Tim SAR gabungan melakukan evakuasi korban tertimbun longsor gempa bumi di Warung Sate Sinta, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (25/11/2022) korban jiwa be | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

Masa Pencarian Korban Gempa Cianjur Diperpanjang

Tren kasus penyakit pada warga yang mengungsi mulai mengalami penurunan.

 CIANJUR — Upaya pencarian terhadap korban bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat (Jabar) diperpanjang hingga besok, Rabu (30/11). Penambahan masa pencarian ini diharapkan bisa menemukan sembilan orang yang sampai saat ini dinyatakan masih hilang hingga sepekan setelah gempa mengguncang Cianjur pada Senin pekan lalu.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, pertimbangan utama memperpanjang masa pencarian tak lain untuk mencari korban yang hingga kini belum ditemukan. Keputusan selanjutnya akan melihat evaluasi dari hasil yang dicapai pada Rabu besok. “Fokus pencarian di dua tempat yakni Cijedil RT03 dan Kampung Cicadas,” kata Muhari di Pendopo Kabupaten Cianjur, Senin (28/11).

Muhari menuturkan, tanggap darurat intervensi pemerintah pusat posko utama darurat akan dialihkan ke pemerintah daerah (pemda). Hal tersebut sesuai dengan instruksi menteri dalam negeri (mendagri), yakni dialihkan ke pemda setelah tujuh hari masa tanggap darurat.

Ketentuan ini yang menjadi dasar pimpinan daerah dan satgas darurat bencana di bawah kendali pimpinan daerah. Namun, kata dia, tetap ada waktu pendampingan melekat BNPB agar posko utama bisa berjalan efektif dan efisien.

photo
Tim SAR gabungan melakukan evakuasi korban tertimbun longsor gempa bumi di Warung Sate Sinta, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (25/11/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, bencana gempa Cianjur merupakan bencana daerah sesuai surat edaran Mendagri tanggal 16 Februari 2019 dan instruksi presiden. Dalam surat tersebut, tanggap darurat bencana daerah otomatis akan berada di bawah kendali bupati sebagai komandan satgas dan wakilnya adalah dandim serta kapolres.

“Untuk sehari-hari dapat menunjuk dandim atau kapolres dalam pengendali di lapangan akan dijalankan, sehingga aparat daerah Cianjur memegang komando,” kata Suharyanto. 

Dia menambahkan, pemerintah pusat turun tangan dalam penanganan bencana selama sepekan pertama untuk membantu pemda tetap tidak bisa seterusnya. Menurutnya, mulai saat ini bupati memegang penuh upaya pencarian korban hingga pembangunan rumah rusak. “Kami pusat tetap mendampingi memberikan bantuan secara optimal,” ujar dia.

Upaya pencarian korban hilang pada Senin (28/11) berhasil menemukan dua orang jenazah. Sehingga dengan penemuan ini menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi sebanyak 323 orang. “Tim Basarnas menemukan dua jenazah korban tertimbun di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang,” ujar Bupati Cianjur Herman Suherman.

Herman melanjutkan, untuk korban luka berat masih dirawat sebanyak 108 orang dan luka ringan telah tertangani dan kembali ke rumahnya masing-masing. Sementara titik pengungsian sudah berjalan disurvei sebanyak 449 titik, rinciannya 331 titik terpusat dan 118 titik mandiri di tempat yang dekat rumahnya. Untuk jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 40.152 KK dan total pengungsi sebanyak 130.330 jiwa. Rinciannya pengungsi laki-laki 48.490 jiwa, perempuan 51.840 jiwa, penyandang disabilitas 147 jiwa, ibu hamil 1.317 jiwa, dan lansia 6.754 jiwa.

Selanjutnya, kata Herman, kerugian materiil total rumah rusak sebanyak 63.229 unit. Rinciannya rumah rusak berat 26.237 unit, rusak sedang 14.196 unit, dan rusak ringan 22.796 unit. Sedangkan infrastruktur sekolah yang rusak sebanyak 421 unit, tempat ibadah 170 unit, fasilitas kesehatan 14 unit, dan gedung kantor 17 unit serta kecamatan terdampak 16 kecamatan di 151 desa.

photo
Pengungsi melaksanakan shalat di dalam tenda darurat di Kampung Gitung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Lima penyakit

Para pengungsi korban bencana gempa Cianjur kebanyakan mengalami lima jenis penyakit. Namun, tren kasus penyakit pada warga yang mengungsi mulai mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya.

