
Opini
Pohon Puncak Peradaban Kota
Pohon telah lama memberikan jasa lingkungan bagi kehidupan kita dan kota.
NIRWONO JOGA, Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan
“The best friend on earth of man is the tree. When we use the tree respectfully and economically, we have one of the greatest resources of the earth” - Frank Llyod Wright.
Pohon sangat penting bagi kehidupan kota dan kita. Pohon yang tumbang atau sengaja ditebang bis menimbulkan masalah lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, hingga politik. Itulah yang mendorong masyarakat merayakan Hari Pohon Sedunia setiap 21 November.
Pohon memiliki banyak makna. Kitab suci mempertegas eksistensi pohon. Pusat dari kehidupan yang sakral, kiblat melihat diri hubungan antara Tuhan-manusia-alam.
Banyak tafsir mengenai pohon dalam kisah etnis, mistis, dan spiritual. Mulai dari akar, batang, dahan, ranting, buah, bunga, hingga pucuk daun. Pohon berkembang sebagai kawan pelindung, pembawa kearifan spiritual, kesejukan surgawi, penyubur imajinasi.
Banyak tafsir mengenai pohon dalam kisah etnis, mistis, dan spiritual. Mulai dari akar, batang, dahan, ranting, buah, bunga, hingga pucuk daun.
Pohon merupakan ikon penyelamat bumi, primadona perubahan iklim. Berbagai puncak perayaan atau peringatan banyak ditandai dengan menanam pohon, seperti ditampilkan pemimpin dunia saat menanam bakau di Mangrove Eco Park Bali di puncak KTT G-20.
Pohon membentuk oase surga kota. Batang pohon yang kokoh, dahan dan ranting yang kuat, menjadi habitat serta tempat berkembang biak beragam satwa liar. Akar pohon yang menghujam ke dalam tanah menyerap dan menyimpan air untuk cadangan di musim kemarau.
Satu hektare ruang terbuka hijau dengan 16 pohon besar berkanopi 20 meter menghasilkan 0,6 ton oksigen per hari atau setara 219 ton per tahun. Sejumlah ini juga menyerap 2,5 ton karbon dioksida per tahun atau rata-rata 6 kilogram karbon dioksida per batang tiap tahun.
Sejumlah pohon itu juga menyimpan 900 meter kubik air tanah per tahun, menurunkan suhu 5-8 derajat Celsius, meredam kebisingan 25-80 persen, dan mengurangi kekuatan angin 75-80 persen.
Sejumlah pohon itu juga menyimpan 900 meter kubik air tanah per tahun, menurunkan suhu 5-8 derajat Celsius.
Satu pohon dewasa mampu menyediakan kebutuhan oksigen dan nitrogen untuk dua orang. Dalam sehari, manusia menghirup oksigen 2.880 liter dan nitrogen 11.376 liter.
Jika harga oksigen Rp 25 ribu per liter dan nitrogen Rp 9.950 per liter, maka biaya bernafas per orang Rp 185.191.200 per hari, Rp 5.555.736.000 per bulan, Rp 66.668.832.000 per tahun. Itulah harga nafas kehidupan setiap insan manusia dalam setahun.
Pohon telah lama memberikan jasa lingkungan bagi kehidupan kita dan kota. Pohon tidak bisa bergerak, Iahannya bertumbuh-kembang, meninggi, dan membesar. Ia layak diperlakukan seperti warga kota yang memiliki kartu identitas dan terdaftar (registrasi, identitas).
Sehingga letak dan kondisi pohon mudah dilacak dan diketahui statusnya. Pohon perlu dirawat dan dipelihara dengan baik. Sebagai makhuk hidup,pohon juga mengalami siklus tumbuh kembang, sehat, sakit, dan mati (usia tua, keropos, tumbang).
Jika ada pohon yang sakit dirawat, pohon berlubang ditambal, pohon keropos atau akan tumbang segera diganti pohon baru yang lebih baik.
Karena itu, pohon berhak memperoleh layanan kesehatan sebagai upaya pendeteksian, pencegahan, penindakan, dan perlindungan keselamatan pohon terhadap kota dan kita.
Jika ada pohon yang sakit dirawat, pohon berlubang ditambal, pohon keropos atau akan tumbang segera diganti pohon baru yang lebih baik. Pemangkasan dahan, ranting, dan batang dilakukan secara terencana dan di bawah pengawasan tenaga profesional.
Menanam pohon harus direncanakan, tak asal tanam. Petakan lokasi pohon dan rencana penanaman, konsep tematik, fungsi ekologis. Penanaman harus memenuhi syarat kecocokan jenis pohon, ketepatan cara dan waktu, serta kemudahan pemeliharaan pascatanam.
Pohon lokal lebih kuat, tak mudah tumbang, atau patah, berusia panjang, karakter batang besar, tegak, dan akar tidak merusak. Pohon didapat dari hasil pembibitan biji-bijian. Pohon dari biji butuh waktu lebih lama untuk siap tanam tetapi punya akar tunggang lebih kokoh.
Pohon lokal lebih kuat, tak mudah tumbang, atau patah, berusia panjang, karakter batang besar, tegak, dan akar tidak merusak.
Banyak pohon besar tumbang saat pancaroba, salah satu penyebabnya penanaman pohon dengan stek batang yang tak punya akar tunggang. Setiap kota butuh kebun bibit yang khusus menyiapkan bibit pohon biji dalam jumlah massal hingga siap tanam.
Pohon ditanam multistrata. Lapis pertama, pohon penjerapan polutan partikel, lapis kedua dan ketiga pohon penjerapan polutan gas.
Ini untuk menghindari gangguan proses ekofisiologi pohon, yakni pohon cenderung terpapar polutan tinggi yang mengganggu metabolisme tanaman sehingga polutan diterima terbagi rata pada lapisan tanaman, meminimalkan kadar polutan lingkungan, mengurangi stres pohon, serta menambah nilai estetika.
Warga juga dapat menjadi orang tua asuh dalam program adopsi pohon di sekitar tempat tinggal. Mereka bisa merawat, memelihara, dan menjaga pohon dengan baik; layaknya pohon di halaman rumah sendiri.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.