Sejumlah santri yang tergabung dalam Laskar Santri Nusantara dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Salatiga mengikuti kirab dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Danau Rawa P | ANTARA FOTO/Aji Styawan

Laporan Utama

Jalan Terjal Kaum Santri

Santri memiliki keunggulan luar biasa dalam hal life skills sehingga mampu bersaing

OLEH UMAR MUKTHAR

Kaum santri di satu sisi memiliki banyak keunggulan. Memiliki keilmuan agama yang kuat dan keterampilan hidup yang terasah selama menimba ilmu di pondok pesantren. Di sisi lain, ada tabir yang perlu dibuka agar santri bersiap mematangkan diri untuk bisa melintasi jalan terjal saat ini dan nanti.

Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah KH Muhbib Abdul Wahab menyampaikan, tantangan yang dihadapi santri pada era digital ini sangat kompleks. Pertama, adaptasi mental spiritual dan intelektual dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat dan pesat.

photo
Sejumlah santri saat membentangkan bendera Merah Putih di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat (22/10). Bendera Merah Putih sepanjang 200 meter tersebut dibentangkan mengelilingi lapangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional 2021 yang bertemakan Santri Siaga Jiwa dan Raga. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)


"Jika santri tidak dibekali literasi digital yang memadai, mereka akan termarginalisasi," kata Dosen Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah itu.

Kiai Muhbib menjelaskan, ada sebagian pesantren yang mengharamkan santri memegang gawai dan menonton televisi. Akses internet masih sangat dibatasi dengan kekhawatiran tertentu. Misalnya, disalahgunakan santri untuk melihat hal yang tidak patut dilihat.

 
Jika santri tidak dibekali literasi digital yang memadai, mereka akan termarginalisasi.
KH MUHBIB ABDUL WAHAB Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah
 

Tantangan kedua ialah setelah nyantri. Sebagian wali santri, ada yang merasa kurang percaya diri anaknya bisa diterima di kampus negeri. Namun, sebagian lagi ada yang merasa bahwa setelah lulus di pesantren, anaknya diproyeksikan untuk melanjutkan studi di beberapa universitas di Timur Tengah dengan seleksi dan kompetisi yang sangat ketat.

Tantangan selanjutnya adalah kesiapan kerja atau pengembangan profesi setelah lulus jika tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Mayoritas pesantren belum berorientasi pada pengembangan keterampilan hidup.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Tebuireng Initiatives (@tebuirenginitiatives)



Santri sebagai calon lulusan pesantren harus memiliki dan menguasai sejumlah kompetensi. Di antaranya kompetensi profesional, keagamaan, moral, komunikasi, sains modern, termasuk di dalamnya literasi digital, kewirausahaan atau life skills, dan kekaryaan atau menulis.

Pengasuh Pondok Modern Tazakka Batang Jawa Tengah, KH Anang Rikza Masyhadi, berpandangan, santri adalah kaum terdidik dan elite masyarakat sejak dulu sampai sekarang. Menjelang dan setelah kemerdekaan, yang berjuang dan menggerakkan perubahan adalah santri.

"Dan, sekarang kita lihat di berbagai lini masyarakat, banyak peran kaum santri. Artinya, posisi pesantren dan santri sampai sekarang masih tetap menjadi penopang masyarakat. Indonesia tanpa kaum santri, kehidupan keagamaan kita tidak akan sebaik seperti sekarang. Masyarakat sekarang apa-apa datangnya ke MUI, ke santri," tuturnya.

 

 

 

Posisi pesantren dan santri sampai sekarang masih tetap menjadi penopang masyarakat

 

KH ANANG RIKZA MASYHADI
 



Karena itu, menurut Kiai Anang, saat ini pesantren bukan lagi menjadi pilihan terakhir seperti dulu dan telah menjadi pilihan utama. Dari sisi SDM pun, kaum santri telah banyak menorehkan prestasi. Tak sedikit santri yang memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.

"Jika ukurannya pendidikan tinggi, lihat saja yang di perguruan tinggi, siapa yang berprestasi, ya santri. Yang dapat beasiswa ke luar negeri siapa, kaum santri juga banyak. Artinya, SDM dari sisi akademik tidak perlu diragukan lagi," ujarnya.

SDM santri dari sisi keterampilan hidup juga demikian. Santri memiliki keunggulan luar biasa dalam hal life skills sehingga mampu bersaing. Karenanya, tak heran bila orang tua sekarang banyak memilih pesantren sebagai tempat anaknya mengenyam pendidikan.

"Banyak orang sekarang melihat pendidikan yang paling relevan untuk zaman ini adalah pesantren. Walaupun pesantren, tentu harus terus berbenah dan mengikuti perkembangan zaman," ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Ingkarnya Penghuni Istana terhadap Ketuhanan Fir'aun

Fir’aun sempat menawarkan sekotak perhiasan kepada Asiyah

SELENGKAPNYA

Jaringan Kesantrian Sebagai Bekal Hidup

Para santri telah disiapkan agar dapat berkiprah dalam berbagai bidang.

SELENGKAPNYA

Saat Qisas Berganti Pemaafan

Mereka pun meminta eksekusi dibatalkan lantaran memilih pemaafan.

SELENGKAPNYA