Nasional
Konferensi MPR Sepakati ‘Deklarasi Bandung’
Tujuh poin kesepakatan ini dituangkan dalam ‘Deklarasi Bandung’.
BANDUNG — Konferensi internasional pembentukan forum Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) dunia di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, menghasilkan tujuh poin. Tujuh poin kesepakatan ini dituangkan dalam ‘Deklarasi Bandung’.
Ketua MPR Bambang Soesatyo membacakan naskah deklarasi didampingi delegasi peserta dari 15 negara, termasuk Indonesia pada sesi penutupan konferensi pada Rabu (26/10).
Tujuh poin Deklarasi Bandung, yaitu, pertama menyepakati usulan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia untuk dibentuknya Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau lembaga parlemen sejenis lainnya sebagai bagian dari PUIC. Lembaga parlemen ini untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
“Kedua, masalah Palestina tetap menjadi isu sentral forum dan umat islam hingga tercapainya kemerdekaan dan hak penentuan nasib sendiri untuk rakyat Palestina serta berdirinya Negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya sesuai kerangka hukum internasional,” tutur Bambang Soesatyo saat membacakan Deklarasi Bandung, Rabu (26/10).
Ketiga, untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam poin 1 dan poin 2 mewujudkan tujuan mulia tersebut, dibentuklah Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya di dalam PUIC.
Yakni, sesuai kewenangan masing-masing lembaga, terutama konsultasi dan kerja sama untuk mengatasi tantangan dunia yang menjadi kepentingan bersama. Antara lain masalah kemanusiaan, sumber daya alam, lingkungan hidup, keadilan, peran perempuan, dan generasi muda.
Keempat, mencermati dinamika perkembangan global yang bisa menimbulkan kompleksitas permasalahan yang bersifat multidimensional di setiap negara, yang berdampak pada tingkat regional maupun internasional, diperlukan adanya partisipasi aktif dan dukungan dari semua pihak.
Termasuk dari Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya, sesuai dengan komitmen terhadap Dasasila Bandung serta Piagam PBB. Kelima, Membentuk Komite Kerja yang terdiri dari para Pendiri Forum dengan berkoordinasi bersama Pimpinan MPR Republik Indonesia dan Sekretariat Jenderal PUIC.
Tujuannya untuk merumuskan visi, misi, tata tertib, program kerja, syarat-syarat keanggotaan forum, selanjutnya Komite Kerja akan menyampaikan laporan pekerjaannya pada pertemuan forum berikutnya.
Keenam, Menyampaikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, atas inisiatif prakarsa penyelenggaraan Konferensi dalam rangka pembentukan Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya sebagai Forum di antara forum-forum PUIC lainnya. Pertemuan selanjutnya dari Forum ini disepakati dapat diselenggarakan bersama dengan kegiatan lainnya dari PUIC.
Ketujuh, Para Delegasi Konferensi ini menyampaikan ucapan selamat kepada Republik Indonesia atas penyelenggaraan dan Presidensi atau Keketuaan G20 pada tahun 2022. Delegasi konferensi juga mengharapkan keberhasilan Indonesia dalam menjalankan tugas tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Sumpah Pemuda Arab
Tampilnya Partai Arab Indonesia (PAI) pimpinan AR Baswedan cukup mengejutkan.
SELENGKAPNYA‘Hapus Syarat Vaksin Meningitis Jamaah Umrah’
Vaksin meningitis berbayar dan diwajibkan kepada calon jamaah umrah dengan bukti kartu kuning.
SELENGKAPNYAProf Sunario Sastrowardoyo Sang Konseptor Kongres Pemuda
Sunario termasuk salah satu tokoh perintis kemerdekaan yang sangat disegani jasa-jasanya.
SELENGKAPNYA