
Silaturahim
Keutamaan Mencari Ilmu
Allah menghendaki kebaikan kepada siapa yang duduk di majelis ilmu.
Oleh Pengajian Masjid Agung Al Anwar, Kota Pasuruan
OLEH ANDRIAN SAPUTRA
Orang-orang yang bersemangat menuntut ilmu memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT. Kelak mereka akan merasakan manisnya memiliki ilmu. Cucu al-Quthb Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf (1869-1957), Habib Abubakar bin Hasan Assegaf, mengatakan, ilmu adalah warisan Nabi Muhammad SAW.
Maka, penting bagi setiap Muslim untuk terus mencari ilmu sepanjang hidup. Karena itu, mengutip perkataan muallif Simtudduror Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, majelis ilmu tidak hanya mendatangkan keberkahan, tapi juga mempunyai manfaat yang besar.
Dalam kitab Syarh Ibnu Abi Jamroh terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW mengatakan, siapa yang berjalan mencari ilmu maka Allah mudahkan jalannya menuju surga. Habib Abubakar Assegaf mengatakan, ada dua makna tentang kata jalan (thariq) dalam hadis tersebut.
Pendapat pertama mengatakan, kata itu berarti orang yang mencari ilmu ketika di dunia maka nanti di akhirat akan dimudahkan melalui jembatan shiratal mustaqim sehingga selamat dan sampai ke surga.
Pendapat kedua menjelaskan, jalan (thariq) dalam hadis tersebut adalah maknawi yang berarti seseorang yang menuntut ilmu kelak akan dipermudah jalannya menuju surga melalui amal-amal yang dikerjakannya disertai dengan ilmu.
Secara maknawi maksudnya orang yang melewati jalan mencari ilmu maka di dunia akan dipermudah jalannya menuju surga.HABIB ABUBAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF
"Secara maknawi maksudnya orang yang melewati jalan mencari ilmu maka di dunia akan dipermudah jalannya menuju surga dengan cara orang itu diberi taufik, kemampuan untuk melakukan amal-amal kebaikan yang bisa menyampaikan dia ke surga," kata Habib Abubakar Assegaf dalam pengajian rutin di Masjid Agung Al Anwar, Kota Pasuruan.
Karena itu, menurut Habib Abubakar, mereka yang duduk di majelis ilmu telah mendapatkan taufik dari Allah. Artinya, Allah menghendaki kebaikan pada orang-orang yang duduk di majelis ilmu sehingga mudah masuk ke dalam surga.
Habib Abubakar juga mengatakan, dalam riwayat lain terdapat hadis yang menerangkan, siapa yang Allah kehendaki mendapatkan kebaikan maka orang itu akan diberikan pemahaman oleh Allah untuk mengerti tentang ilmu agama.
Habib Abubakar mengatakan, kebaikan yang dikehendaki Allah pada orang-orang yang mau mencari ilmu adalah segala macam kebaikan, baik itu kebaikan dunia maupun akhirat. Maka, orang yang memahami ilmu agama tanda dikehendaki oleh Allah untuk mencapai husnul khatimah. Karena itu, dalam riwayat tersebut ditegaskan juga bahwa ilmu itu diperoleh dengan proses belajar atau upaya terus-menerus dalam thalabul ilmi.
Dalam riwayat lainnya, Habib Abubakar menjelaskan bahwa duduknya seorang hamba di majelis ilmu lebih baik daripada melaksanakan ibadah sunah selama 60 tahun. Itu menunjukkan besarnya keutamaan mencari ilmu. Karena itu, ulama terdahulu enggan menyia-nyiakan waktu hidupnya sedikit pun. Mereka gigih mencari ilmu kendati harus menempuh perjalanan yang jauh.
Salah satunya yakni Syekh Ibrahim al-Misri yang tetap belajar meski harus menempuh perjalanan dari Mesir ke Madinah untuk mengaji kepada Imam Malik hingga 18 tahun. Begitu juga Imam as-Sarkhawi yang selalu mengikuti ke mana pun gurunya, Ibnu Hajar al-Asqalani. Ia tak mau terlewatkan satu pun fadilah ilmu yang disampaikan oleh gurunya itu.
Lebih lanjut Habib Abubakar mengatakan, dalam riwayat lain, Rasulullah mengatakan bahwa umat akan terus tegak dalam menjalankan perintah Allah. Tidak akan ada yang bisa memberikan kemudaratan kepada mereka sampai hari kiamat.
Ada beragam penjelasan ulama dalam memaknai umat yang dimaksud dalam hadis tersebut. Sebagian ulama ada yang menyebut mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh pada sunah ajaran Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, Imam Bukhari berpendapat, yang dimaksud dalam hadis itu adalah ahli ilmu.
Menurut Imam Ahmad, umat dalam hadis tersebut adalah ahli hadis. Namun, kebanyakan ulama sependapat dengan Imam Nawawi yang mengatakan bahwa yang dimaksud umat di situ adalah orang-orang mukmin, baik itu ahli hadis, ahli fikih, ahli jihad, ahli zuhud, dan ahli dalam bidang lain yang keberadaannya menyebar di tengah orang-orang mukmin.
Inilah pemahaman yang diajarkan lelulur kami, sesuai dengan Manhaj Abawiy dan Nabawiy. dan kami akan berusaha merawatnya dengan baik semampu kami
قدما على قدم بجدّ أوزع#النمط_الأوسط #Annamatul_Ausath pic.twitter.com/0T3DpGV8MW — أبوبكر السقاف (@abubakarsegaf) August 17, 2021
Lula Is Back
Nasib Bolsonaro serupa dengan Trump: dikalahkan saat menjadi incumbent oleh politisi senior.
SELENGKAPNYACari Nafkah Wajib, Tapi Jangan Lupakan Keluarga
Ayah harus dapat bekerja sama dengan ibu dalam membangun keluarga
SELENGKAPNYA