Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Motivasi Alquran

Dua Pilihan Abadi

Pada bagian akhir surah an-Naba’, Allah menjelaskan dua pilihan yakni tempat-tempat abadi di akhirat.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Pada bagian akhir surah an-Naba’, Allah menjelaskan dua pilihan yakni tempat-tempat abadi di akhirat: neraka dan surga. Mengenai neraka, surah tersebut menjelaskan bahwa tempat itu selalu mengintai para calon penghuninya. “Inna jahannama kaanat mirshaa daa.” (QS an-Naba: 21).

Menurut pakar tafsir Imam ash-Shuyuti, makna mirshaadaa (al-mirshad) dapat dikaitkan dengan ar-rashidah, radar. Artinya, siapa pun para pendurhaka tidak akan pernah lepas dari pantauan neraka.

Imam Ibnu Katsir mengatakan, di pintu-pintu neraka terdapat daftar yang selalu terbarui (update). Isi daftar itu adalah nama-nama para pengikut iblis. Ciri mereka adalah berbuat melampaui batas (thagha), seperti disebutkan dalam surah an-Naba ayat ke-22. “Lith thaa ghiina maabaa.”

Kata maabaa berarti tempat kembali. Durasi diam di neraka adalah selama-lamanya. “Laa bitiinaa fiihaa ahqaabaa.” Kata ahqaaba merupakan bentuk jamak dari huqbun, yang berarti abad. Maksudnya, para penduduk neraka berdiam di sana berabad-abad tanpa batas waktu.

Kemudian, Allah menjelaskan menu makanan di neraka. Pilihan sajian di sana hanya ada dua, yaitu sangat panas dan menjijikkan. “Laa ya dzuuquuna fiiha bardaw walaa syaraabaa, illa hamii maw-wa ghas saaqaa.” (QS an-Naba: 24-25).

Yang pertama, hamiimaa berarti sajian yang sangat panas. Pilihan kedua, ghassaaq, berarti darah dan nanah busuk yang keluar dari luka-luka para penghuni neraka. 

Allah tidak memuliakan para penduduk neraka. Sebab, mereka selama di dunia tidak pernah mengagungkan-Nya dan memuliakan ajaran-Nya. Itu pun azab yang setimpal, wifaaq/, dengan dosa-dosa yang telah mereka perbuat. “Jazaa aw-wifaa qaa.” (QS an-Naba: 26).

Maksudnya, azab yang Allah berikan itu persis sama dengan porsi dosa yang mereka pebuat. Tidak lebih. Tidak pula kurang. Inilah bukti kemahaadilan Allah. 

Mengenai surga, Allah menjelaskan, di dalamnya dipersiapkan bagi mereka yang bertakwa. “Inna lil muttaqiina mafaazaa.” (QS an-Naba: 31). Kepatuhannya sungguh-sungguh hanya kepada Allah. Mereka pun berupaya dengan segala daya menjauhi dosa.

Di depan banyak orang ataupun kala sendirian, mereka tetap saleh. Kata mafaazaa, tempat kemenangan, diambil untuk menunjukkan makna ikhtiar. Untuk mendapatkan surga, seseorang harus melalui pertarungan panjang melawan hawa nafsu selama di dunia.

Mereka yang masuk neraka adalah orang-orang yang kalah, jatuh dalam dosa. Adapun ahli surga adalah orang-orang yang menang atas segala godaan dosa yang mengiurkan di dunia.

Di surga mereka akan mendapatkan berbagai keuntungan atas perjuangannya selama masih di dunia. Misal, nikmat makanan sebagai balasan atas keberhasilannya menjauhi segala yang haram di dunia. “Hadaa-iqa wa a’naabaa.” (QS an-Naba: 32).

Dan juga disebut dalam ayat berikutnya, “wa kawaa’iba atraabaa” (gadis-gadis sebaya), sebagai balasan atas keberhasilan mereka menjauhi zina selama di dunia. Allah menjelaskan, semua itu adalah bonus karena jauh lebih besar dari amal yang telah mereka perbuat.

Jazaa-am mir-rabbika ‘athaa an hisaabaa.” (QS an-Naba: 36).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Rabun Jauh Mitigasi Iklim

Kebijakan rabun jauh dalam mitigasi iklim tidak seharusnya dipertahankan.

SELENGKAPNYA

Swasembada Pangan dan Protein

Swasembada protein hewani bukan hal mustahil karena Indonesia kaya pangan sumber protein hewani.

SELENGKAPNYA

Tak Ada Bendera Putih bagi Bung Tomo

Beberapa tahun sebelum wafat, pada 11 April 1978, ia sempat ditangkap dan dipenjara.

SELENGKAPNYA