Branding baru logo ekonomi syariah yang diresmikan Presiden Joko Widodo. Logo ekonomi syariah. | KNEKS

Liputan Khusus

Keuangan Syariah Tetap Lincah pada Masa Menantang

Saat pandemi saja, pertumbuhan ekonomi syariah tetap bisa dua angka.

Oleh Lipsus Tiga Tahun Periode ke-2 Joko Widodo

OLEH LIDA PUSPANINGTYAS 

Perbankan dan financial technology (fintech) syariah mampu menjaga momentum pertumbuhan dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian nasional. Sepanjang 2022, industri ini menunjukkan pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan nasional.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menyampaikan, rata-rata pertumbuhan kinerja bank syariah memang selalu di atas rata-rata industri. Saat pandemi saja, pertumbuhan ekonomi syariah tetap bisa dua angka.

"Pada masa pemulihan, perbankan syariah bisa tumbuh lebih tinggi dari rata-rata industri," kata Hery, beberapa waktu lalu.

Per Juni 2022, total aset perbankan syariah Rp 703,55 triliun, naik dari Rp 616,2 triliun per Juni 2021. Sementara, pembiayaan yang disalurkan Rp 228,39 triliun, naik dari Rp 197,09 triliun per Juni 2021.

photo
Warga mencoba mengakses salah satu fintech syariah di Jakarta. - ( Prayogi/Republika.)

Dengan pangsa sekitar 40,33 persen industri perbankan syariah, BSI mencatatkan pertumbuhan di kisaran angka ganda. Mulai dari pertumbuhan aset 12,88 persen (industri perbankan 9,78 persen), pembiayaan 13,99 persen (industri perbankan 8,85 persen), dan dana pihak ketiga (DPK) 13,78 persen (industri perbankan 9,93 persen).

Meski daya ungkit perbankan syariah masih rendah karena pangsanya yang hanya tujuh persen dari total perbankan nasional, Hery optimistis jumlah 'penumpang' perbankan syariah semakin banyak. "Sebenarnya dari sekitar 200 juta penduduk Indonesia, ada sekitar 45 persen yang punya preferensi kuat berbank syariah," kata dia.

Hery merujuk pada kaum conformist yang sebanyak 21 persen yang saklek ingin produk syariah dan 23 persen kaum universalist yang akan memilih syariah dengan syarat pelayanannya baik. Meski perlahan, jumlah 'penumpang' perbankan syariah memang bertambah.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah nasabah DPK per Juni 2022 tercatat sebesar 37 juta, naik dari 36,7 juta periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah nasabah pembiayaan naik jadi 6,9 juta dari 5,58 juta untuk periode yang sama.

Jumlah rekeningnya sendiri naik jadi 8,25 juta untuk DPK per Juni 2022, dari 6,4 juta pada Juni 2021. Sementara, rekening pembiayaan naik dari 1,17 juta menjadi 2,2 juta.

BSI juga turut serta aktif dalam program-program pemulihan yang dilakukan pemerintah, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). BSI telah menyalurkan Rp 6,3 triliun per semester I 2022 dari kuota total sekitar Rp 12,5 triliun.

Geliat keuangan syariah juga terus didorong fintech syariah. Ketua Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Ronald Wijaya Ronald, mengatakan, fintech sudah seharusnya memainkan peran lebih konkret mendorong kemajuan ekonomi nasional dari sisi teknologinya.

"Potensi fintech syariah kita masih sangat besar dan perkembangan selama ini di dalam negeri juga baik. Sekarang sudah banyak bermunculan fintech-fintech syariah baru yang sedang dalam proses pendaftaran di OJK," kata Ronald.

OJK mencatat, ada sebanyak 21 fintech yang terdiri atas dua fintech syariah pembayaran, tujuh peer to peer lending, dua securities crowdfunding, dan delapan inovasi keuangan digital.

photo
Booth fintech Duha Syariah pada Pameran “Indonesia FinTech Summit & Expo (IFSE) 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta. - (Yogi Ardhi/Republika)

Menurut data OJK juga, penyelenggara fintech lending syariah per Agustus 2022 jumlahnya ada tujuh dengan total aset Rp 120,14 miliar. Jumlah itu masih sangat kecil dibandingkan total aset industri fintech lending yang sebesar Rp 4,9 triliun.

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) selaku lembaga khusus yang langsung diketuai oleh Presiden RI untuk mengembangkan ekonomi syariah nasional optimistis pada perkembangan keuangan syariah dalam negeri. 

Apalagi, kata Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat, Indonesia saat ini sudah jadi salah satu dari pemain utama ekonomi syariah global.

"Sembilan tahun lalu kita masih belum masuk top 10. Sekarang kita sudah di peringkat keempat Global State of Islamic Economy Report 2021," kata Emir.

Selain itu, Indonesia ada di peringkat ketiga dalam Global Islamic Fintech (GIFT) Report 2022 dan peringkat pertama dalam Islamic Finance Country Index (IFCI) pada Global Islamic Finance Report 2021. "Kami optimistis, seiring dengan perkembangan di dalam negeri, Indonesia bisa meraih peringkat yang lebih tinggi lagi di tingkat global," ujar Emir.