“Di lokasi pengungsian ada lima jenis penyakit yakni ISPA kaitan cuaca panas dan hujan, gastritis, hipertensi, diare, dan diabetes,” ujar Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Sumarjaya.

Berdasarkan data dihimpun sejak 23 November, terjadi tren kenaikan penyakit hingga 744 kasus. Namun, lanjut Sumarjaya, kasus sekarang sudah mulai melandai. Kini dari data terakhir turun hingga 600 kasus. Kemenkes mulai kemarin mengirimkan tim dukungan kesehatan jiwa psikososial ke lokasi pengungsian korban. Langkah ini sebagai bagian dari pemulihan trauma korban bencana gempa Cianjur.

“Pada kasus bencana belum memikirkan dukungan kesehatan jiwa psikososial atau pedampingan trauma healing dan kini diturunkan tim di pengungsian mulai Senin. Satu tim terdiri lima orang yakni psikater dua orang, satu orang psikolog, dan dua perawat jiwa,” ujar Sumarjaya.

photo
Pengungsi beraktivitas di dalam tenda darurat di Kampung Gitung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Menurut Sumarjaya, lokasi pengungsian sementara sebanyak 209 titik. Maka dibutuhkan sebanyak 105 psikaiter, 210 psikolog dan 210 perawat jiwa. Rencananya, lanjut dia, satu tim akan menyelesaikan dua tempat pengungsian. Dengan layanan ini masyarakat bisa memperoleh pelayanan dukungan kesehatan jiwa psikosial.

Beragam cara dilakukan untuk membangkitkan semangat dan memulihkan trauma anak-anak korban bencana gempa Cianjur. Anak-anak diberikan permainan dan tontonan edukasi yang menghibur. Salah satunya dilakukan di lokasi pengungsian di Lapang Prawatasari Kecamatan Cianjur.

“Kegiatan dengan tema tetap sehat di lokasi pengungsian ini berharap jangan ada bencana setelah bencana seperti bencana penyakit. Kami menghibur anak-anak yang tinggal di pengungsian, menghadirkan kegiatan yang menarik untuk mengurangi rasa bosan pada anak-anak di pengungsian,” ujar Tim Gerak Cepat Direktorat Promosi Kesehatan Kemenkes Bayu Aji.

Kembali ke rumah

Warga Cianjur, Jawa Barat (Jabar), yang masih mengungsi dan rumahnya tidak mengalami kerusakan diminta untuk kembali ke rumahnya masing-masing mulai hari ini. Imbauan itu seiring pernyataan resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut situasi sudah aman karena intensitas gempa susulan semakin berkurang.

photo
Pengungsi beraktivitas di dalam tenda darurat di Kampung Gasol, Desa Gasol, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

“Saya sudah menerima surat dari BMKG, yang intinya merilis bahwa aktivitas gempa susulan makin berkurang, sehingga masyarakat dapat kembali ke rumah yang tidak rusak strukturnya,” ujar Bupati Cianjur Herman Suherman, di Cianjur, Senin (28/11).

Herman mengatakan, berdasarkan pemantauan BMKG selama tujuh hari terakhir, aktivitas gempa bumi susulan magnitudo secara fluktuatif semakin mengecil dan frekuensi kejadiannya semakin jarang. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan catatan kondisi bangunan rumahnya tidak mengalami kerusakan struktur.

BMKG, menurut Herman, juga mengimbau warga yang kembali ke rumah untuk menata perabotan rumah mempertimbangkan jalur evakuasi sebagai langkah antisipasi jika terjadi gempa susulan.

Pemkab Cianjur akan segera menindaklanjuti surat BMKG kepada para camat dan para kepala desa untuk diteruskan kepada para RT RW dusun. Sehingga mulai hari ini, masyarakat sudah bisa kembali ke rumah yang rumahnya masih utuh, dengan catatan tidak ada retak-retak.

