
Sepak Bola
KLB dan Tanggung Jawab Moral
Publik menunggu apakah bakal terjadi reformasi besar-besaran dalam tubuh PSSI.
OLEH FREDERIKUS BATA
Pencinta sepak bola Tanah Air kembali mendapatkan berita penting pada akhir pekan ini. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memutuskan akan segera menggelar kongres luar biasa (KLB).
Belum diketahui secara detail kapan waktu yang tepat untuk pelaksanaan KLB tersebut. Komite Eksekutif PSSI harus memulai tahapan verifikasi. Paling lambat tiga bulan setelah proses verifikasi selesai, KLB bisa berlangsung.

Itu sesuai statuta PSSI. Persis Solo, salah satu klub yang memperjuangkan terjadinya KLB, meminta kegiatan tersebut diadakan, sebulan setelah mereka mengirimkan surat ke PSSI. Persis mengirimkan surat pada Selasa (25/10).
Ada beberapa poin tuntutan Persis yang harus dibahas dalam KLB. Pengusutan tragedi Kanjuruhan sudah pasti. Di dalamnya ada penanganan korban dan perlindungan terhadap saksi untuk kepentingan proses hukum.
Ada juga tuntutan Persis mengenai reformasi jajaran kepengurusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Poin itu sudah sering disuarakan. Bahkan, rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) sudah meminta jajaran Exco, termasuk Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan untuk mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral atas jatuhnya ratusan korban dalam tragedi Kanjuruhan.
Saya berfokus pada frasa tanggung jawab moral. Saya tidak dalam konteks menilai moralitas seseorang. Tapi, saya mengikuti dan mendengar seruan banyak pihak.
View this post on Instagram
Bukan hanya Persis sebagai perwakilan klub atau TGIPF yang menekankan hal itu, para pengamat juga bersuara. Pemerintah tentu saja tidak mau campur tangan dalam rencana PSSI.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan, pihaknya akan menunggu hasilnya seperti apa. Namun, publik tentu berharap banyak dari KLB tersebut.
Pertama, reformasi sepak bola Indonesia secara umum. Baik itu pengaturan kompetisi, infrastruktur, maupun keamanan. Pokoknya sesuai rekomendasi TGIPF. Terpenting, berdasarkan aturan FIFA.
Bersamaan dengan itu, publik juga menunggu apakah bakal terjadi reformasi besar-besaran dalam tubuh PSSI. Pada titik ini, sikap legawa diperlukan. Semua demi sepak bola Tanah Air yang lebih baik.
View this post on Instagram
PSSI akan mengirimkan surat usulan kongres kepada FIFA. Surat tersebut bakal disebarkan ke media pada Senin (30/10). Nantinya bisa dilihat lebih jelas mengenai apa saja target dalam KLB tersebut.
Sampai di sini, saya hanya bisa berharap, semuanya mengerucut pada satu tujuan. Lagi-lagi saya berharap adanya reformasi PSSI secara menyeluruh. Berikutnya, tentang kesadaran menjalankan tanggung jawab moral setelah tragedi memilukan yang mencoreng Indonesia di panggung internasional.
Tidak ada satu pun pihak yang berharap terjadi kerusuhan sebesar itu dalam sepak bola. Tapi yang terpenting, kita mencari secuil harapan positif. Desakan terhadap PSSI untuk menyelenggarakan KLB bisa dimaknai sebagai progres menuju ke arah yang lebih baik.
Ini masih dalam bentuk teori. Target terbesar dari semua dinamika yang terjadi adalah perubahan konkret. Ada banyak manusia yang mencari nafkah dari sepak bola.

Pada akhirnya, kompetisi bisa berjalan dengan pengaturan yang lebih profesional. Sejarah mencatat, setelah tragedi memilukan di negaranya, Inggris mereformasi secara total sepak bola mereka. Kita kini bisa melihat seperti apa kondisi di sana.
Saya dan para penikmat lapangan hijau tentu berharap hal yang sama terjadi di tanah air kita. Semoga.
Hoaks Seputar Kongres Pemuda Indonesia Kedua
Hingga awal 1970-an, hoaks mengenai Kongres Pemuda Indonesia Kedua terus berkembang.
SELENGKAPNYATabiat Wanita yang Dikhawatirkan Rasulullah SAW
Masalah rumah tangga sering diawali dengan ketidakpahaman suami terhadap tabiat wanita tersebut.
SELENGKAPNYAGapai Dunia dari Kota Santri
Program audisi merupakan pijakan awal proses pembinaan secara komprehensif yang dilakukan PB Djarum.
SELENGKAPNYA