Dua Sektor yang Saling Menguatkan

Sebesar apa pun asetnya, industri keuangan syariah tak bisa berjalan sendiri. Ia butuh kanal untuk menggerakkan dan menumbuhkan manfaat atas dana masyarakat yang dititipkan.

Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan mengatakan, tren ekonomi syariah masih positif di Tanah Air. Keuangan syariah akan maju saat masuk dalam ekosistem yang terintegrasi secara penuh.

Sektor perbankan, nonperbankan, hingga fintech hanya perlu memenuhi kebutuhan dari industri halal yang saat ini juga terus menunjukkan tren positif.

"Survei menunjukkan bahwa penduduk Indonesia itu sangat concern dalam menjalankan gaya hidup halal. Growing market yang terjadi saat ini sudah inline," kata Arief di Jakarta, belum lama ini.

Arief mengatakan, menurut data Bank Indonesia, rantai pasok halal (halal value chain /HVC) sudah menyumbang hingga 25-26 persen pada produk domestik bruto (PDB). Hingga kuartal II 2022, pertumbuhannya 4,74 persen untuk sektor-sektor unggulan HVC, seperti makanan minuman, fashion, pertanian, dan pariwisata.

photo
Pengunjung mengamati produk-produk pada Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022). - (Republika/Prayogi)

Bank Indonesia sendiri telah menjadi penghubung langsung untuk meningkatkan peran keuangan syariah dalam pendanaan sektor industri. Salah satu kegiatan akbar yang rutin digelar sejak 2014, yakni Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). ISEF secara rutin mempertemukan industri perbankan dengan pelaku usaha.

ISEF ke-9 pada 2022 mencatat transaksi senilai Rp 27,6 triliun yang mencakup pembiayaan lembaga keuangan syariah, transaksi antarpelaku usaha (B2B), transaksi antarpelaku usaha dengan konsumen (B2C), dan transaksi pameran ISEF 2022, termasuk Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2022.

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai pada masa-masa transisi pandemi ke endemi, kebijakan yang dilakukan para pemangku kepentingan untuk menjaga pertumbuhan keuangan syariah, antara lain, mendorong integrasi antara keuangan syariah dan industri halal. Hal ini agar kedua sektor saling menguatkan.

Analis Kebijakan Pendalaman Pasar KNEKS Bazari Azhar Azizi mengatakan, KNEKS berupaya mendorong pertumbuhan aset perbankan syariah melalui dorongan keterlibatan bank syariah dengan pembiayaan infrastruktur dan pembiayaan syariah melalui skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Ini sebagai upaya diversifikasi portofolio pembiayaan industri keuangan syariah.

photo
Petugas menata salah satu produk yang dipamerkan dalam acara ARQAM Fashion & Beauty Care Accelerator Demo Day di Jakarta, Senin (10/10/2022). ALAMI, perusahaan teknologi keuangan berbasis Syariah menyelenggarakan ARQAM Fashion & Beauty Care Accelerator Demo Day sebagai komitmen serius ALAMI dalam mendukung para pengusaha Muslim. - (Republika/Prayogi)

"Strateginya jemput bola, tapi tetap memperhatikan kesehatan dan risiko banknya," kata Bazari.

Di samping itu, sektor UMKM, termasuk UMKM industri halal yang kembali tumbuh, perlu menjadi fokus keuangan syariah.

Peneliti ekonomi syariah FEM IPB Irfan Syauqi Beik menambahkan, pada masa transisi pandemi ke endemi, para praktisi industri keuangan syariah hendaknya terus melakukan beragam inovasi produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. "Menjaga relevansi industri keuangan syariah dengan kebutuhan masyarakat itu sangat fundamental," ucapnya.

Hal yang juga perlu diperhatikan adalah pentingnya memperkuat integrasi pelaksanaan fungsi sosial pada lembaga keuangan syariah. Hal iti guna memitigasi ancaman resesi global pada tahun depan.

Bank syariah juga diharapkan dapat mengidentifikasi potensi-potensi ekonomi baru. Jika dikembangkan, akan memberikan manfaat positif bagi perekonomian.

Misalnya, mengembangkan ekosistem zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) berbasis masjid. Selain juga turut mengembangkan produk lokal berbasis pesantren. "Kalau bicara target, data menunjukkan secara keseluruhan, ada isyarat industri perbankan syariah telah berkembang sesuai harapan masyarakat," kata dia.

Menjadi Penerang Saat Dunia Suram

Indonesia sebagai titik terang saat ekonomi dunia suram.

SELENGKAPNYA

Agar Orang Papua tak Lagi Terpinggirkan

Kebijakan pemekaran daerah otonomi baru (DOB) oleh pemerintah dan DPR menyisakan banyak tantangan. 

SELENGKAPNYA

Percaya Diri Kendalikan Pandemi

Vaksin buatan dalam negeri sebagai pengejawantahan dalam mewujudkan ketahanan kesehatan.

SELENGKAPNYA