“Selanjutnya aktivitas ekonomi agar bisa kembali dibuka dan dimulai agar sendi-sendi kehidupan masyarakat bisa pulih,” ujarnya.

Herman menambahkan, kepada masyarakat yang kembali ke rumahnya dan mengalami rusak ringan ataupun sedang untuk tidak memperbaiki rumahnya jika belum diasesmen oleh tim dari pemerintah. Hal tersebut terkait penilaian kerusakan rumah dalam menentukan bantuan sesuai kategori rusak berat, sedang, atau ringan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto juga berharap, para pengungsi korban gempa Cianjur yang rumahnya rusak ringan hingga sedang bisa berangsur-angsur meninggalkan tenda pengungsian. Suharyanto memastikan kondisi saat ini sudah aman.

“Sekarang pengungsi ini masih pada takut, meskipun BMKG mengatakan sudah tidak ada gempa besar, mudah-mudahan pekan depan mereka sudah yakin bahwa walaupun ada gempa susulan, sudah tidak membahayakan,” ujar Suharyanto.

Suharyanto mengatakan, hal ini karena pengungsi di lokasi tenda komunal yang mulai diserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Dia berharap dengan kembalinya pengungsi, bisa sambil memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil di rumahnya dengan catatan sudah diasesmen pemerintah untuk mendapat bantuan. Sementara untuk pengungsi yang rumahnya rusak berat akan secara paralel dilakukan pendataan agar bisa segera dibangun.

photo
Pengungsi berdoa di dalam tenda darurat di Kampung Gitung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Menurut Suharyanto, untuk wilayah yang tidak boleh dibangun kembali, pemerintah sudah mendapatkan lahan relokasi sekitar dua hektare di Desa Sirnagalih, Cilaku, Cianjur. “Ini pun oleh Kementerian PUPR akan segera dimatangkan lahannya, mudah-mudahan dalam pekan-pekan depan sudah mulai dibangun,” ujarnya.

Selain itu, dia mengimbau bagi masyarakat yang rumahnya masih dalam kondisi bagus dan ada ruang kosong juga bisa menampung tetangga dekatnya yang rumahnya rusak berat. Ini dimaksudkan untuk memudahkan tetangganya membersihkan puing-puing sebelum dibangun kembali. Suharyanto memastikan, pemerintah akan memberi kompensasi uang sewa bagi masyarakat yang ditampung tersebut.

“Nampungnya tidak gratis, ada bantuan dari pemerintah sebagai uang sewa, maksud kami dengan dekat dengan rumahnya, yang rusak berat sudah mulai bisa membersihkan puing-puing, sudah bisa menyelamatkan harta benda, mungkin masih ada yang bisa diselamatkan di dalam rumah-rumah yang rusak berat itu, kalaupun hancur total tanahnya diratakan,” kata dia.

Dia melanjutkan, BNPB akan bekerja sama dengan TNI, khususnya Batalion Zeni Tempur (Zipur) untuk membantu masyarakat membersihkan puing-puing rumah. Namun, pemerintah juga akan tetap menyiapkan tenda-tenda keluarga. “Tetapi alangkah lebih cepat kalau yang punya rumah juga bantu. Untuk bermalamnya mereka akan bisa dibuat tenda-tenda keluarga di sekitar rumahnya,” ujar Suharyanto.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Ki Bagoes Hadikoesoemo, Penggagas Tegaknya Syariat Islam

Ia telah merumuskan pokok-pokok pikiran KH Ahmad Dahlan hingga menjadi Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

SELENGKAPNYA

Kisah Kesombongan Kafir Makkah

Orang-orang kafir Makkah sombong karena mengira bahwa kelak di akhirat mereka akan diutamakan daripada kaum Mukminin.

SELENGKAPNYA

Bagaimana Pandangan Syariah Menonton Piala Dunia?

Saat kopi disebut sebagai minuman sejuta umat, menonton sepak bola itu tontonan sejuta umat.

SELENGKAPNYA