempa Cianjur yang tinggal di tenda-tenda pengungsian. Korban gempa membutuhkan buah segar yang kaya serat agar tidak sembelit.
View this post on Instagram
Awalnya, warga koperasi akan mendonasikan buah nanas segar sebanyak 1 ton. Kemudian, warga desa dengan penghasil nanas terbesar di Jawa Barat itu menambah donasi menjadi menjadi 2 ton. Sumbangan 1 ton dinilai nanggung, apalagi kapasitas truk pengangkutnya 4 ton.
“Lazismu bisa membantu mendistribusikan buah nanas itu melalui Pos Koordinasi (Poskor) Lazismu MDMC Muhammadiyah yang berlokasi di Lembaga Perguruan Islam Kreatif Muhammadiyah, Cianjur,” lanjut dia.
Sebanyak 2 ton buah nanas segar dikirim ke Poskor Lazismu-Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) di Cianjur. Poskor tersebut dibangun khusus untuk mendukung tugas para relawan, mulai dari tenaga evakuasi, sopir ambulans, tenaga paramedis, hingga tenaga medis. Setiap hari poskor menyediakan makan untuk 300-400 orang relawan untuk tiga kali sehari.
Melalui jaringan para relawan itulah nanas donasi tersebut didistribusikan kepada masyarakat di pengungsian. Tidak butuh waktu lama, nanas segar seberat 2 ton itu habis. Jumlah itu terlalu kecil untuk jumlah pengungsi yang begitu banyak.
Poskor Lazismu MDMC Muhammadiyah Cianjur menyiapkan menu es buah segar dengan irisan buah nanas dan coco jelly. Menurut Joko, dapur umum yang membuat menu es buah terbilang jarang. Lazimnya hanya menu pokok saja. Untuk minuman, umumnya air mineral dalam kemasan atau teh panas.
Menu yang disiapkan dapur umum menyesuaikan bahan makanan yang dikirim donatur. Umumnya beras, mi instan, daging, dan ikan dalam kemasan kaleng. Donasi buah segar tergolong jarang.
Ternyata, tidak hanya kali ini saja masyarakat Desa Sarireja berdonasi buah nanas segar. Sebelumnya, melalui Lazismu, mereka juga mengirimkan buah nanas segar untuk para relawan BNPB dan tenaga medis RSCM yang bertugas dalam penanganan Covid-19.
Mereka memilih mendonasikan buah nanas segar karena nanas adalah sumber penghasilan utama masyarakat Desa Sarireja. Selain praktis karena tinggal memetik dari kebun, nanas segar bermanfaat bagi pengungsi yang terkena sembelit karena terlalu sering mengonsumsi makanan instan.
Joko menambahkan, pertanian dan peternakan merupakan bidang usaha mayoritas warga desa. Begitu pun di Sarireja, Subang, yang identik dengan budi daya nanas dan domba. Budi daya buah nanas sudah dilakukan secara turun-temurun. Nanas Sarireja terkenal karena ukurannya yang jumbo dengan rasa supermanis.
Lebih dari itu, menurut Joko, hal yang perlu diingat adalah tidak ada keberhasilan instan. Begitu juga dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang tidak boleh ada hit and run.
Keberhasilan sebuah program pemberdayaan itu dapat terukur. Ada parameter baku yang digunakan untuk menilai. Para aktivis filantropi pasti paham karena selalu digunakan dalam proses monitoring dan evaluasi atau monev.
Pengukuran yang dilakukan secara berkala itu akan menjadi semacam ‘’rapor” program. “Kapan program akan memasuki exit phase bisa diprediksi dari situ,” tambahnya.
Jaga Kesejahteraan Mitra
Konsep donasi dari program pemberdayaan desa juga diadopsi Dompet Dhuafa. Selain membantu mustahik, model donasi tersebut juga dapat menjaga kesejahteraan mitra.
View this post on Instagram
Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) dan Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) mendistribusikan sayur segar, salah satunya untuk korban bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Hasil pangan yang didonasikan berasal dari mitra-mitra petani kolaborasi Dompet Dhuafa yang berada di Desa Galudra, Kecamatan Cugenang.
Sebanyak 5 kuintal sayuran dibagikan kepada dapur umum dan posko-posko pengungsian. Kebutuhan pangan yang bergizi sangat penting bagi penyintas terdampak bencana gempa bumi.
Dompet Dhuafa menginisiasi penyaluran sayur segar kepada penyintas terdampak. Dengan kolaborasi, Dompet Dhuafa menjadi penyambung mata rantai yang hilang antara petani dan masyarakat. “Distribusi sayuran segar kepada penyintas ini mampu menjaga kesejahteraan mitra petani,” kata Chief Executive DMC Dompet Dhuafa Haryo Mojopahit.
Distribusi sayuran yang diinisiasi oleh LPM Dompet Dhuafa ini untuk memenuhi kebutuhan gizi para pengungsi atau penyintas. Warga di pengungsian sering makanan seadanya, bahkan terlalu sering memakan makanan instan.
“Itu tentunya kurang baik bagi kesehatan mereka," ujar Feby Saputra selaku Koordinator Lapangan LPM Dompet Dhuafa dalam emergency response gempa bumi Cianjur.
Posko-posko penerima manfaat di antaranya Kampung Warung Seseupan, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang; Kampung Cilebak, Desa Talaga, Kecamatan Cugenang; Kampung Pasirmuncang, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang; dan Kampung Garogol, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, serta posko-posko pengungsian lainnya.
Ariyani, salah satu penyintas yang mengungsi di Kampung Garogol, mengatakan, hadirnya sayur segar mampu membantu ia dan anaknya untuk mendapatkan asupan bergizi. Sebelumnya, kata dia, belum ada penyaluran sayuran segar seperti ini. “Ini baru pertama kali," ujar Ariyani di posko Kampung Garogol, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang.
Polemik SDN Pocin 1 Diselesaikan Lewat Merger
SDN Pondok Cina 1 akan dimerger dengan SDN Pondok Cina 5 dengan nama SDN Pocin 1.
SELENGKAPNYAMercedes Benz C-Class Generasi Terbaru, Makin Effortless
Pengendara hampir tak menyadari kapan mesin itu mati atau menyala.
SELENGKAPNYA