Santri mengikuti kajian kitab kuning di Pesantren Nasyirul Ulum, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (8/5/2019). Guna memperkuat karakter santri di pesantren itu, berbagai kitab kuning seperti Hadits, Fighi Tasawuf dan Tanwihul Qoul serta Ahlaq menjadi kajian dar | ANTARA FOTO

Silaturahim

Jalan Menemukan Mursyid

Yang mengaku mursyid banyak, tapi yang layak menjadi mursyid ideal tidak banyak

Oleh Halaqah Jatman DKI Jakarta

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

Dalam ilmu tasawuf dikenal istilah mursyid. Ia adalah orang yang membimbing, menunjukkan, dan bertanggung jawab memimpin para salik (murid) dalam membersihkan dan memurnikan jiwanya untuk sampai kepada Allah SWT. Para mursyid dalam membimbing memiliki metode yang bersanad atau tersambung hingga kepada Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian yang disebut tarekat mu'tabarah.

Namun demikian, menurut Ketua Majelis Ifta' Idarah Wustha Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An-Nahdhliyah (JATMAN) DKI Jakarta, KH Yunus Abdul Hamid, pada masa ini tak banyak para mursyid yang memiliki bashirah atau penglihatan mata hati yang tajam sehingga mengetahui penyakit hati muridnya untuk selanjutnya membimbing muridnya sehingga dapat menyucikan jiwa (tazkiyah nafs).

photo
Ilustrasi Al-Quran dan Berdzikir COVID-19 - (Republika/Thoudy Badai)

Yang mengaku mursyid banyak, tapi yang layak untuk mursyid ideal ini tidak banyak. “Karena seorang mursyid yang ideal paling tidak orang itu sudah (memiliki) fungsi bashirah. Artinya, hatinya sudah futuh, sehingga seorang mursyid yang sudah bisa membimbing dengan baik pada muridnya, ketika murid datang di hadapannya, tahu apa penyakit hatinya," kata Kiai Yunus dalam Halaqah Alim Ulama dan Masyayikh Thariqah al-Mu'tabarah An-Nahdhliyah se-DKI Jakarta di Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation, Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

 

Seorang mursyid yang ideal paling tidak orang itu sudah (memiliki) fungsi bashirah

 

KH YUNUS ABDUL HAMID Ketua JATMAN DKI JAKARTA
 

 

Ibarat dokter yang mengobati pasien, mursyid harus mengetahui terlebih dulu penyakitnya agar dapat memberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Maka, seorang mursyid pun harus mengetahui penyakit hati muridnya.

Karena itu, menurut Kiai Yunus, seorang mursyid yang memiliki bashirah sudah diberi tahu oleh Allah SWT tentang penyakit hati yang diderita muridnya sebelum murid tersebut menjelaskan.

Melalui wirid yang sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah, mursyid akan membimbing muridnya untuk terlebih dulu bertobat. Setelah itu, mursyid akan menuntun muridnya menapaki manzilah yang lebih tinggi, yaitu istikamah.

Selanjutnya, murid dibawa melangkah pada manzilah yang lebih atas, yaitu takwa. Setelah seseorang itu bertakwa maka dengan rahmat Allah SWT orang tersebut menjadi muslim yang kaffah.

photo
ILUSTRASI Syekh Ibrahim bin Adham kerap dinarasikan sebagai seorang yang rela meninggalkan takhta kerajaan demi hidup di jalan tasawuf. - (DOK EPA FAROOQ KHAN)

Pada sisi lain dalam menyelami tasawuf serta menjadi mukmin sejati, seorang murid harus memulainya dengan ikhlas dalam beribadah. Kiai Yunus mengatakan, ketika seseorang telah terbebas dari berhala fisik, seperti tidak menyembah patung dan sejenisnya, maka harus juga terbebas dari berhala nafsu yang ada dalam diri. Dengan begitu, ibadahnya tidak karena perkara dunia, seperti harta dan jabatan, tetapi murni karena Allah.

Mudir Idaroh Wustho JATMAN DKI, KH Danial Nafis, mengatakan, JATMAN DKI bertempat di Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation, Jakarta, terus berupaya membangkitkan tradisi berpikir melalui kajian-kajian kitab turats, terutama berkaitan dengan tasawuf.

Tujuannya agar masyarakat mengetahui bahwa dalam rutinitas ber-thariqah tidak hanya berzikir, membaca manakib, bershalawat, dan haul yang memberi dampak positif kepada setiap individu. Dalam ber-thariqah juga terdapat tradisi keilmuan dengan menggali kitab-kitab turats, terutama karya ulama tasawuf.

Jadi, jalan thariqah itu pasti Ahlusunnah wal jamaah, tapi tidak hanya sifatnya tradisi berzikir, tapi juga tradisi pikir. “Ketika engkau zikir maka akan melahirkan pikir yang positif. Zikir mengarahkan kepada pikiran yang positif dan melahirkan amaliah saleh khairiyah," katanya.

 
Ketika engkau zikir maka akan melahirkan pikir yang positif.
KH YUNUS ABDUL HAMID Ketua JATMAN DKI JAKARTA
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Tepat Menyikapi Upaya Healing

Healing merupakan upaya terapi mental atau psikoterapi yang berbeda maknanya dengan refreshing.

SELENGKAPNYA

Heroisme Santri dan Keberlangsungan Bangsa

Begitu banyak cerita kaum santri yang berjuang mewujudkan kemerdekaan Indonesia

SELENGKAPNYA

Jalan Terjal Kaum Santri

Santri memiliki keunggulan luar biasa dalam hal life skills sehingga mampu bersaing

SELENGKAPNYA